Gempa dan Relaksasi - Potret Kita | Ini Beda

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

10 Juli 2022

Gempa dan Relaksasi

Oleh

Dr. Suhardin, S Ag.,  M Pd.

(Dosen Universitas Ibnu Chaldun Jakarta)


OPINI, POTRETKITA.net - Masyarakat jadi cemas, galau, dan panik dengan beredarnya rekam jejak gempa di Jakarta dan sekitarnya yang dirilis MTGS Georitmus melalui platform twitter.


Kabarnya, pernah pada 5 Januari 1699, terjadi gempa besar yang mengguncang selama tiga perempat jam, merusak gedung-gedung di Batavia, mengakibatkan puluhan korban jiwa dan longsor di Ciliwung. (Coolhas VI:49-50).


Pada 22 Januari 1780 terjadi pula gempa yang melanda Jawa, khususnya Jawa Barat sampai Sumatera bagian tenggara (Musson, 2012; Albini et al., 2013). Jarak gempa pertama ke kedua selama delapan puluh satu tahun.


Pada 10 Oktober 1834, Jakarta juga pernah tercatat diguncang gempa, (Musson, 2012). Jaraknya dari yang kedua ke yang ketiga, selama lima puluh empat tahun. Gempa ini meratakan sebagian besar bangunan Buitenzorg (Bogor lama).  Gempa bumi kuat yang mengguncang Jakarta itu berada pada Sesar Baribis, nama yang diberikan pada struktur sesar regional yang ada di Provinsi Jawa Barat. Selain Sesar Baribis, ada Sesar Cimandiri, Cipeles, Lembang, Pelabuhan Ratu dan Citanduy.


Sesar merupakan rekahan pada bebatuan, dimana bagian yang dipisahkan oleh rekahan akan bergerak satu sama lain. Sesar Baribis, dalam konteks ini, adalah sesar muda yang baru terbentuk pada periode tektonik zaman batu muda. Karena masih muda, patahan ini rawan mengalami pergerakan yang dapat memicu gempa.


Gempa merupakan proses alamiah yang terjadi akibat pergeseran, relaksasi dari bagian-bagian tertentu pada komponen bumi. Pada umumnya gempa dapat dibagi berdasarkan jenisnya, pertama, gempa tektonik, gempa yang disebabkan oleh pergeseran lempengan bumi. Kedua, gempa vulkanik, gempa yang disebabkan oleh letusan gunung, atau pergeseran magma dalam perut bumi. Ketiga, gempa ekstraterestial, terjadinya gempa akibat timpa meteor atau benda langit di bumi. 


Jenis-jenis gempa dan proses terjadinya gempa merupakan sunnatullah sebagai wujud rabbun ‘alamien. Allah SWT telah mengatur alam ini dengan sebaik-baiknya sampai pada saat yang sangat dirahasiakan oleh Allah SWT semua akan di nihilkan, kembali kepada-Nya. Pada manusia Allah SWT memberikan potensi akal untuk berpikir dan mempelajari tanda-tanda alam untuk dapat melakukan kebijakan dalam penyelamatan diri, manusia dan alam sekitarnya. 


Gempa pasti terjadi, besar, menengah dan kecil, tersebab oleh tektonik, vulkanik maupun ekstraterestial. Kegempaan tersebut bagian dari relaksasi bumi untuk penguatan dan pematangan diri, proses alam ini perlu dijadikan oleh manusia untuk melakukan relaksasi spiritual, bahwa manusia tidak memiliki daya upaya yang menentukan.


Penentuan segalanya ada pada Allah SWT. Gempa memberikan aba-aba kepada manusia bahwa akan datang saatnya bahwa bumi dan alam semesta ini akan hancur lumat, kembali kepada penciptanya yang sesungguhnya Allah SWT.        


BACA JUGAMewaspadai Megathrust Mentawai Setelah 225 Tahun BerlaluGempa Bumi dan Teologi Az-ZalzalahRisau itu Berjudul Gempa Jakarta


Manusia sebagai khalifah Allah SWT yang perlu dilakukan. Pertama, melakukan zonasi wilayah kegempaan. Para ahli geologi telah mampu membaca titik dan garis sesar gempa, maka pembangunan yang dilakukan pada zona tersebut perlu dilakukan pengetatan dan standarisasi kekuatan struktur bangunan. Jepang sudah berhasil menemukan struktur bangunan yang tahan gempa, dengan mengintegrasikan segenap struktur bangunan tersebut dalam keterpaduan, sehingga kuat dan tangguh serta landai dengan goyangan gempa. 


Kedua, merancang pembangunan yang tidak mudah menimpa dan mencelakakan orang sekitar, hindari struktur bangunan yang banyak mendatangkan reruntuhan yang bakal menimpuk orang yang berada disekitarnya.


Pemerintah telah hadir untuk memberikan izin mendirikan bangunan (IMB) ada juga kebijakan pemerintah memberikan izin peruntukan pembangunan tanah (IPPT). Kalau ini dilakukan dengan serius, tidak main-main, in sha Allah minimalisasi kurban gempa dapat dilakukan. Tetapi kebanyakan dari oknum pemerintah kita bermain dengan segala sesuatu yang telah dijadikan  regulasi, maka akibatnya dapat di rasakan di saat kejadian bencana.  


Ketiga, memberikan pendidikan dan pelatihan kepada segenap warga tentang mitigasi bencana, jangan membodohi rakyat dengan berbagai ritual tolak bala, dan pemberian sesajian agar tidak terjadi gempa, tentu hal ini adalah wujud kemusyrikan, berikanlah pendidikan kepada warga bahwa gempa adalah musibah, upaya Allah SWT memberikan peringatan kepada manusia untuk tetap istiqomah dalam ketaqwaan terhadap-Nya.


Warga diberikan bimbingan bagaimana mengamankan diri dan keluarga dari akibat terjadinya gempa. Warga yang berada di gedung agar menghindari diri dari bagian gedung yang runtuh, amankan diri di bawah meja, dan melekat pada struktur bangunan yang kuat dan kokoh. 


Keempat, jangan panik dalam kejadian gempa, tetapi tenangkan diri, dan berdoa kepada Allah SWT agar diberikan pertolongan, dengan penyerahan diri yang totallity, pasrah dan tawakkal kepada Allah SWT, kejadian yang terjelek yang menimpa terhadap diri kita, akan dinilai sebagai wujud nyata kesyahidan dan bertemu dengan Allah SWT dengan husnul khatimah.   


Kelima, kesiapsiagaan diri (self preperedness), merupakan kompetensi yang harus dimiliki semua warga terutama anak dalam usia pendidikan. Bangsa indonesia adalah negara rawan bencana. Bukan hanya gempa, tetapi ada juga, banjir, tanah longsor, badai, toufan, dan tsunami.


Semua bencana tersebut dialami di Indonesia, baik dalam skala kecil, menengah dan besar. Keterampilan diri untuk senantiasa siap dan terbiasa dengan bencana adalah hal yang sangat dibutuhkan oleh segenap warga negara.  


Bencana tidak bisa ditolak dan dialihkan ke tempat lain, tetapi dapat dipelajari dan diminimalisasi akibat, dampak dan resiko kebencanaan tersebut pada warga. Kehadiran para cendekia, ilmuwan, tokoh masyarakat dan pemerintah dibutuhkan untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Semoga kita semua dalam lindungan dan rahmat Allah SWT.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad