Merawat Kenangan Bersama Uda Ir (bag 3) - Potret Kita | Ini Beda

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

25 Juni 2021

Merawat Kenangan Bersama Uda Ir (bag 3)

BERHENTI totalkah aktifitas beliau bersama masyarakat? Tidak. Sekali-kali tidak ada juga yang bisa ‘menagah’. Sang bupati sudah tiba di pelosok nagari. Bertongkat dan asik menelusuri persoalan warga yang dipimpinnya.

Dengan bertongkat, Uda Ir segera tiba langsung ke lokasi bencana yang menimpa warganya di Nagari Padanglaweh Malalo
Ketika mengikuti shalat berjamaah, dia tetap melakukannya di nagari-nagari, kendati harus shalat dengan menggunakan kursi.


Sambil berkeliling nagari pagi-pagi, tatkala Bupati Irdinansyah berkantor di nagari tersebut, beliau kerap bercerita kepada saya, betapa agenda yang dilakukannya itu penting untuk menjalankan tugas pemerintah dengan baik.


‘’Ada masalah yang bisa diselesaikan cepat dengan berkantor di nagari. Uda (begitu dia menyebut dirinya) mendapatinformasi langsung dari masyarakat menyangkut masalah yang mereka hadapi. Mana yang dapat diselesaikan cepat, dituntaskan hari ini juga. Pokoknya, maunya uda, semua persoalan harus mendapat penyelesaian tuntas,’’ katanya.


Dari penelusurannya di lapangan, persoalan terbanyak yang dihadapi warga miskin di pelosok-pelosok nagari adalah tidak terdaftarnya mereka sebagai peserta BPJS Kesehatan. Akibatnya, bila menderita suatu penyakit, jadi kesulitan mendapatkan layanan kesehatan, karena ketiadaan biaya.


Hampir setiap tahun, sebut beliau, ada pendataan warga miskin oleh lembaga pemerintahan. Namun entah di mana masalahnya, data yang berlaku tetap saja data lama. Akibatnya, warga mskin yang baru terdata tidak juga dapat masuk ke dalam dafrar warga miskin yang mesti dilayani dengan BPJS Kesehatan, dan layanan warga miskin lainnya.


Sivonik

Pada pertengahan Maret 2018, ketika Irdinansyah mulai terkekang oleh penyakit yang menderanya, apa yang beliau lakukan pada 2017 itu dikemas secara apik oleh Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten Tanah Datar di bawah pimpinan Adriyanti Rustam ke dalam sebuah paket bernama Sinovik, singkatan dari Sistem Informasi Inovasi Pelayanan Publik. Kebetulan, saya juga diikutkan dalam tim penyusunnya.


Kegiatan sang bupati dikemas dalam apa yang kemudian dikenal dengan istilah Berseri Nagari, singkatan dari Berkantor Sehari di Nagari. Fakta menunjukkan, langkah sang bupati yang amat fenomenal itu, merupakan terobosan luar biasa dan karya inovatif.


Hasil evaluasi berdasarkan proposal Sivonik itu membuktikan, dari lima nagari yang sudah menjadi sasaran kegiatan Berseri Nagari, banyak permasalahan masyarakat bisa diselesaikan, mulai dari persoalan administrasi kependudukan seperti akta kelahiran, kartu keluarga, dan perekam data KTP elektronik, sampai kepada bantuan taktis keluarga miskin, pendaftaran menjadi peserta BPJS Kesehatan, pengembangan ekonomi kerakyatan, dan perbaikan infrastruktur pertanian.


Masalah-masalah yang kerap muncul dan dikeluhkan masyarakat saat dilakukan program Berseri Nagari di antaranya persoalan kemiskinan, masih banyak warga yang belum memiliki dokumen kependudukan, masih adanya masyarakat yang belum tersentuh layanan kesehatan, berkembangnya penyakit dan masalah sosial, dan sarana prasarana umm yang rusak.


Dengan berkantornya bupati di nagari dan membawa perangkat daerah terkait, maka pelayanan dapat dilakukan langsung di tempat itu, sehingga permasalahan tidak lagi membutuhkan waktu yang lama untuk mendapatkan solusi.


Dari analisis terhadap permasalahan yang ditemui dalam memberi pelayanan mudah, cepat, dekat, dan tepat, disepakati untuk melakukan berbagai inovasi, di antaranya dengan cara membawa seluruh instrumen pelayanan yang ada di ibukota kabupaten ke jajaran pemerintahan terendah, dalam hal ini adalah nagari yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. (BERSAMBUNGditulis oleh Musriadi Musanif; Koordinator Daerah/Wartawan Harian Umum Singgalang Kabupaten Tanah Datar)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad