IDUL ADHA atau Idul Qurban kali ini diselimuti musim dan peristiwa kematian. Menimpa saudara-saudara kita di seluruh dunia, dengan wabah corona.
Oleh AMRIZAKAR MANGKUTO MALIN, SH, M.Kn (Dosen, Pendakwah, Penulis, Praktisi Hukum) |
Tentu peristiwa kematian ini, jika dikaitkan dengan idul qurban, adalah bentuk dari kerelaan kita melepas orang-orang yang dicintai dijemput oleh Allah melalui wabah penyakit, sehingga dapat dikatakan, Idul Qurban tahun ini akan disertai dengan pengorbanan yang lebih besar, yaitu kehilangan jiwa orang orang tercinta.
Padahal Rasulullah SAW bersabda: "Tidak ada hari-hari yang lebih agung di sisi Allah dan amal shalih di dalamnya lebih dicintai oleh-Nya daripada hari yang sepuluh (sepuluh hari pertama dari Dzulhijjah)." (HR. Ahmad, dishahihkan Syaikh Ahmad Syakir)
Ada apa dengan Bulan Zulhijjah? Yang jelas bulan ini dan bulan sebelumnya, kita sedang mendapati musim pandemi virus corona, yang merenggut banyak jiwa orang-orang yang kita cintai. Tetapi kita tidak boleh lupa dan lengah dengan Firman Allah SWT; ''Akan ada setiap waktu selama bumi ini ada yang namanya ujian dari Allah.''
Ujian tersebut terdiri dari:
1.
Hadirnya rasa ketakutan dengan berbagai
sebab dan keadaan
2.
Hadirnya kelaparan dengan berbagai sebab
dan keadaan
3.
Hadirnya kekurangan harta (fakir dan
miskin) yang dialami oleh kebanyakan orang
4. Hadirnya
kehilangan jiwa (kematian) yang memisahkan orang yang berkasih sayang termasuk
yang bermusuhan.
5.
Hadirnya kekurangan buah- buahan dan
makanan, yang datang dalam bentuk musim gagal panen dan langkanya makanan.
Sebagaimana Allah firmankan: “Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.”( Surat Al-Baqarah ayat 155)
Maka ketika hadirnya ujian demi ujian tersebut, kata-kata yang pantas untuk diucapkan adalah sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran Surat Al-Baqarah ayat 156: (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata : "Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un" (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali).
Jika kata-kata ini yang diucapkan maka akan mendapatkan janji Allah pada surat Surat Al-Baqarah ayat 157 yaitu: “Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk”.
Sungguh indahnya bacaan Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un menjadikan yang membacanya mendapatkan ampunan dan rahmat serta petunjuk Allah SWT.
Sebagai contoh dalam Al-Quran adalah:
1. Nabi Ibrahim diuji dengan wahyu melalui mimpiuntuk menyembelih anak tersayangnya, dan Ibrahim menepati janjinya kepada Allah SWT. Sebagaimana disebutkan dalam Surat As-Shaffat ayat 102, dan Ismail setuju dengan perintah Allah dan bersiap untuk disembelih oleh sang Ayah. Artinya: “Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, "Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!" Dia (Ismail) menjawab, "Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar." Sebagai balasan atas ketaatan Ibrahim adalah: Allah ganti perintah menyembelih anak itu denganmenyembelih hewan, sebagaimana disebutkan pada Surat As-Saffat ayat 107 yang artinya: “Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.
Nabi Ya’qub dengan kehilangan anaknya bertahun-tahun bernama Yusuf, sampai Ya’kub mengalami buta karena sering menangis tiap hari bertahun-tahun, tetapi dengan kesabaran Allah, di masa tuanya dengan bisa melihat dan sembuh dari buta dan bertemu dengan anaknya yang hilang yaitu Nabi Yusuf AS.
Firman Allah dalam Surat Yusuf ayat 96, yang artinya : “Maka ketika telah tiba pembawa kabar gembira
itu, maka diusapkannya (baju itu) ke wajahnya (Ya'kub), lalu dia dapat melihat
kembali. Dia (Ya'kub) berkata, 'Bukankah telah aku katakan kepadamu bahwa aku
mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui.”
Masih banyak kisah pengorbanan seorag ayah atas anaknya, yang bisa menjadi pembelajaran bagi orangtua hari ini dalam menyemai cinta dan kasih sayang terhadap anak, ketika Allah meminta dengan cara apapun. sebagai orangtua harus siap dan ikhlaskan kepada Allah, insya Allah ada balasan terbaik di sisi Allah
Pembaca yang budiman
Ibadah Idul Adha disebut juga dengan Idul Qurban, karena Idul Adha itu berisikan beberapa rangkaian ibadah yaitu:
1. Puasa 10 hari di Bulan Zulhijjah.
Dari Ibnu Umar Radhiyallaahu ‘Anhuma,
dari Nabi Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam
bersabda, “Tidak ada hari-hari yang lebih agung di sisi Allah dan amal shalih
di dalamnya lebih dicintai oleh-Nya daripada hari yang sepuluh (sepuluh hari pertama
dari Dzulhijjah).” (HR. Ahmad, dishahihkan Syaikh Ahmad Syakir)
Dari Abu Qotadah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Puasa Arofah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim). Bagi yang tidak sanggup berpuasa sejak tanggal 1-8 Zulhijjah, maka berpuasalah pada tanggal 9 Zulhijjah sebagaimana disebut dengan Puasa Arafah.
2. Selama Bulan Zulhjjah dilarang berbuat Rafats (perkataan kotor, jorok, hubungan seksual, dan hal-hal
yang tidak senonoh dan fusuq yaitu semua bentuk kedurhakaan dan
kemaksiatan. Seperti menipu, berdusta, tidak melakukan sholat dst),berbuat
fasik,dan berbantah-bantahan, sebagaimana Allah firmankan yang artinya: “(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barang siapa
yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh
rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji.
Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya.
Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah
kepada-Ku hai orang-orang yang berakal.” (QS. Al Baqarah [2]; ayat: 196-197)\
3. Melakukan puasa
sebelum menunaikan Shalat Idul Adha
4. ShalatIidul Adha dua
rakaat, yang dilakukan di lapangan,dan jika hari hujan dan halangan dapat
dilakukan di masjid. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW dari Ummu Athiyah ra. mengabarkan, "Rasulullah SAW menyuruh
kami pada Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha supaya membawa wanita-wanita muda
dan para gadis dan wanita haid sekalipun, supaya keluar ke lapangan untuk
Sholat Id. Adapun wanita haid mereka tidak ikut sholat, tetapi ikut merayakan
serta berdoa bersama-sama kaum Muslimin. Aku berkata Rasulullah SAW, 'Di antara
mereka ada yang tidak punya baju untuk menghadirinya.' Jawab Rasulullah SAW,
'Suruh pinjam baju saudaranya'." (HR. Muslim).
5. Berhari
raya Idul Adha bukan sekedar sholat dua rokaat berjemaah, tetapi diikuti dengan
Khutbah Idul Adha. Dengan demikian, Shalat Idul Adha mesti dilakukan dengan
berjemaah disertai dengan Khutbah Idul Adha.
6. Menyembelih hewan qurban pada hari tasyrik yaitu pada tanggal 11,12 dan 13 Zulhijjah. Seungguhnya penyembelihan hewan qurban itu, yang sampai kepada Allah adalah ketaqwaan orang yang berkurban yaitu sebagaimana disebut dalam Al-Quran: “Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik”. (QS. Al-Hajj [22]; ayat: 37)----BERSAMBUNG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar