Tak Semua Orang Bisa Sampai pada Ramadhan 1443 H - Potret Kita | Ini Beda

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

02 April 2022

Tak Semua Orang Bisa Sampai pada Ramadhan 1443 H

YOGYAKARTA, POTRETKITA.net - Tidak semua orang bisa sampai kepada Ramadhan 1443 Hijriyah. Oleh karena itu, kita wjib bersyukur. Puasa Ramadhan merupakan momentum dalam meningkatkan ketaqwaan.

ilustrasi dari muhammadiyah.or.id
Demikian dikatakan Ketua Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Sunanto, sebagaimana disiarkan website resmi Pimpinan Pusat Muhammadiyah; muhammadiyah.or.id, yang diakses pada Sabtu (2/4) pagi.


Sunanto yang akrab dispa Cak Nanto itu menegaskan, selain meningkatkan ketaqwaan, puasa di Bulan Ramadhan juga menumbuhkan solidaritas bangsa, dan menahan diri dari berbagai bentuk, keburukan dan hal-hal yang dapat merusak harmoni sosial.


"Kami mengajak kaum muslimin agar mengucap rasa syukur telah diberikan kesempatan berjumpa kembali dengan bulan penuh ampunan ini. Pasalnya, tidak semua orang bisa beribadah di Bulan Ramadan. Apalagi, banyak keutamaan dan hikmah, baik rohani maupun jasmani, yang didapatkan selama satu bulan penuh," katanya.


Sebelumnya, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof. Haedar Nashir menjelaskan, sebagaimana dimaktub dalam Alquran Surat Albaqarah ayat 183, tujuan tujuan utama disyariatkan ibadah pada bulan Ramadan, memang untuk meningkatkan ketakwaan orang-orang yang beriman.


Menurutnya, kata tattaqun dalam penggalan ayat tersebut, cenderung dipahami sebagai hadiah yang akan didapatkan oleh orang yang telah berpuasa. Seringkali takwa diposisikan sebagai pangkat, gelar, dan identitas yang melekat pada diri orang yang berpuasa.


Padahal, tegasnya, ungkapan tattaqun merupakan bentuk fiil mudlari yang berarti proses berkelanjutan dari perilaku takwa. Karenanya, bila selepas Ramadhan perbuatan takwa tidak dilanjutkan, maka laallakum tattaqun tidak akan didapat.


Selain itu, Haedar juga menyampaikan, agar warga Muhammadiyah melaksanakan setiap butir pedoman berpuasa di tengah pandemi Covid-19 yang baru-baru ini telah dikeluarkan PP Muhammadiyah. Meski tren positif Covid-19 terus melandai, bukan berarti umat Islam abai dengan segenap protokol kesehatan.


“Walau saat ini Pandemi Covid-19 telah melandai, namun kita tidak boleh melonggarkan protokol kesehatan. Melalui Majelis Tarjih dan MCCC telah terbit panduan berpuasa di tengah pandemi,” jelasnya.(mus)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad