Prokopim Tanah Datar Perangi Hoaks dengan Kopi Sakarek - Potret Kita | Ini Beda

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

21 Juli 2022

Prokopim Tanah Datar Perangi Hoaks dengan Kopi Sakarek

TANAH DATAR, POTRETKITA.net - Perang informasi kini sudah tak mungkin dihindari lagi. Apalagi, perangkat telekomunikasi yang mendorong percepatan teknologi penyebarluasan informasi semakin canggih. Lawan terberat itu adalah berita bohong atau hoaks.

Dedi Tri Widono

Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan (Prokopim) pada Sekretariat Daerah Kabupaten Tanah Datar juga tak tinggal diam. Berita bohong sangat berbahaya terhadap kredibilitas pimpinan daerah, bahkan tidak menutup kemungkinan, bisa membuat situasi menjadi kacau.


Kepala Bagian Prokopim Dedi Tri Widono menjelaskan, KOPI SAKAREK merupakan salah satu solusi untuk menghadapi kabar bohong tersebut. KOPI SAKAREK dalam konteks ini, ujarnya, bukanlah kopi di gelas kecil, sebagaimana lumrahnya terhidang di warung-warung kopi, tapi merupakan program inovasi sebagai singkatan dari Komunikasi Pimpinan Secara Dakek (dekat) dan Arek (erat). 


“Ini bukan kopi di gelas kecil yang menggugah selera itu, tapi merupakan program inovasi yang kita terapkan dalam rangka penyebarluasan informasi, khususnya menyangkut dengan pimpinan dan pemerintahan daerah. Ini juga menjadi bagian dari usaha kita memerangi berita hoaks,” ujar Dedi, Kamis (21/7), pada sosialisasi program, di Batusangkar.


Dedi menjelaskan, dalam momentum kepemimpinan Bupati Eka Putra dan Wakil Bupati Richi Aprian di Kabupaten Tanah Datar saat ini, pihaknya mendapat informasi dari hasil survei sebuah lembaga, bahwa 36,4 persen masyarakat Tanah Datar menjadikan pertemuan informal sebagai sumber berita. Pertemuan informal itu terjadi di lepau, pasar, masjid, dan tempat-tempat pertemuan umum lainnya.


Ada pula 29,5 persen masyarakat yang sumber informasinya dari media sosial. Selebihnya berasal dari pertemuan resmi, televisi, radio, dan media massa lainnya. Dengan demikian, ujarnya, mayoritas warga Tanah Datar masih menjadikan pertemuan informal sebagai rujukan informasi.


“Penyampaian informasi oleh pimpinan, dalam hal ini bupati dan wakil bupati, dilakukan dalam dua mekanisme, yakni dengan mengundang masyarakat bertemu di nagari atau kecamatan, dan mendatangi masyarakat yang sedang berkumpul di lepau dan tempat-tempat berkumpul lainnya,” kata Dedi.


Dengan program inovasi KOPI SAKAREK, imbuhnya, pihaknya akan menyediakan informasi yang benar, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Karena itu, tutur Dedi, butuh komitmen dan dukungan semua pihak, terutama tim yang sudah dibentuk melalui Surat Keputusan (SK) bupati.


Kita berharap, sebutnya, dengan program KOPI SAKAREK akan mendekatkan hubungan antara pemerintah daerah dan masyarakat, karena dengan program ini akan terbangun hubungan komunikasi dua arah, dan masyarakat dapat memberikan masukan langsung kepada pemerintah.


Asisten Administrasi Umum Setda Helfy Rahmy Harun pada kesempatan itu menyatakan dukungannya, karena dinilai relevan dengan pola-pola komunikasi masyarakat, sebagai bagian penting dari tradisi dan budaya yang masih bertahan hingga saat ini.(mus)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad