Kontes Kecantikan Melalui Baliho Politik Kian Menjamur - Potret Kita | Ini Beda

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

27 Desember 2021

Kontes Kecantikan Melalui Baliho Politik Kian Menjamur

SLEMAN, POTRETKITA.net -- Baliho dan iklan politik menyongsong Pemilihan Umum 2024 kian menjamur. Warga Muhammadiyah jangan sampai terkecoh.

Prof. Abdul Mukti (muhammadiyah.or.id)

“Kalau bapak ibu perhatikan, sekarang ini orang-orang sudah mulai tebar pesona. Saya terus terang saja merasa khawatir, terutama orang yang sekarang menjadi menteri dan pejabat itu kan lebih fokus pada pencalaonan dirinya di 2024 daripada dia bekerja sebagai menteri, atau bekerja sebagai gubernur, atau bekerja sebagai pejabat yang lainnya,” tutur Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof. Abdul Mukti.


Mukti mengutarakan hal itu, saat memberi pengajian yang dilaksanakan Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Sleman, Ahad (26/12). Dia menyindir fenomena itu sebagai kontes kecantikan. Fenomena ini disebutkan akan lebih menjamur lagi di tahun 2022.


“Ya sudah kita itu seperti juri, kita lihat saja siapa yang tampil, kita lihat mereka itu berperilaku seperti apa dan kita nilai dengan pikiran yang jernih, tapi toh pada akhirnya kita tidak bisa memilih yang cantik-cantik itu,” ucapnya, sebagaimana dikutip dan disiarkan website resmi Pimpinan Pusat Muhammadiyah; muhammadiyah.or.id.


Kepada warga Muhammadiyah, Mukti mengajak agar tidak ikut terlarut pada kontestasi politik apalagi melanjutkan residu lama pemilu 2019. Dirinya mengajak agar warga Persyarikatan fokus pada kerja-kerja kemanusiaan Muhammadiyah yang inklusif dan nyata.


Karena itu, tegasnya, kemudian kalau kita melihat situasi poliltik itu santai-santai sajalah karena itu bagian dari permainan duniawi, lahwun, laibun, wa zinatun, itu pemainan dan itu tipu-tipu dan itu juga hiasan-hiasan saja, hiburan-hiburan buat senang-senang saja. Ga usah terlalu serius. Tapi dalam kita melakukan dakwah, membantu masyarakat, itu yang serius.


Sehingga yang menjadi fokus Muhammadiyah ke depan, menurutnya, bukan nanti hubungan Muhammadiyah dengan pemerintah seperti apa, sudah, itu memang menjadi dinamika politik, tapi Muhammadiyah berpikir post Covid-19. Setelah Covid ini Muhammadiyah mau apa ketika kemiskinan meningkat, masalah sosial semkain kompeks, banyak sekali anak-anak yatim, single parent, anak yang tidak bisa bayar SPP, dan  banyak hal yang tidak bisa kita prediksi pada 2022. ''Itu yang saya kira akan menjadi tantangan bagi Muhammadiyah,” imbuhnya.


Kalau kita mau larut ke politik, menurutnya, justru akan lebih banyak menghabiskan energi untuk hal-hal yang tidak memberikan solusi konkrit bagi masalah yang sekarang ini dihadapi oleh masyarakat. Oleh karena itu maka yang terjadi sudah bisa kita prediksi, tapi kalau Muhammadiyah istikamah dengan Khittahnya, dengan Matan Keyakinan Hidupnya, insya Allah Muhammadiyah akan tenang-tenang saja.(*/mus)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad