Teknologi Produksi Sorgum Antisipasi Krisis Pangan - Potret Kita | Ini Beda

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

27 November 2022

Teknologi Produksi Sorgum Antisipasi Krisis Pangan

JAKARTA, potretkita.net - Penguasaan teknologi dengan baik dan benar, diyakini mampu mendorong kehidupan manusia menjadi lebih baik. Berbagai krisis yang dihadapi, termasuk masalah pangan, bisa mendapatkan solusi tepat.

JATENGPROV.GO.ID

 BACA JUGA 


Salah satu potensi untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya krisis pangan adalah dengan meningkatkan penelitian dan penerapan teknologi. Penguasaan teknologi produksi pangan, menjadi semakin dalam menghadapi krisis pangan tersebut.


Badan Riset dan Inovasi Nasional dalam siaran persnya bernomor 115/SP/HM/BKPUK/X/2022 menjelaskan, Indonesia memiliki lahan pertanian yang sangat dinamis dan beragam. Berbagai tantangan yang dihadapi pertanian Indonesia, di antaranya adalah  perubahan iklim yang tidak teratur dalam dasa warsa terakhir ini. 

Selain itu, menurut keterangan pers itu, permasalahan stunting serta pasca COVID-19 yang telah menyebabkan  gangguan dalam konsumsi, produksi, rantai nilai, distribusi, dan perdagangan sistem pangan di seluruh kawasan.


Tak dapat dipingkiri, krisis pangan menjadi salah satu isu yang saat ini tengah melanda dunia, tak terkecuali di Indonesia. Berbagai tantangan bidang pertanian terus menghantui seperti perubahan cuaca yang ekstrim seperti kekeringan, kebanjiran, suhu ekstrem, ledakan serangan hama dan penyakit, dan bencana lainnya.


Penggunaan bahan kimia pertanian yang berlebihan, penggunaan air yang tidak berkelanjutan, degradasi tanah turut berkontribusi terhadap penurunan produktivitas pertanian. Degradasi sumber daya menjadi persoalan yang cukup serius terhadap penyediaan pangan global.


Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Laksana Tri Handoko menyebutkan, sorgum bisa menjadi alternatif dalam menghadapi krisis pangan. Hal ini karena kandungan nutrisinya memiliki kadar protein lebih tinggi dibandingkan dengan beras. Namun hal tersebut perlu didukung dengan penguasaan teknologi produksi sorgum, sehingga penguatan riset ke arah sana menjadi penting.


“Dampak pandemic Covid-19 masih terasa, serta diperparah dengan perang Rusia-Ukraina semakin mengganggu penyediaan pangan dan energi dunia. Untuk itu, perlu alternatif solusi, dan penguasaan teknologi produksi sorgum ini menjadi penting dalam mengantisipasi krisis pangan,” ujar Handoko.


Ketua Majelis Profesor Riset yang juga peneliti di Pusat Riset Biomassa dan Bioproduk, Organisasi Riset Hayati dan Lingkungan Bambang Subiyanto mengatakan, sorgum sebagai komoditas yang memiliki daya adaptasi luas, khususnya pada lahan marjinal dengan tingkat kesuburan rendah, sehingga tidak akan mengganggu produksi komoditas pangan lainnya yang sudah eksis.


“Walaupun secara genetik sorgum memiliki ketahanan pada kondisi ekstrim, teknologi pengelolaan tanaman juga berperan dalam menghasilkan produksi yang optimal,” ujarnya.


Bambang menambahkan, teknologi pengelolaan tanaman sorgum harus diperkuat, meliputi penyediaan benih berkualitas dari varietas unggul, penerapan teknologi budidaya sesuai kebutuhan tanaman dan spesifik lingkungan, pengelolaan panen dan pascapanen yang tepat serta pengembangan aneka ragam produk olahan sorgum.(rel/mus)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad