Bukan Sekadar Kader - Potret Kita | Ini Beda

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

02 Agustus 2022

Bukan Sekadar Kader

Oleh RA Katik Mangkuto, S.Psi

(Mahasiswa Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat).


PERSYARIKATAN Muhammadiyah adalah organisasi kemasyarakatan yang menjadikan Alquran dan Sunnah sebagai landasan amaliahnya. Muhammadiyah sejak didirikan pada 1912, tetap eksis sebagai gerakan pembaharuan untuk menciptakan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya Islam.


Muhammadiyah dalam pergerakannya telah banyak memberikan warna bagi kemajuan negara kita tercinta. KH Ahmad Dahlan sebagai pendiri Muhammadiyah mengajarkan bagaimana kiat menjadi kader sejati, agar Muhammadiyah tetap eksis di Indonesia ini, kemudian kini sudah meluas hingga ke mancanegara.


Kader ialah sebutan kepada mereka yang berkecimpung dalam menyukseskan pergerakan Muhammadiyah. Menjadi kader Muhammadiyah bukan suatu perkara yang mudah. Ada perjuangan suci yang senantiasa diwakafkan demi kemajuan perssyarikatan dan bangsa. 


Kita bisa belajar kepada sejarah masa lalu dari beberapa tokoh Muhammadiyah yang mengabdikan diri seutuhnya kepada persyarikatan. Bukan soal harta, akan tetapi seluruhnya mereka nafkahkan, demi terwujudnya masyarakat yang bermartabat di tengah-tengah penyiksaan kaum penjajah yang merajalela. 

Hadangan dan rintangan tidak menyurutkan mereka selalu berbuat untuk Muhammadiyah dan bangsa ini. Dicaci-maki, dibilang kafir dan antek penjajah, namun beliau tetap kokoh dalam mengembangkan dakwah amar makruf nahi mungkar. 


Kyai Ahmad Dahlan telah banyak memberikan pelajaran berharga, tentang bagaimana menjadi kader militan di tengah gempuran yang tak berkesudahan. Mari kita ambil segelintir dari banyaknya perjuangan yang beliau lakukan, untuk mencerdaskan generasi bangsa di tengah hempasan kemiskinan, kekolotan dan pejajahan.


Beliau rela melelang harta bendanya untuk menggaji guru Muhammadiyah di Kauman Yogyakarta kala itu. Tetapi lihat, kekuasaan Allah SWT menjadikan perjuangan beliau terasa bersahaja dan mengharukan. 


Lalu seperti apakah kader militan itu? Di tengah kemajuan Muhammadiyah saat ini. Banyak orang  yang mengaku-ngaku kader dan bahagian dari Muhammadiyah. Kader Muhammadiyah adalah para tenaga inti penggerak persyarikatan yang memiliki totalitas jiwa, sikap, pemikiran, wawasan, kepribadian dan keahlian sebagai pelaku atau subjek dakwah Muhammadiyah di segala lapangan kehidupan.


Jadi, tidak mudah menjadi kader Muhammadiyah, jika poin-poin penting tersebut belum kental dalam diri kita. 


Terkadang yang bekerja pada amal usaha Muhammadiyah menganggap dirinyalah yang paling Muhammadiyah daripada mereka yang tidak bekerja di Amal Usaha Muhammadiyah. Terdengar celotehan, "Saya paling Muhammadiyah, karena saya telah memajukan ini dan itu untuk Muhammadiyah".


Kadang kader beliapun ikut menjadi amukan dari mereka yang bekerja di amal usaha Muhammadiyah. Mereka berkata, "Apa yang telah engkau berikan kepada AUM ini yang telah menyekolahkanmu?" Setelah mereka mengabdikan diri di AUM, kemudian dizolimi dengan beban kerja segudang dan gaji seadanya. Apakah ini cara Muhammadiyah dalam berdakwah? Tentu tidak. 


Ada pula suara sumbang terdengar bahwa kami sebagai pengurus inilah yang paling Muhammadiyah dari pada semua kader yang ada. Kami yang berjuang tampa pamrih untuk memajukan Perserikatan ini. Semuanya telah kami berikan untuk Muhammadiyah, diri kami, waktu kami bahkan harta kami semuanya kami berikan kepada Muhammadiyah".


Jadi kelompok ini mengatakan mereka adalah orang yang paling Muhammadiyah diantara masyarakat Muhammadiyah lainnya. Begitukah cara kader Muhammadiyah beramal?, tentu tidak. Sobat kader, untuk menjawab hal ini mari kita ingat-ingat kembali tentang tiga wasiat yang disampaikan oleh KH Ahmad Dahlan. 


Ketiga wasiat tersebut diantaranya; "Aku titipkan Muhammadiyah kepadamu. Hidup-hidupilah Muhammadiyah, jangan mencari hidup di Muhammadiyah. Silahkan engkau (kader Muhammadiyah) menjadi apa saja, kembalilah ke Muhammadiyah. Dari wasiat ini kita bisa banyak belajar bagaimana menjadi kader yang sejati. 


Beliau menitipkan Muhammadiyah kepada kita sebagai kader Muhammadiyah untuk apa? yaitu untuk selalu mengembang-luaskan dakwah amal makruf nahi munkar dipermukaan bumi. Jika di tengah-tengah masyarakat Muhammadiyah masih ada yang merasa paling kader dari yang lain, maka keMuhammadiyahannya perlu dipertanyakan.


Muhammadiyah itu Perserikatan, kalau Perserikatan yaa dijalankan atau digerakkan dengan bersama-sama bukan sendiri atau sekelompok kecil saja. Ingat, Muhammadiyah edentik dengan musyawarah. Jadi agar tidak terjadi benturan antar kader maka selesaikan setiap perkara kemajuan dengan jalan musyawarah. 


Dari wasiat beliau yang kedua maka sebagai kader Muhammadiyah harus benar-benar bisa paham dan memahami ini. Terutama kepada kader yang bekerja pada amal usaha Muhammadiyah. Kata hidup-hidupilah Muhammadiyah, jangan mencari hidup di Muhammadiyah adalah tamparan keras yang diwasiatkan oleh KH Ahmad Dahlan kepada para kader Perserikatan.


Ingat, tiga hal yang dapat menghancurkan harkat dan martabat manusia hidup di dunia ini di hadapan Allah SWT. Dua diantara tiga adalah perihal harta dan kekuasaan. Sebagai kader Muhammadiyah yang diberi amanah bekerja di amal usaha Muhammadiyah harus sadar dan benar-benar sadar akan hal ini. 


Jika kader Muhammadiyah sudah di sibukan dan dibuai dengan jabatan dan kekuasaan, merasa takut kursi akan tumbang atau berusaha menjatuhkan orang lain demi mempertahankan kekuasaan, maka pesanya kembalilah kepada fitrah kader Muhammadiyah.


Jika kader Muhammadiyah telah disibukkan hanya meperkaya diri sendiri dengan berdalih "saya bekerja demi Muhammadiyah, kalau tidak ada saya maka Muhammadiyah tidak akan berjalan dan alasan-alasan klasik lainya". Maka bagi kader yang seperti ini, luruskan kembali niat karena Muhammadiyah tidak pernah mengajarkan hal tersebut. 


Wasiat ketiga memberi pesan kepada yang bekerja pada amal usaha Muhammadiyah, jangan pernah mengekang kader belia dalam menggapai cita-citanya. Memang kitalah yang telah menyekolahkan mereka, kita jualah yang mendidik mereka tetapi yang berlu kita ingat mereka juga memiliki cita-cita dalam hidupnya.


Biarkan mereka meraih semua cita-cita dan yang perlu kita pesankan kepada mereka "silahkan kalian menjadi insenyur, polri, TNI, dokter dan bahkan presiden sekalipun, tetapi kembalilah ke Muhammadiyah dan tetap hidupkan dakwah amal makruf nahi munkar sesuai dengan kaedah yang telah ditetapkan oleh Perserikatan. 


Jadi di pengujung bait ini, mari kita saling mengintrofeksi dan menimbang-nimbang diri ini. Sudahkah niat ini lurus untuk menjadi kader Muhammadiyah ataukah hanya mencari popularitas semata. Ingat wahai kader, berMuhammadiyah itu terkadang melelahkan tetapi mendatangkan kegembiraan. 

Bermuhammadiyah itu terkadang melelahkan tetapi mendatangkan ketentraman. Mari luruskan niat, menjadi kader Muhammadiyah tidaklah mudah sobat tetapi terasa indah jika selalu menikmati setiap proses yang sedang dihadapi. 


Terbentur, terjatuh dan terhempas itu sudah biasa. Tetapi yang luar biasa itu bagaimana kita bangkit dan menghadang hal tersebut, sehingga kita bisa dikatakan kader yang militan. Wahai sobat kader, jadikanlah Muhammadiyah ini sebagai ladang amal untuk mengantarkan kita kepada surganya Allah SWT. Tujuan akhir sebagai kader Muhammadiyah hanya satu yaitu mengharapkan ridho Allah SWT atas setiap usaha yang sedang kita lakukan.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad