SUATU waktu, dia menulis
di laman facebook: Coba perhatikan bagaimana daun telinga merelakan dirinya,
sebagai tempat menyangkutkan gagang kacamata dan tempat mengikatkan tali masker,
ketika mulut dan hidung membutuhkannya.
Bayangkan
jika kemudian telinga marabo. ‘’Kenapa tuan gantungkan semua ke saya. Kenapa
tak sekalian ditambahkan juga dengan hanger baju tuan,’’ ucap daun telinga.
Sang doktor pun mengutip hadis: ‘’Perumpamaan orang-orang yang beriman di dalam saling mencintai, saling menyayangi, dan mengasihi adalah seperti satu tubuh, bila ada salah satu anggota tubuh yang mengaduh kesakitan, maka anggota-anggota tubuh lainnya ikut merasakannya, yaitu dengan tidak bisa tidur dan merasa demam.’’ (HR Bukhari dan Muslim).
Dia memang pakar di bidang ilmu keislaman, termasuk ilmu fiqh dan ushul fiqh. Keulamaannya juga sudah teruji. Tapi ada satu hal yang tak bisa lepas dari kehidupannya, yakni menggeluti segala jenis kegiatan sosial kemasyarakatan, termasuk Muhammadiyah di mana saat ini dia dipercaya sebagai ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Bukittinggi.
Sejak
remaja dan mahasiwa, dia memang penggemar berat hidup berorganisasi. Berabagai kepercayaan
diberikan rekan-rekan mahasiswa kepadanya, termasuk menjadi ketua umum Pimpinan
Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kota Bukittinggi.
Setelah bekecimpung di dunia akademis dan menjadi dosen, kepercayaan terhadapnya dari pemerintah semakin meningkat. Pernah diamanahi ketua STAIN yang kemudian dikembangkan menjadi IAIN Bukittinggi. Jabatan direktur pascasarjana IAIN Bukittinggi, pernah pula disandang. Kini, dia sedang fokus sebagai dekan Fakultas Syariah, masih di lingkungan IAIN Bukittinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar