BARUS terdiri dari beberapa kecamatan setelah pemekaran. Berada dalam wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatera Utara, yang berbatasan langsung dengan Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Peran kota pelabuhan terkenal berabad-abad lalu sangat besar dalam penyebaran agama di Nusantara.
Di Komplek Makam Papan Tinggi |
Diyakini sebagai titik awal pendaratan Islam di pulau-pulau nusantara, kini di bibir pantainya sudah dibuatkan monumen Titik Nol Kilometer Peradaban Islam Masuk ke Nusantara. Monumen berbentuk tugu itu diresmikan Presiden RI Joko Widodo.
Di sini terdapat pemakaman para auliya dan orang-orang yang membawa Islam ke Nusantara. Pemakaman Papan Tinggi dan Al-Mahligai sangat dikenal oleh para peziarah, baik dari Indonesia maupun mancanegara.
Lalu, siapa saja yang berziarah ke makam para auliya itu? Pada umumnya adalah umat Islam yang memiliki kebangaan terhadap para ulama pendahulu. Pada bulan-bulan tertentu, kota kecil ini dipadati para peziarah, seperti dua pekan menjelang Ramadhan, sesudah Idul Fitri hingga Idul Adha, Muharram, dan Syafar. Di luar itu, sebenarnya kita ini tak pernah sepi dari peziarah.
Rombongan peziarah dari Sumatera Barat umumya didominasi dari Kabupaten Padang Pariaman, Kota Paiaman, Kota Padang, Pasaman Barat, Pasaman, dan sebagiannya dari Padangpanjang, Tanah Datar dan Sijunjung. Banyak pula dari daerah pesisir barat Aceh, kawasan Tapanuli bagian selatan, Mandailing Natal, daerah-daerah sepanjang jalur Gunungtua-Pasirpengaraian hingga Taluak Kuantan.
Pada waktu-waktu tertentu, di Barus juga ditemukan peziarah dari pantai timur Sumatera seperti Medan, Asahan, Batubara hingga Riau. Sebelum pandemi Covid-19 melanda, peziarah juga berdatangan dari Singapura, Malaysia, Thailand bagian Selatan, dan beberapa negara lainnya, termasuk dari Belanda dan Timur Tengah.
Berikut adalah destinasi menarik yang akan dikunjungi di Barus:
1. Makam Papan Tinggi
Makam Papan Tinggi ini terletak di Desa Penanggahan Kecamatan Barus, berada di atas bukit dan harus menempuh 710 anak tangga. Dari seluruh makam syekh yang ada di Barus ini, makam ini lah yang paling tinggi tempat keberadaannya, yakni bekisar 200 meter diatas permukaan laut (Mdpl).
Untuk mencapai ke lokasi makam ini, sebelumnya di kaki bukit terdapat pancuran air untuk membersihkan diri atau mengambil air wudhuk. Setelah itu, kita menaiki tangga yang sudah dibuat secara permanen sebanyak lebih kurang 710 anak tangga atau sekitar 145 meter.
Pemandangan dari bukit pemakaman terlihat panorama yang indah, sekelilingnya adalah hutan bercampur dengan hamparan sawah yang menghijau dan asri. Pemandangan lautan biru juga terhampar menakjubkan yang mengelilingi Kabupaten Tapanuli Tengah terlihat sangat indah.
Komplek Pemakaman Al-Mahligai |
2. Makam Mahligai
Makam Mahligai adalah tempat yang terdapat tumpukan-tumpukan kuburan tua. Lokasinya di Desa Aek Dakka, Kecamatan Barus luasnya ± 3 (tiga) Ha letaknya di atas bukit tidak jauh dari lokasi Makam Papan Tinggi hanya berkisar 3 km. Nama makam Mahligai berasal dari kata ‘Mahligai’ yang sama dengan istana kecil pada zaman dahulu. Kemudian nama tersebut biasa disebut dengan MAKAM MAHLIGAI.
Di makam Mahligai ini juga terdapat makam Syech Imam Khotil Muazamsyah Biktibai Syech Samsuddin Min Biladil Fansury (dari negeri Fansyuri) dan Syech Zainal Abidin, Syech Ilyas, Syech Samsuddin, serta makam-makam lainnya yang juga disebut-sebut sebagai pengikutnya.
3. Makam Tuan Syech Machdum
Makam Tuan Syech Machdum, jaraknya tidak jauh dari pinggiran jalan raya, masih di Desa Bukit Patu Pangan, sekitar 500 meter ke arah pantai menuju pusat Kecamatan Barus. Untuk menuju makam ini kita juga harus menaiki sekitar 80 anak tangga. Di makam ini juga terdapat makam lainnya yang disebut-sebut sebagai para pengikutnya. Luas area pemakaman sekitar 421,18 m2, dengan ketinggian ± 5 meter dari permukaan laut.
4. Makam Tuan Ambar
Untuk mengunjungi makam Tuan Ambar yang lokasinya sekitar 200 m dari tepi jalan melintasi kebun coklat milik penduduk, di Desa Panangahan Kecamatan Barus Utara. Di komplek makam ini, sepertinya batu nisan yang sudah tidak terbenam lagi yang pernah ditemukan ditempat yang sama atau sekitarnya telah dikumpulkan dan dideretkan. Tidak ada batu nisan yang bertarikh di komplek yang telah dipugar ini dan hanya satu batu nisan yang memuat nama almarhum.
5. Makam Tuan Ibrahim Syah
Makam Tuan Ibrahim Syah atau Syech Batu Badan ini terdapat di Simpang Tiga Bukit Desa Patu Pangan, berdekatan dengan Makam Papan Tinggi dan berjarak hanya berkisar 300 meter. Di atas makam ini, ada batu papan yang memanjang dari arah kepala hingga ke kaki, dengan kata lain panjangnya kuburan tersebut diatasnya ada batu untuk menghimpit makam tersebut.
Menurut ceritanya, makam Ibrahim Syah wafat pada tahun 825 Hijrah, merupakan raja pertama di Barus, beliau wafat karena dibunuh musuhnya dan didalam makam tersebut sengaja dihimpitkan sebuah batu supaya jangan di bongkar orang usil dan iseng.
6. Jembatan Hamzah Al-Fanshuri yang penuh warna-warni lampu di malam hari, pelabuhan tua Barus, Tugu Kilometer Nol Peradaban Islam Masuk ke Nusantara, juga menjadi destinasi menarik untuk disinggahi, setelah selesai melakukan ziarah.
Sementara itu, untuk membangkit semangat perjuangan kemerdekaan Indonesia dan kepahlawanan nasional, maka wajib pula rasanya kita berkunjung ke:
1. Makam Pahlawan Nasional Dr. Ferdinand Lumbantobing di Kecamatan Kolang, Kabupaten Tapanuli Tengah
2. Batu Ping di Kecamatan Andam Dewi
Batu Ping, terletak di Kecamatan Andam Dewi yang berbatasan langsung dengan Barus, merupakan prasasti peringatan perjuangan ALRI Sektor S, Pangkalan Sumatera Utara, Sub Terr. VII Komando Sumatera pada tahun 1945 – 1949. Prasasti ini diresmikan oleh Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Laksamana Madya TNI Muhamad Arifin pada tanggal 25 April 1991.
3. Tugu Perjuangan Perang Gerilya Masyarakat Tapanuli di Kecamatan Sitahuis
Tugu Perjuangan Masyarakat Tapanuli yang berada di Kecamatan Sitahuis Kabupaten Tapanuli Tengah merupakan suatu Monumen Perjuangan Kemerdekaan Nasional yang diresmikan oleh Menko Polkam RI, Jenderal TNI M. Panggabean.
4. Prasasti Sejarah Batu Lobang di Kecamatan Sitahuis
5. Monumen Perjuangan Oswald Siahaan di Kecamatan Tapian Nauli
Nah, kalau berhubungan dengan adat dan kebudayaan, maka kalau berkunjung ke Barus khususnya, dan Tapanuli Tengah umumnya, maka kunjungilah:
1. Makam Raja Sasi Hutagalung di Kecamatan Sitahuis
2. Monumen Raja Ompu Saritaon Panggabean Gelar Tuan Engal di Kecamatan Sitahuis
3. Pusat Penelitian Arkeologi Barus
Wah....itu baru terkait dengan wisata reliji, sejarah, dan kebanggaan nasional saja. Masih banyak lagi yang pantang dilewatkan di Tapanuli Tengah lo...makanya, banyak peziarah dan wisatawan yang mulanya merencanakan kunjungan singkat untuk berziarah semata, lalu memperpanjang waktu kunjungan mereka. Ada yang sampai mintak tambah hingga tiga hari!
Ada tim yang bisa dihubungi untuk berkonsultasi, membuat perencanaan perjalanan, memfasilitasi, dan memandu Anda menuju ke Barus. Cobalah hubungi email musriadi@rangtalu.net atau menggunakan chatting pada aplikasi whatsapp di nomor 081363119119. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar