TANAH DATAR, POTRETKITA.net - Kepariwisataan menjadi sektor andalan dan unggulan Provinsi Sumatera Barat. Ke depan, Geopark Singkarak diharap menjadi plusnya kepariwisataan di Ranah Minang, karena akan lebih menguntungkan, dan diyakini dapat menjadikan wisatawan menginap lebih lama.
“Dalam pengembangan pariwisata minat khusus, seperti Geopark Singkarak, kita berharap wisatawan bisa tinggal lebih lama di geosite yang mereka kunjungi. Kalau lama tinggal, mereka juga akan membelanjakan uang lebih banyak pula,” ujar Kepala Bidang Destinasi dan Industri Pariwisata pada Dinas Pariwisata Sumbar Doni Hendra, Rabu (8/6), di Batusangkar.
Doni
mengatakan hal itu, saat memberi arahan pada kegiatan Sosialisasi Geopark Ranah
Minang, yang diikuti pelaku dan pengamat kepariwisataan se-Kabupaten Tanah
Datar, dalam rangka mempersiapkan elemen-elemen masyarakat mewujudkan Geopark
Singkarak.
Saat
ini, katanya, Sumbar sudah memiliki tiga geopark nasional, yakni Geopark
Silokek, Sawahlunto dan Geopark Ngarai Sianok Maninjau. Pemprov Sumbar bersama
sejumlah pemkab kota, imbuhnya, sedang berjuang untuk ditetapkan menjadi
geopark nasional pula, yaitu Singkarak, Harau, Talamau dan Solok Selatan.
Sementara itu Dharmasraya dan Pasaman, merupakan daerah yang berpotensi
dicalonkan untuk juga ditetapkan sebagai geopark nasional.
Menurutnya,
bila Geopark Singkarak nanti sudah berhasil diwujudkan, maka destinasi wisata
Tanah Datar tidak lagi hanya Istano Basa Pagaruyuang, tetapi diperkaya dengan
geosite atau objek-objek wisata berbasis geopark atau taman bumi. Geopark,
sebutnya, dapat dikembangkan dengan maksimal, karena geosite atau destinasinya
mencakup geologi, flora, fauna, budaya yang ditatakelola dalam pilar
konservasi, edukasi, dan meningkatkan pendapatan masyarakat.
Dia
berharap, dengan intensifnya dilakukan sosialisasi, masyarakat akan jadi paham
tentang betapa pentingnya pembangunan kepariwisataan berbasis geopark.
Kepala
Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Parpora) Kabupaten Tanah Datar Agung
Indriyanto, saat tampil sebagai narasumber pada sosialisasi itu menegaskan, kebijakan
dan strategi pariwisata Tanah Datar berakar dari masyarakat, berkelanjutan, dan
pariwisata iven. Itu artinya, kata dia, warga harus menjadi subjek pariwisata,
memastikan keberlanjutan budaya lokal, habitat alam dan keanekaragaman hayati.
“Potensi
Singkarak itu luar biasa, keragaman hayati, geoparknya juga unik. masuk kawasan
strategis pariwisata nasional, lokasinya strategis, kuliner khas. Tantangannya adalah bagaimana meningkatkan
jumlah kunjungan, lama tinggal, dan meningkatkan jumlah uang yang dibelanjakan
wisatawan di objek wisata,” ujarnya.
Sekretaris
Umum Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Sumbar yang juga merupakan dosen
perambangan STTIND Padang Ahmad Fadhly, dalam paparannya menjelaskan, Geopark
Singkarak merupakan objek alam yang berdiri bersama ketagaman hayati, flora
fauna, dan budaya masyarakatt setempat.
“Danau Singkarak
bukanlah buatan atau aktifitas tambang, Singkarak adalah proses alam dan patahan
bumi, dalam hal ini Sumatera. Kendati rawan gempa, tapi bila dipadu dengan
kearifan lokal, maka geosite yang ada di sekitarnya jadi cocok dijual, geosite
mencakup danau, air terjun, ngarai dan ngalau,” jelasnya.
Untuk
pengembangan geosite yang akan dijual ke wisatawan, menurutnya, perlu
partisipasi masyarakat, amenitas, infrastruktur, data ilmiah, sistem informasi,
dukungan pemda, swasta, perguruan tinggi, badan pengelola, dan branding.(musriadi musanif)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar