JAKARTA, POTRETKITA.net - Muhammadiyah diminta berbagi pengalaman, sehingga hubungan silaturahmi dan saling bertukar ilmu bisa terwujud dengan Pimpinan Pusat Al-Washliyah.
Demikian dikatakan Ketua Umum Al-Washliyah Dr.H. Mashuril Khamis, MM saat berkunjung ke Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Mashuril didampingi pengurus Dr. H. Amran Arifin, M Si, Dr. Nirwan Syapri, H. Rijal Naibaho, SE., MM., Dr. H. Ridwan Nazar, M Si., H. Wizdan FL., SE., MM.Rombongan yang berkunjung Selasa (7/6) itu, disambut langsung Prof. Dr. H. Ahamad Syafiq Mughni, MA., Prof. Dr. H. Dadang Kahmad, MA dan Pengurus LDK PP Muhamadiyah H. Agustri Sundani, Dr. Suhardin, S Ag., M Pd., Mufid, MM, Imran Baihaqi, MA dan Pengurus Majelis Tabligh PP Muhamadiyah Dr. Fakhrurrazi, MA.
Dalam kegiatan silaturahmi, Mashuril menyampaikan, beliau meminta Muhammadiyah untuk memberikan pengalaman sukses Muhammadiyah dalam acara Rapat Kerja Al-Washliyah tanggal 10 Juni 2022 di Mercure Hotel Ancol yang dibuka di kantor Wakil Presiden Republik Indonedonesia. Selanjutnya beliau menyatakan ada tiga hal yang kami harus pelajari dalam Muhammadiyah.
Pertama, terkait permusyawaratan dalam Muhammadiyah yang senantiasa damai, tidak ada permainan money politik. Pimpinan dalam Muhammadiyah terpilih orang yang mengakar di kalangan jamaah, bukan terpilih dari orang yang tajir, banyak duit dan banyak memberi duit. Pemilihan pimpinan dengan sistem formatur dan organisasi berbasis sistem sangat perlu kami pelajari dari Al-Wasliyah tegas khamis.
Kedua, Muhammadiyah sangat sukses menata aset “hanya dua organisasi Indonesia yang sangat rapi dalam menata aset, HKBP dan Muhammadiyah, sebagaimana disebut Menteri Agraria Sofyan Djalil” kata ketum Al-Washliyah anak melayu Medan ini.
Ketiga, Muhammadiyah sukses dalam mengelola pendidikan, puluhan ribu aset Muhammadiyah semenjak dari Taman Kanak-Kanak sampai dengan perguruan tinggi dengan manajemen modern dan meritokrasi sistem. Beliau menegaskan bahwa Al-Washliyah masih jauh dibandingkan dengan Muhammadiyah maka kami perlu belajar dengan Muhammadiyah ungkap beliau dengan penuh canda dan tawa dalam ruang rapat yang sangat nyaman.
Pembicaraan dialogis berlangsung akrab dengan kekeluargaan dan implementasi ukhwah Islamiyah yang sangat tinggi diantara dua organisasi tua bangsa ini. Prof. Dr. Dadang Kahmad menyampaikan tantangan dakwah Islam bukan hanya pada daerah pedesaan, tetapi daerah kota cukup dahsyat. Tantangan yang sangat menantang adalah keberagamaan generasi muda dewasa ini yang sangat instrumental, pragmatis, hedonis dan materialis.
Pilihan agama pada anak muda sekarang adalah pilihan ke enam belas setelah beberapa pilihan yang bersifat materialis dan hedonis. Dakwah di bidang media sosial banyak dikuasai oleh para salafi, alwashliyah dan Muhammadiyah masih kalah dibandingkan dengan dakwah salafi tersebut, sehingga keberagamaan ummat mengarah kepada keberagamaan yang bersifat spiritualitas, skriptualis, radikalis dan fanatis.
Dakwah yang seperti ini tentu menghambat gerakan Islam kemajuan yang berusaha untuk membangun peradaban. Islam bukan hanya gerakan spiritualis tetapi Islam yang menjadi rahmat sekalian alam di gerakkan dengan toleransi dengan saling menghirmati, bukan saling menyalahkan seperti yang dikembangkan oleh dakwah salafi tersebut.
Dalam pertemuan tersebut Ahmad Syafiq Mughni, ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang membidangi dialog antar peradaban dan dakwah khusus serta tarjih, menjelaskan tentang persiapan Muktamar Muhammadiyah ke-48 yang akan berlangsung pada tanggal 18-22 November 2022 di Surakarat.
Muktamar tersebut, tegas beliau, akan membahas tentang pertanggungjawajab Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyusun program kerja memilih pimpinan dan menetapkan dokumen Islam berkemajuan yang menjadi tegline Muhammadiyah. Selanjutnya Syafiq menanyakan apakah alwashliyah juga punya tegline. Dijawab dengan canda dan tawa bahwa al-wasliyah teglinenya adalah jembatan menghubungkan antara paham kuno dan paham modern.(din/mus)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar