LIMAPULUH KOTA, POTRETKITA.net - Banyak masyarakat yang menggantungkan ekonomi keluarganya dari tanaman gambir. Beberapa tahun belakangan produksinya terus menurun. Selain karena harga yang kerap jatuh, juga lantaran sulitnya akses transportasi.
sumbarprov.go.id |
Gubernur Sumatera Barat Buya H. Mahyeldi Ansharullah, selama dua hari, Ahad-Senin (10-11/7), melakukan kunjungan kerja ke nagari penghasil gambir itu, yakni Nagari Sialang dan daerah terujung Sumbar menuju Riau di pedalaman Kecamatan Kapur IX; Nagari Galugua.
Agenda gubernur di dua hari itu boleh disebut berkantor di Galugua. Pasalnya, selama dua hari itu, buya menghabiskan waktunya di sana untuk berdialog dengan masyarakat, melihat langsung beberapa hal yang dikeluhkan warga, serta meninjau kondisi infastruktur yang sangat memprihatinkan, khususnya jalan raya dan jembatan.
"Nagari Sialang khususnya, Kecamatan Kapur IX pada umumnya, merupakan daerah potensial pengembangan gambir. Tapi tentu butuh pembangunan infrastruktur dan dukungan program di bidang pertanian. Kalau tidak, maka jelas sulitlah membawa produksinya," ujar gubernur, sebagaimana dikutip dari publikasi Dinas Kominfotik Sumbar melalui website sumbarprov.go.id, yang diakses, Selasa (2/76) pagi.
Insya Allah, sebut gubernur, pihaknya akan mencanangkan tahun ini konsep penyelesaian masalah gambir ini. Sehingga ke depan masalah perekonomian masyarakat lebih baik lagi. Gubernur juga menyebut akan mengebut roadmap hilirisasi gambir.
Ia mengatakan, petani di Nagari Galugua sembilan puluh persen merupakan petani gambir. Sementra harga Gambir saat ini berkisar Rp45 ribu perkilogram. Banyak produk yang bisa kita olah dari gambir, katanya, ini diantaranya tinta, stempel, penyemak kulit, dan kosmetik," ujar gubernur.
Selain membicarakan produksi gambir, gubernur juga menyampaikan rencana pembangunan jembatan gantung yang menghubungkan Provinsi Sumbar dan Provinsi Riau.
“Jika akses jalan sudah dibangun, di daerah ini kita harus bangun fasilitas berupa sekolah, seperti SLTA Boarding, sehingga anak-anak yang berasal dari Limapuluh Kota dan perbatasan Riau bisa bersekolah, mendirikan puskesmas rawat inap di Kecamatan Kapur IX, dan membangun Pasar Raya Kapur IX,” ujar gubernur.
BACA JUGA : Cerita Gambir Indonesia dari Nagari Talang Maur, Sisa Kempaan Gambir Diolah jadi Kompos
Buya menegaskan, kunci kesejahteraan ekonomi masyarakat adalah terbukanya akses infrastruktur jalan, dengan lancarnya akses jalan ke Kecamatan Kapur IX, karena akan memudahkan pendistribusian hasil pertanian masyarakat ke beberapa daerah yang terhubung dengan Kapur IX seperti Kabupaten Pasaman dan Provinsi Riau.
"Kesadaran akan pendidikan yang berkualitas dan pembelajaran agama merupakan suatu hal yang perlu menjadi perhatian, apalagi di Kecamatan Kapur IX akan dibangun sekolah yang berkonsep rumah tahfidz. Tujuan dibangun sekolah tersebut adalah untuk mewujudkan misi dari Pemkab Limapuluh Kota yaitu menjadikan rumah tahfidz sebagai pelajaran muatan lokal di sekolah tingkat dasar dan (SD) dan tingkat menengah pertama (SMP)," sebutnya.
NAIK MOTOR TRAIL
Daerah terujung yang berbatasan dengan Provinsi Riau dan Kabupaten Pasaman di Nagari Galugua adalah Jorong Koto Tangah. Tidak mudah akses untuk bisa sampai ke sana. Sarana transportasi yang bisa melintasi jalan itu hanyalah sepeda motor jenis trail.
Kondisi jalan menuju Koto Tangah dan akses penghubungnya dengan Pasaman diketahui sangat terjal, dipenuhi bebatuan, dan seringkali terjadi banjir. Jarak tempuh Nagari Galugua ke Koto Tangah memakan waktu sekitar dua jam.
Gubernur bersama rombongan kepala OPD beserta Bupati Limapuluh Kota Safaruddin, menaiki motor trail demi menempuh perjalanan yang ekstrem tersebut. Tiba di lokasi, Gubernur singgah di salah satu Puskesmas Rawat Inap (Puskeri) Koto Tangah yang sempat terendam banjir pada Januari lalu.
Dari Koto Tangah, Gubernur bersama rombongan kepala OPD bertolak ke Jorong Tanjuang Jajaran, untuk melihat kondisi jalan menuju Rokan Hulu, Provinsi Riau, sepanjang tiga kilometer. Letaknya masih di Nagari Galugua.
Nagari Galugua memiliki empat jorong, yaitu Jorong Longan, Tanjuang Jajaran, Galugua, dan Koto Tangah. Jorong yang dikunjungi oleh Gubernur bersama 28 Kepala OPD adalah Jorong Tanjuang Jajaran, Galugua, dan Koto Tangah.
BACA JUGA : Gubernur Sumbar Menantang Arus Berjam-jam di Pasaman
"Rencananya jalan dari Galugua ke Pangkalan Rokan Hulu yang saat ini masih terjadi penyempitan jalan di beberapa titik, akan segera diperbaiki. Peningkatan infrastruktur jalan provinsi Sialang-Galugua-Tanjung Jajaran kita anggarkan adalah Rp9 Miliar, harapannya masyarakat Galugua dapat mendukung pertumbuhan wilayah, dengan adanya pertumbuhan jalan maka kesejahteraan ekonomi masyarakat akan terbangun," kata gubernur.
Di nagari paling ujung di Limapuluh Kota ini, Gubernur juga menyampaikan hal-hal yang menjadi perhatian Pemprov Sumbar diantaranya adalah membebaskan Nagari Galugua dari kategori nagari tertinggal, pemanfaatan hutan lindung, penyediaan listrik dan air bersih, penyediaan MCK di seluruh rumah warga, peningkatan fasilitas kesehatan baik di puskesmas maupun puskeri di Nagari Galugua.(*/mus)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar