Pendidikan Muhammad SAW - Potret Kita | Ini Beda

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

11 Oktober 2022

Pendidikan Muhammad SAW

Oleh Dr. Suhardin, S.Ag., M.Pd.

(Dozen UIC Jakarta Dan BPH STKIPM Bogor)


OPINI, POTRETKITA.net - Muhammad kecil terlahir dari keluarga terhormat di kawasan jazirah Arab, kakeknya Abdul Muthalib pemimpin besar yang disegani di seantero dunia, persepsi publik menyebut bahwa keluarga mereka adalah keluarga besar Tuhan.


Abdul Muthalib orang yang sangat dekat dengan Allah, memiliki ketauhidan hanif, beliau bertawakkal kepada Allah dalam menerima tantangan yang luar biasa dari pasukan Abrahah yang mengendarai gajah untuk membumihanguskan Kota Mekah dan membawa Kabah ke Yaman yang telah ia bangun untuk menjadi destinasi wisata spiritual.


Abdul Muthalib bukan takut kepada Abrahah, tetapi dalam kalkulasi kekuatan tempur yang ia pahami bahwa pasukan Abrahah tidak mungkin dilawan oleh kekuatan pasukan Mekkah yang ia pimpin, tetapi ia sangat yakin bahwa pasukan Allah SWT tidak akan terlawan oleh Abrahah, pasukan Allah SWT pasti menang.


Maka ia dalam negosiasi dengan Abrahah hanya meminta agar Abrahah melepaskan ratusan unta beliau yang disita oleh Abrahah, terkait Kabah yang menjadi obsesi Abrahah untuk dihancurkan dan dibawa ke Yaman, Abdul Muthalib mengatakan bahwa itu, bukan miliknya, tetapi milik Allah SWT. Miliknya hanya unta, maka justrtu itu ia pinta kepada Abrahah untuk melepaskannya, permasalahan Kabah tergantung Allah SWT.


Maka dengan kebesaran Allah SWT semua makhluk ciptaan-Nya tunduk di bawah perintah-Nya Dan mensucikan Allah SWT, semua bertasbih kepada Allah SWT kecuali manusia yang kafir. Gajah tersungkur bersujud kepada Allah dan membalikkan badan kembali ke arah Yaman.


Pasukan burung berdatangan menjadi awan hitam yang tebal menggumpal di langit dengan membawa di paruh Dan kaki batu yang sangat panas, membuat kulit melepuh bagaikan dedaunan yang dimakan ulat. 


Peristiwa ini jelas sangat spektakuler, membangkitkan ghirah spiritualitas, menghidupkan teologis manusia yang tengah pongah terhadap kekuasaan, kekayaan Dan kejayaan. Manusia yang tengah asyik Dan maksuk dalam pesona kehidupan keduniaan, tersentak kanget ternyata memang kekuasaan Allah SWT itu nyata, tidak mungkin dipungkiri Dan ditandingi oleh kekuasaan lain di luar kekuasaan-Nya. 


Abdullah anak Abdul Muthalib Bapak Rasulullah Muhammad SAW sangat berperan dalam peristiwa tersebut, beliau anak Abdul Muthalib yang sangat baik, bijak, peduli dengan kemanusiaan. Beliau sangat aktif dalam memantau suasana, beliau mengurusi pengungsian warganya dari ancaman Abrahah.


Beliaulah yang pertama menyaksikan kekuasaan Allah SWT yang sangat spektakuler tersebut. Dari beliau inilah Allah SWT menitipkan bibit cikal bakal seorang manusia terhebat di dunia Muhammad SAW. 


Muhammad terlahir dari keluarga tersebut, yatim piatu, tidak menerima warisan ketauladanan Dan warisan harta benda dari beberapa personal yang kaya kepribadian Dan kaya harta tersebut, Abdul Muthalib Dan Abdullah, tetapi Muhammad kecil sudah diberikan Allah SWT nubuwwah, kenabian, dengan berusaha untuk membersihkan dirinya baik secara biologis, psikologis, sosiologis dan antropologis dari kebusukan-kebusukan kemanusiaan.


Secara biologis, hati sang kekasih Allah tersebut telah dibersihkan dari berbagai noda yang akan membuat dirinya kotor. Secara psikologis, beliau senantiasa dituntun oleh Allah SWT melalui malaikatnya agar senantiasa pada sikap dan perilaku yang benar, maksum dari berbagai noda dan dosa.


Secara sosiologis junjungan ummat tersebut diungsikan dari gemerlapan kehidupan kota ke suasana desa yang penuh dengan keakraban. Secara antropologis, rasul sekalipun berada pada ekonomi atas, kelas atas, bangsawan, borjuis, tetapi disusui oleh orang yang sederhana, ekonomi menengah ke bawah. 


Pendidikan keluarga yang diterima oleh junjungan ummat tersebut adalah pendidikan keluarga kelas bawah, bukan keluarga kelas atas, borjuis, kapitalis Dan hedonis. Tetapi keluarga agraris (petani), pastoralis (penggembala).


