KPAI Minta Ciptakan Lingkungan Ramah Anak di Era Pandemi Covid-19 - Potret Kita | Ini Beda

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

22 Juli 2021

KPAI Minta Ciptakan Lingkungan Ramah Anak di Era Pandemi Covid-19

JAKARTA, POTRETKITA.net -- Anak-anak Indonesia banyak terpapar Covid-19, bahkan untuk angka anak meninggal akibat virus tersebut, tertinggi di dunia. Kita memerlukan banyak upaya untuk mencegah agar anak tak tertular lagi.

Komisioner KPAI Dr. Jasra Putra, M.Pd.(*)

Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Dr. Jasra Putra, M.Pd., menegaskan, berbagai upaya menguatkan imunitas anak harus dilakukan dalam upaya mencegah Covid-19 yang menyasar anak. Seperti diketahui, ujarnya, angka kematian akibat Covid-19 pada anak di Indonesia menempati posisi tertinggi di dunia, sebagaimana disampaikan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). 


Sedangkan di sisi lain, menurutnya, anak-anak yang dapat melawan virus ini harus mendapatkan vaksin. Saat ini vaksinasi anak baru mencakup usia 12 sampai 17 tahun, dengan target kepada 26.705.490 anak. Sedangkan yang sudah divaksin per 21 Juli 2021, vaksin pertama 540.018 anak dan vaksin kedua 37 anak. 


Berdasarkan pengamaan KPAI, katanya, anak berumur dua minggu sudah terpapar Covid-19. Artinya, kata dia, begitu sangat penting anak-anak tetap memiliki imunitas yang kuat di era pandemi. Lalu bila belum divaksin atau belum ada vaksin anak di bawah umur 12 tahun, bagaimana mereka menjaga diri agar tidak tertular?


''Menjaga anak tidak tertular Covid-19 sangat tergantung dari dukungan lingkungan, kesadaran lingkungan, dan keberpihakan lingkungan yang mengerti anak-anak dapat tertular Covid-19. Vaksin sebagai prasyarat kehidupan mereka menjadi amaar penting supaya tetap terlindungi di era pandemi,'' kata aktivis muda nasional asal Pasaman Barat itu. 


Untuk anak-anak yang belum dapatdi vaksin, tegasnya, maka pilihannya adalah berada dalam keluarga yang sangat memperhatikan protokol kesehatan, disiplin dan peduli kepada kondisi anak mereka, agar mereka memiliki imunitas yang baik. ''Namun mereka juga berhak di vaksin.''


Jasra mengatakan, Protokol kesehatan sangat ditentukan kedisiplinan orang tua, ketika harus keluar masuk rumah dan mengetahui resiko penularan kluster keluarga yang tinggi, sehingga keluarga tersebut menetapkan aturan ketat tentang kebersihan sebelum masuk rumah. 


Disiplin antara anggota keluarga tentang protokol kesehatan di rumah, tuturnya, juga menjadi hal utama selanjutnya. Bagaimana ada mekanisme saling mengingatkan di tengah ruang keluarga. Hal tersebut bisa dilakukan dengan membuat kesepakatan bersama, dan anak-anak bisa diajak aktif menegakkan aturan tersebut, dengan aturan tersebut dibuat berbagai karya anak dan ditempel dalam rangka mengingatkan protokol kesehatan. 


''Peduli kepada kondisi anak, adalah guna memperhatikan perkembangan yang sangat dinamis di sekitar aktifitas anak. Terkait mobilitas, pendidikan, olahraga, bermain, ibadah dan asupan makanan yang sangat perlu diperhatikan secara khusus. Karena mereka belum semua dapat divaksin dan inilah yang akan menjaga imunitas mereka,'' tegas Jasra.


Menurutnya, berbagai pilihan kebijakan pusat tentang penyelenggaraan pemenuhan hak dan perlindungan anak diciptakan dalam rangka anak-anak hidup layak di era pandemi. Mereka bisa dengan mudah memilih kehidupan yang menjaga mereka dari penularan. Sehingga anak bukan masuk dalam perdebatan berbagai kebijakan. Tapi kehadiran kebijakan itu membuatnya dapat memilih hidup layak selama pandemi, yang dapat mendukung tumbuh kembang, minat bakat yang diinginkannya untuk tetap berjalan di era pandemi ini. 


Seperti yang sangat dianjurkan para dokter, untuk anak-anak yang belum bisa divaksin, diupayakan agar melawan Covid-19 dengan berjemur matahari pagi pada pukul 08.00-jam 10.00 WIB, antara 15 hingga 20 menit, karena terbukti vitamin D sinar matahari dapat meningkatkan imunitas anak. 


Lalu bagaimana anak bisa melakukan ini di pagi hari. Padahal biasanya secara rutin aktifitas pagi diisi Pembelajaran Tatap Muka (PTM) atau Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ, dan kegiatan rutin lainnya. Untuk itu, ujarnya lagi, KPAI mengajak menuju Hari Anak Indonesia 23 Juli dan Anugerah KPAI 22 Juli dengan tema Anak Terlindungi, Indonesia Maju, untuk berbagai pihak kembali memperteguh komitmen, keberpihakan, kepedulian atas kondisi anak melawan penularan Covid saat ini.


KPAI mengajak guru, sekolah, orang tua, anak anak di sela sela belajar melakukan gerakan kepedulian dan keberpihakan bersama, dengan kesadaran penuh pentingnya meningkatkan imunitas anak dengan mengajaknya berjemur pagi di bawah sinar matahari. Mungkin dikemas atau disertai olahraga ringan atau membuat tema Senam Anak Indonesia Lawan Covid 19 menjadi gerakan edukasi bersama. Yang hal ini menjadi semangat  tema Menuju Hari Anak Nasional 23 Juli yaitu Anak Terlindungi Indonesia Maju, Anak Peduli Di Masa Pandemi.(mus)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad