TANAH DATAR, POTRETKITA.net - Di Kabupaten Tanah Datar, sedikitnya tercatat 2.736 anak menderita stunting, 70 anak di antaranya berdomisili di Kecamatan Sungaitarab. Perlu langkah-langkah taktis, strategis, dan melibatkan semua elemen masyarakat untuk mengatasinya.
![]() |
Berbincang menjelang kegiatan dilaksanakan |
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita, akibat kekurangan gizi kronis, sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan pada masa awal hingga setelah bayi lahir, akan tetapi kondisi stunting baru nampak setelah bayi berusia 2 tahun.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Datar Yesrita Zedrianis mengatakan hal itu, Kamis (30/6), di Sungaitarab dalam agenda penyerahan bantuan paket susu formula untuk balita di Kecamatan Sungaitarab. Bantuan berasal dari Pemkab Tanah Datar yang bekerjasama Tim Penggerak PKK Kabupaten Tanah Datar yang dipimpin Ny. Lise Eka Putra.
"Saat ini di Tanah Datar, dari data Dinas Kesehatan anak-anak yang mengalami pertumbuhan yang tidak normal atau stunting ini mencapai 2.736 anak, 70 anak terdata di Kecamatan Sungaitarab. Kita khawatirkan nanti hal ini akan berpengaruh kepada kecerdasan anak," sebut Yesrita.
Untuk itu, imbuhnya, kita himbau ibu-ibu yang punya balita, bahwa ini masih bisa kita atasi, karena penanganan stunting ini kita fokuskan pada anak-anak usia di bawah dua tahun.
Menurutnya, langkah awal antisipasi yang harus dilakukan, terutama pada ibu-ibu yang memiliki anak perempuan yang sudah memasuki masa menstruasi, agar mengkonsumsi obat tambah darah, hal ini dimaksudkan agar pada saat hamil nanti, bisa mengantisipasi lahirnya anak yang stunting.
Ny. Lise pada kesempatan itu mengatakan, peran ibu sangat penting dalam mengantisipasi terjadinya stunting, ibarat malaikat bagi bayinya, punya tanggung jawab yang besar, sehingga sangat mempengaruhi akan perkembangan masa depan anak, mau seperti apa kedepannya.
“Cobalah kita fokus saat menyusui anak, semua cinta dan kasih sayang tercurah, tatap mata anak ibarat berkomunikasi dengan anak walau belum dipahaminya, sehingga anak mendapatkan ASI eksklusif yang luar biasa bagi pertumbuhan dan anti bodi anak,” ucapnya.
Dia juga mengajak para orang tua untuk memperhatikan pola makan anak, seperti mengolah makanan sendiri dengan bahan yang kaya akan protein hewani maupun nabati, dan juga ada di sekitar tempat tinggal.
“Diberi makakanan ringan kemasan yang ada bumbunya memang enak bagi anak, namun itu belum tentu sesuai dengan kebutuhannya. Setelah itu diberi makan berat tentu perutnya sudah kenyang, ini lah yang akan merusak pertumbuhan anak atau stunting, gizi buruk maupun penyakit lainnya,” ujarnya.(mus)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar