Sapi-sapi di Jalan Lintas Barat Sumatera - Potret Kita | Ini Beda

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

20 Oktober 2022

Sapi-sapi di Jalan Lintas Barat Sumatera

PESSEL, POTRETKITA.net - Menyisir jalan lintas barat Sumatera, sejak dari Padang hingga Bengkulu atau sebaliknya, amatlah menyenangkan. Selain dihembus angin laut, mata pun dimanjakan pemandangan indah Samudera Indonesia.

ILUSTRASI TAMBORAKU.BLOGSPOT.COM

Jalannya bagus beraspal mulus. Kendati terasa agak sempit, namun nyaman dilintasi, lantaran tidak terlalu banyak kendaraan berukuran panjang, lebar, dan bersumbu lebih dari tiga.


Persoalannya adalah ketika kita lepas dari Kecamatan Batang Kapas, arah ke Bengkulu dari Padang, beberapa rambu lalu lintas yang tak biasa mulai bermunculan. Rambu bergambar sapi! Rambu jalan jenis ini hampir tidak ditemukan di kabupaten kota lainnya dalam wilayah kerja Polda Sumbar.


"Ini rambu lalu lintas yang tak biasa. Saya hanya menemukannya di sini. Jangan-jangan setelah ini ada pula rambu-rambu jalan bergambar harimau atau gajah," ujar Izhar Ilyas dan Fatra Edialis, dua warga Padang Panjang yang sedang melintas di kawasan Pesisir Selatan (Pessel) itu, dari Padang menuju Kota Sungai Penuh, Provinsi Jambi, beberapa waktu lalu.


Semakin jauh kita tinggalkan Painan, ibukota Kabupaten Pessel, maka semakin rapat dan banyak rambu bergambar sapi itu. Baru kemudian menghilang lagi setelah melewati Tapan, daerah ujung selatan Provinsi Sumatera Barat.


Edi, sang driver kendaraan yang ditumpangi Izhar dan Fatra menyebut, rambu-rambu memberi peringatan kepada pengendara agar meningkatkan kewaspadaan, karena di jalan nasional itu banyak sapi yang melintas, tidur-tiduran, dan berkeliaran di jalan raya.


"Kalau siang, biasanya sapi-sapi itu hanya sekadar melintas atau bermain, tetapi bila malam, tidak sedikit yang tidur-tiduran di tengah jalan. Jika jarak pandang terlalu pendek, karena kemampuan tembak lampu kendaraan pada malam hari, maka lebih baik kecepatan kendaraan diturunkan hingga batas yang bisa dikendalikan  ketika melakukan pengereman secara mendadak," ujarnya.


Cerita kendaraan menabrak sapi atau kendaraan yang ditabrak sapi, sudah hal biasa terdengar di jalur ini, karena kejadian sapi-sapi berkeliaran di jalan raya sudah sejak dulu.


Nah, sesuai arahan Kapolres Pessel AKBP Novianto Taryono, untuk menindaklanjuti potensi gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas), termasuk penertiban hewan ternak yang dapat berpotensi konflik sosial dengan mengacu kepada Perda yang telah ada, Polsek Pancung Soal pun mengedukasi, diantaranya dilaksanakanpada Selasa 18 Oktober 2022 baru lalu.


Wakapolsek Pancung Soal Iptu Darmawangsa dan Bhabinkamtibmasnya yang digelar di Kampung Aqsa Ken. Tigo Sungai Inderapura Kecamatan Pancung Soal. Bhabinkamtibmas Bripka Mahmudi, sedangkan Bhabinkamtibmas Briptu Rafki Elsa Putra di Kenagarian Inderapura Timur, serta Bhabinkamtibmas Brigadir Edwin Pratama Kenagarian Muaro Sakai Inderapura.


Dalam kesempatan itu, ketiga Bhabinkamtibmas menyampaikan kepada masyarakat agar mengikat atau mengkandangkan ternaknya, jika ternak tersebut masih berkeliaran, maka akan dikenakan sanksi hukum sebagaimana Perda Bupati nomor 1 Tahun 2016 Pasal 41 Tentang Penertiban Ternak.


"Jika ada ternak sapi kedapatan melanggar, akan dikenakan denda sebesar Rp250 ribu/hari, dan jika selama tuuh hari denda tidak dibayar, maka ternak sapi akan dilelang oleh Pemerintah Kabupaten Pessel. Untuk ternak kambing dendanya sebesar Rp100 ribu/hari, dan jika tujuh hari pemilik tidak juga membayar denda, maka ternak kambing akan dilelang," jelasnya sebagaimana diberitakan Tribarata Sumbar.


Kapolsek Pancung Soal AKP Dedi Antonis membenarkan kegiatan para Bhabinkamtibmasnya dengan menghimbau dan mengedukasi masyarakat di wilayah hukumnya. Dengan cara mendatangi Lokasi, menemui para pemilik ternak sapi maupun kambing, serta berkoordinasi dengan kepala kampung dan walinagari untuk memberitahukan kepada masyarakatnya.


Kapolsek menghimbau agar pemilik hewan ternak memelihara dengan baik, yakni mengkandangkan, karena salah satu contoh apabila dilepaskan, membahayakan bagi pengguna jalan raya maupun mengganggu ketertiban umum.(MUSRIADI MUSANIF)

1 komentar:

  1. Cerita tentang dunia "Lebuh Raye" nan hanya terdapat di Pesisir Selatan Ranah Minangkabau, Indonesia. Semoga mendunia lewat Potret Kita.

    BalasHapus

Post Top Ad