Beliau ikut dalam membantu pekerjaan penggembalaan kambing, merasakan kesusahan dalam penggembalaan, pemeliharaan dan pengembangbiakan kambing. Bukan menjadi seorang anak yang suka menuntut dan meminta berbagai fasilitas kepada bapaknya. 


Anak yang suka meminta berbagai fasilitas kepada bapak dan ibunya, membuat kedua orang tua menghalalkan segala cara untuk mendapatkan tuntutan dan keinginan anaknya. Mengapa orang tua tega korupsi, karena memenuhi tuntutan dan keinginan anaknya. Mengapa orang tua menyalahgunakan posisi, jabatan dan kewenangan, untuk memperkaya diri, karena keluarganya banyak tuntutan.


Tetapi Rasul anak yang terlahir dari keluarga terkaya di kota Makkah, penguasa Makkah, diberikan hidayah oleh Allah kepada kakek dan ibuknya waktu itu untuk disapih dan dibesarkan di kampong, menikmati kehidupan kampung, menjadi seorang agraris, pastoralis, dalam rangka menumbuhkan empati, simpati Dan keberpihakan kepada kaum lemah, miskin, dhuafa dan mustadafin.

 

Muhammad kecil hidup dalam lingkungan yang sehat, ekosistem yang apik dan rapi, serta memiliki keseimbangan alam, proporsionalis. Lingkungan sosial yang ramah, santun, terhindar dari gesekan dan persaingan kepentingan, kehidupan sosial yang akrab, kohesivitas antar individual dalam komunitas yang terjalin kuat, tidak ada personal interest yang berlebihan, sehingga membuat pertentangan dan konflik seperti yang terjadi di tengah kota Makkah. 


Pola pendidikan ini agaknya perlu menjadi kajian para pendidik, terumata orang tua yang tengah mendidik anak di lingkungan keluarga. Pertama, mengenalkan pencipta dan ciptaan dengan alam yang dihamparkan Allah SWT Dan ketersediaan sumber daya di alam yang diberikan Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyang kepada manusia selaku hamba ciptaan-Nya.


Sekalipun tidak dibacakan ketauhidan secara tekstulaisasi, tetapi susbtansi tauhid masuk dalam alam pikiran anak, bahwa Allah SWT ada dan nyata serta bergantung semua yang ada kepada-Nya. Bukan pembelajaran materialistik, sekularistik yang memberikan paham kuasa manusia pada anak. Malah memberikan paham kuasa ayah dan ibu untuk mendapatkan segala yang diminta dan dipinta anak.


Kedua, memberikan pemahaman kepada anak terhadap kontektualisasi kehidupan nyata pada menengah ke bawah. Bukan malah membawa anak dalam kehidupan glamour yang memamerkan kehidupan hedont, posting kehidupan yang berlatar belakang serba mewah, pamer kuliner yang serba enak.


Sehingga pendidikan dini yang diberikan orang tua kepada anak, kehidupan kemewahan, kesenangan, kemegahan, yang membuat orang tua dan anak masa depan tuna nilai dan tuna adab, sehingga menghalalkan segala cara untuk meraih dan meraup harta benda untuk dirinya, tanpa perhatian dan peduli dengan hak orang lain, keuntungan dan keberuntungan diri di atas penderitaan orang lain. 


Ketiga, memberikan pendidikan kemandirian kepada anak semenjak dini. Orang minang berkata, sayang ke kampung ditinggalkan, sayang ke anak di patangih (dibuat ia menangis), artinya sayang kepada kampung halaman, ditinggalkan untuk merantau mendapatkan kehidupan yang lebih baik, kemudian berkirim untuk kesejahteraan keluarga dan orang kampung.


Sayang pada anak, diberikan pendidikan tanggungjawab sedini mungkin, jangan anak dimanja, semua diberikan, semua dilayani. Berikan anak tanggungjawab, minimal membersihkan tempat tidur, mencuci piring, mengambil dan memasak makanan yang ia sukai, jangan berikan anak serba instan, sehingga ia tidak bertanggungjawab.  Kehidupan anak ke depan tidak sama dengan kehidupan orang tua sekarang. Anak akan hidup pada zamannya, berikan pendidikan yang kuat, jangan meninggalkan generasi lemah di hari depan. 


Keempat, pendidikan kecerdasan naturalis, anak diberikan pendidikan kecerdasan alamiah, ia berinteraksi dengan alam, menikmati keindahan alam, menikmati berinteraksi dengan hewan ternak, menikmati berinteraksi dengan manusia lain. jangan anak menjadi manusia super individual. Hidup dengan smartphone, dari bangun tidur sampai tidur lagi, tidak ada interaksi dengan orang lain dan lingkingkungan. 


Kelima, kekuatan pisik dan psikis, anak yang berinteraksi dengan lingkungan, alam sekitar memiliki pertumbuhan pisik yang baik, bagus, makanan yang dimakan tersedia di alam. Bukan anak yang makan siap saji, instan, semua serba pesanan online, tidak ada gerak pisik dalam mendapatkan sesuatu yang ia inginkan. Semoga bermanfaat.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad