Gempa di Zona Megathrust Siberut itu Pernah Memicu Tsunami - Potret Kita | Ini Beda

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

14 Maret 2022

Gempa di Zona Megathrust Siberut itu Pernah Memicu Tsunami

PADANGPANJANG, POTRETKITA.net - Gempa megathrust magnitudo 6,7 dan 6,0, Senin (14/3/2022), mengingatkan kita pada peristiwa 225 tahun lalu. Gempa berkekuatan M8,5 memicu terjadinya tsunami yang melanda Kota Padang.

akun twitter daryono


"Sumber gempa M6,7 pagi ini masih berada di zona Megathrust Mentawai-Siberut dengan magnitudo tertarget M8,9. Zona gempa ini juga menjadi sumber gempa berkekuatan M8,5 pada 10 Februari 1797, atau 225 tahun lalu, yang saat itu memicu tsunami dengan tinggi sekitar 5 meter di pantai Kota Padang, Sumatra Barat," tulis Koordinator Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG Dr. Daryono, beberapa saat setelah gempa pagi ini.


Menurutnya, tsunami juga terjadi di beberapa daerah Sumbar dan Sumut, menerjang pantai dan muara sungai hingga menggenangi pesisir Padang. Banyak rumah hanyut. Kapal besar terdorong 5,5 km ke daratan menewaskan lebih dari 300 orang.


Soal ancaman gempa besar dan tsunami di kawasan pesisir barat Sumatra itu, Humas Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menghimbau masyarakat, agar memastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG, yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi.


BMKG juga meminta warga agar memeriksa dan memastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa, ataupun  tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan. BMKG juga menghimbau masyarakat agar tetap tenang, dan tidak terpengaruh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, serta menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.


BACA JUGAGempa Megathrust Guncang Sumbar dan Sumut 


Sebelumnya diberitakan, di kawasan megathrust itu terjadi dua kali gempa kuat, gempa pertama pada Senin (14/3/2022) sekira pukul 04:09:21 WIB pada koordinat 0,71 LS 98,5 BT, kedalaman 25 Km dengan pusat gempa berada di laut 161 km Tenggara Nias Selatan. Tepatnya di laut pada jarak 6 Km arah Selatan Hibala, Nias Selatan.


Guncangannya terasa kuat dan tercatat IV MMI di Kota Padang, Siberut, Nias Selatan, dan Gunung Sitoli. Sedangkan di Padang Panjang, Bukittinggi, Pasaman Barat, Tua Pejat, dan Pariaman III MMI. Gempa pertama itu juga dirasakan dengan guncangan II MMI di Dharmasraya, Payakumbuh, Kerinci, Tapanuli Selatan, Pesisir Selatan, Batusangkar, Padang Pariaman, dan Solok.


Selang beberapa menit setelah gempa pertama, persisnya pukul 04.38 WIB, terjadi pula gempa kedua dengan Magnitudo 6,0 pada koordinat 0.66 LS 98.45 BT. Pusat gempa berada di laut 154 km tenggara Nias Selatan. Guncangan IV-III MMI dirasakan di Nias Selatan, Padang, Siberut, Gunung Sitoli, Padang Panjang, dan Pariaman.


"Hingga pukul 05.10 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan sudah terjadi emapat kali aktivitas gempa susulan (aftershock ) dengan magnitudo terbesar M6,0. Hasil pemodelan tsunami oleh BMKG menunjukkan, gempabumi M6,7 ini tidak berpotensi tsunami, karena kekuatannya belum mampu menciptakan deformasi dasar laut untuk menimbulkan gangguan kolom air laut. Berpotensi destruktif atau merusak," jelas Koordinator Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG Dr. Daryono, di akun twitter pribadinya.


Menurutnya, gempa M6,7 itu merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng di Zona Megathrust Mentawai-Siberut. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan, jelasnya, gempa memiliki mekanisme pergerakan naik.(musriadi musanif)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad