JAKARTA, potretkita.net - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi menyampaikan, sebanyak 538 Warga Negara Indonesia (WNI) sedang dievakuasi dari Sudan menggunakan jalur darat.
BACA JUGA Mahasiswa Indonesia Dievakuasi, Sudan Perang Saudara
538 WNI yang dievakuasi akibat adanya konflik bersenjata di Sudan tersebut terdiri dari 273 perempuan, 240 laki-laki, dan 25 balita. WNI yang dievakuasi sebagian besar adalah mahasiswa Indonesia, pekerja migran Indonesia, karyawan perusahaan Indofood dan staf KBRI beserta keluarga.
“Ini adalah evakuasi tahap pertama yang dipimpin langsung oleh Dubes RI di Khartoum. Evakuasi dilakukan dengan menggunakan bis sebanyak 8 buah dan 1 mini bus KBRI,” ujar Retno, dalam pernyataan persnya di Jakarta.
Retno menyebut, sebagaimana dirilis setkab.go.id, perjalanan dari Port Sudan menuju tempat evakuasi di Jeddah, Saudi Arabia, menghabiskan waktu sekitar 15 jam dan melewati 15 pos peneriksaan, di antaranya di Arbara, Damir, Mismar, dan Sawakin.
“Saat ini, 538 WNI tersebut sedang beristirahat di rumah persinggahan di Port Sudan sebelum keberangkatan menuju Jeddah melalui jalur laut. Insya Allah persiapan pulang ke Indonesia juga terus dilakukan,” kata Menlu.
Retno menyampaikan, pemerintah Indonesia terus menjalin komunikasi dengan otoritas di Sudan untuk memastikan jalur aman dan keamanan bagi WNI. Dubes RI di Arab Saudi dan Konsulat Jenderal (Konjen) di Jeddah, Arab Saudi juga melakukan komunikasi dengan otoritas setempat untuk memastikan proses lanjutan berjalan dengan baik.
Pemerintah, katanya, juga akan segera melakukan evakuasi tahap kedua. Pemerintah mengidentifikasi masih terdapat 289 WNI di Sudan, yang sebagian besar adalah mahasiswa dan lima pekerja perusahaan.
“Rencana awal seluruh WNI akan dievakuasi dengan memanfaatkan gencatan senjata. Namun demikian, karena adanya pembatasan bahan bakar untuk bus yang akan mengangkut para WNI dan evacuee lainnya, maka evakuasi tidak dapat dilakukan dalam satu tahap,” terang Retno.
Dalam press briefing di Bandara Soekarno Hatta, Retno menyebut, dari hari pertama terjadinya konflik, koordinasi dengan lima erwakilan RI di luar negeri terus diperkuat, yaitu dengan KBRI Khartoum, Riyadh, Cairo, Addis Ababa dan KJRI Jeddah. Koordinasi juga kita perluas dengan K/L lain, terutama dengan TNI guna membahas evakuasi ke Indonesia.
"Saya sudah lakukan komunikasi dengan Panglima TNI yang menyatakan siap untuk membantu. Evakuasi ini kita desain dengan beberapa opsi, mengingat kondisi sangat cair dan dinamis di lapangan. Koordinasi juga kita lakukan dengan PBB dan beberapa negara lainnya," sebut menteri.
Menurutnya, setiap evakuasi pasti tidak mudah dan memerlukan perencanaan yang sangat matang, karena dilakukan di tengah pertempuran yang masih terus berlangsung.(*/mus)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar