PADANG, POTRETKITA.net - Dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Padang Panjang Dr. Sulaiman Juned, dilantik menjadi Ketua Majelis Adat Aceh (MAA) Perwakilan Sumatra Barat (Sumbar), Senin (6/6).
Sulaiman bersama pengurus MAA Perwakilan Sumatera Barat dikukuhkan Wali Nanggroe Aceh Paduka Yang Mulia (PYM) Malik Mahmud Al Haytar, disaksikan Gubenur Aceh Nova Irianysah dan Wakil Gubernur Sumbar Audy Joinaldy, di aula kantor Gubernur Sumbar.
Sulaiman mengatakan, dengan dilantiknya kepengurusan
MAA Perwakilan Sumbar, niat baik untuk menjaga dan merawat potensi kekayaan
struktur adat istiadat dan budaya Aceh, dapat hidup dan lestari di tanah Minang
ini.
"Mari kita niatkan dengan tulus ikhlas sebagai
masyarakat Aceh, di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung. Juga memiliki
niat dengan tulus ikhlas dengan bersama-sama merawat adat istiadat dan budaya
Aceh, yang tentunya berdamai dengan Aceh, yang tentunya berdamai dengan
zamannya agar tetap hidup kebudayaan di negeri ini," katanya.
Sulaiman menyebutkan, manusia sering kali silang
pendapat, namun dengan adanya adat istiadat dan kebudayaan sesungguhnya yang
dapat merekatkan keretakan tersebut.
"Oleh karena itu, dipandang perlu organisasi ini
di Sumatera Barat bagi masyarakat Aceh yang bertujuan merekatkan kedekatan
manusia, menghilangkan perbedaan, selanjutnya menyungguhkan kebersamaan di
tengah masyarakat Aceh yang hidup di perantauan," sebutnya.
Maka ia mewakili pengurus baru MAA Perwakilan Sumatra
Barat berharap agar masyarakat Aceh di perantauan, dapat bekerja sama dengan
saling isi mengisi dan saling membutuhkan.
Sementara, Gubernur Nova mengharapkan, MAA Perwakilan
Sumatra Barat mampu mewujudkan dan meneruskan kebesaran adat Aceh yang telah
diwarisi para leluhur.
"Sehingga di tanah rantau ini, adat Aceh dapat
tampil sebagai duta besar, yang tentunya akan menjadi semacam paradigma bagi
bangsa dan suku bangsa lain untuk mengenal Aceh lebih jauh," katanya.
Menurut Nova, adat merupakan khasanah tak terpisahkan
dari kehidupan sehari-hari masyarakat Aceh. Bahkan, adat juga sudah menjadi
bagian dari kebijakan Pemerintah Aceh, dengan keberadaannya mendapat perhatian
serius, yang tertuang dalam Visi Misi Aceh Hebat.
Wali Nanggroe Aceh, Paduka Yang Mulia (PYM) Malik
Mahmud Al Haytar mengatakan, kehadiran MAA Perwakilan Sumatra Barat diharapkan
mampu sesuai dengan misi lembaganya untuk membangun masyarakat Aceh yang
beradab, berbudaya berlandaskan dinul Islam.
"Tentunya bukan hanya buat masyarakat Aceh yang
tinggal di Aceh, tapi juga bagi diaspora Aceh yang tinggal di seluruh
Nusantara, bahkan diberbagai belahan dunia," ujarnya.
Wagub Audy mengatakan, pemerintahnya sangat terbuka
dengan keberadaan masyarakat Aceh di Sumatra Barat yang diperkirakan saat ini
sekitar lebih dari 10 ribu jiwa.
"Kami pemerintah Sumatra Barat sangat terbuka
bagi siapa pun yang tinggal di sini untuk mecari rezeki, kami sangat senang
dengan masyarakat Aceh," katanya.
Apalagi tambahnya, Aceh dengan Sumatra Barat, dari
segi kebudayaan, makanan, hingga dalam segi hal agama dinilai sangat
menyerupai. "Pandangan terhadap budaya dan agama kita bilang serupa,"
katanya.
Dalam acara itu turut hadir Ketua MAA Tgk. Yusdedi,
Kepala Sekretariat MAA Darmansyah, Kepala Sekretariat Wali Nanggroe Aceh Azhardi, Kepala Badan Penghubung
Pemerintah Aceh (BPPA) Almuniza Kamal, ketua Ikatan Keluarga Aceh-Taman Syiah
Kuala (IKA-TSK) Sumatra Barat, serta Staf Khusus Wali Nanggroe Aceh, Dr. Rafiq
dan Kamaruddin Abubakar (Abu Razak).(*/mus)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar