JAKARTA, potretkita.net - Sekjen Majelis Ulama Indonesia Dr. Amirsyah Tambunan, menyampaikan lima pesan dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Pesan pertama, bersihkan diri. Kerusakan lingkungan akibat dari kekotoran diri berupa sifat tamak, rakus dan serakah. Orang yang tamak dan serakah tega merusakan lingkungan untuk kepentingan dirinya, menumpuk kekayaan tanpa menghiraukan kelestarian lingkungan untuk kemaslahatan umum.
Maka, untuk memperbaiki lingkungan terlebih dahulu harus memperbaiki diri kita sendiri, bersihkan diri dari sifat tamak, rakus dan serakah, bangun kecintaan terhadap lingkungan, sehingga lingkungan kita menjadi lebih baik di masa depan.
Kedua, afirmatif action, kebijakan yang berorientasi kelestarian lingkungan, bukan kebijakan yang berorientasi kapitalisasi. Rela merusak lingkungan untuk menumpuk kekayaan.
“Kita sangat menyanyangkan, satu persen masyarakat kita mengusai hamper 85 persen kekayaan alam kita, sehingga dengan itulah terjadi kerusakan di berbagai lini," ujarnya.
Ketiga, MUI harus membentuk prototype bentuk masyarakat yang ramah lingkungan. LPLH SDA sudah membuat sebuah program masjid ramah lingkungan, hal ini sangat strategis untuk memberikan contoh kepada masyarakat tentang sebuah model masyarakat yang ramah lingkungan.
Masjid dibuat tanpa menggunakan AC karena AC bagian dari perilaku yang merusak lingkungan, dimana berkontribusi terhadap pemanasan atmosfier yang dapat menipiskan ozon, masjid juga harus hemat air, mendaur ulang air yang digunakan untuk berwhudu untuk dimanfaatkan pembersihan dan penyiraman tanaman.
Keempat, LPLH SDA perlu mengembangkan literasi terkait dengan teologi lingkungan, dimana memang bahwa makhkluk yang diciptakan Allah SWT tidak dapat melangsungkan kehidupannya secara sendirian, tetapi terkait dengan makhluk ciptaan Allah yang lain.
Hal inilah yang dinamakan dengan equilibrium system, semua saling terkait untuk memenuhi kebutuhan dan kelangsungan kehidupannya. Maka ayat kauniyah tentang lingkungan akan memperdalam ketauhidan kita sealku orang yang beriman, tegas beliau dengan suasana canda dan tawa.
Kelima, muamalat duniawiyat, program kelestarian, pemuliaan lingkungan harus dijadikan sebagai bentuk muamalat, dimana ayat tentang muamalat hampir dari dua pertiga dari ayat Allah SWT yang sangat bermanfaat, untuk memperkaya diri kaum muslimin tentang pelaksanaan tugas dan fungsinya sebagai khalifah Allah SWT yang memberikan kemaslahatan untuk kehidupan semesta.
Rapat Koordinasi Nasional Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup Majelis Ulama Indonosia dihadiri oleh segenap LPLH SDA Wilayah se-Indonesia dengan agenda untuk menkonsolidasikan berbagai program LPLH SDA MUI tahun 2023.
Dr. Hayu Prabowo dan Dr. Suhardin, M.Pd. sebagai ketua dan sekretaris LPLH SDA MUI memaparkan terkait beberapa program prioritas tahun 2023, diantaranya, pertama rakornas MUI yang tengah diselenggarakan hari ini.
Kedua, konfrensi internasional Masjid Ramah Lingkungan. Ketiga, gerakan sedekah sampah berbasis, masjid, pesantren dan interfaith. Keempat, waste manajemen training centre, pelatihan pengelolaan sampah, terutama kepada para aktifis masjid dan relawan tingkat rukun tetangga.
Kelima, pelatihan dai ramah lingkungan, memberikan pelatihan terkait lingkungan kepada pada dhuat, agar lebih memberikan porsi ke-lingkungan-an yang lebih besar pada content dakwah yang dilakukan.
Keenam, pengembangan hutan wakaf, memberikan edukasi dan gerakan kepada segenap ummat untuk mewakafkan lahan yang akan dijadikan hutan, baik di pemukiman maupun bekas kebun yang nanti akan dijadikan karbontrade.
Wakaf bukan hanya berpusat pada tiga M (Madrasah, Maqam dan Mushalla), tetapi perlu juga dijadikan hutan, yang akan memberikan kelangsungan terhadap kehidupan makluk semesta.(SUHARDIN)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar