TANAH DATAR, POTRETKITA.net - Wakil Bupati Tanah Datar Richi Aprian menegaskan, untuk mendapatkan solusi yang tepat dalam melawan kasus stunting, dibutuhkan adanya kesamaan persepsi terkait data yang disajikan,.
"Harus ada persamaan persepsi sepertinya, karena variabel yang dikeluarkan ada dua data, pertama data Pencatatan Pelaporan Gizi Masyarakat Berbasis Teknologi (e-PPGM), kedua data dari Survei Status Gizi Indonesia (SSGI). Dari dua data itu, kita harus bisa mencari mana yang akan menjadi fokus kita," ujarnya.
Richi menyatakan hal itu, dalam kapasitasnya sebagai ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Tanah Datar, Senin (17/10), di Padang, pada Rapat Evaluasi Rencana Tindak Lanjut (RTL) Audit Kasus Stunting (RTL-AKS).
Wabup menjelaskan, saat ini di Tanah Datar prevalensi stunting berada di angka 21,5 persen. Sedangkan target 14 persen pada tahun 2024. Untuk itu, imbuhnya, perlu dilakukan beberapa upaya, di ataranya lewat program orang tua asuh stunting.
Disamping penurunan angka stunting dengan variabel yang cukup besar, imbuhnya, salah satu yang harus segera diatasi juga, terkait dengan masalah sanitasi yang layak bagi sebagian masyarakat di Tanah Datar.
"Nah ini yang menjadi PR (pekeraan rumah) kita di Tanah Datar, karena masih banyak daerah-daerah yang rumah masyarakatnya belum memiliki sanitasi yang layak. Ini akan kita jadikan program prioritas, disamping anak-anak yang memang sudah stunting," terangnya.
Dalam upaya penurunan angka stunting di Tanah Datar, tambah Richi, 1.000 hari pertama kehidupan anak juga harus menjadi prioritas, bagaimana menyiapkan dan mengantisipasi, agar jangan sampai angka yang rawan stunting menjadi semakin besar.
"Saat ini kita sudah memiliki data, karena ini membutuhkan kerjasama yang besar antara pemerintah, masyarakat dan juga pihak swasta. Harapan kita, mereka juga mau intervensi tidak hanya masalah gizi, tapi juga masalah rumah, sanitasi, dan pendidikan," tegasnya.
Selain itu, tambah wabup, pemerintah juga akan terus melakukan sosialisasi, terutama kepada remaja putri, terkait dengan masalah kesehatan reproduksi dan tidak menikah di usia dini.(prokopimtd; ed, mus)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar