Wanita Minang Pimpinan Relawan Kesehatan Muhammadiyah ke Pakistan - Potret Kita | Ini Beda

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

06 Oktober 2022

Wanita Minang Pimpinan Relawan Kesehatan Muhammadiyah ke Pakistan


PADANG, POTRETKITA.net - Muhammadiyah mengirimkan Emergency Medical Team (EMT) atau tim medis darurat ke Pakistan, dalam rangka misi kemanusiaan membantu para korban bencana banjir.


Tim yang diberangkatkan itu dipimin dr. Eva Delsi Djohar, Sp.EM dari Rumah Sakit PKU Muhammadyah Gombong. Menurut Sekretaris Muhammadiyah Disaster Management Center PWM Sumatera Barat Portito, Dokter Eva adalah wanita Minang yang berasal dari Bukittinggi.


"Ada lima orang anggota delegasi Emergency Medical Team Muhammadiyah International bersama Tim Medis Delegasi Republik Indonesia. Insya Allah akan terbang Jumat (7/10) dinihari ke Pakistan. Mereka akan bertugas untuk pelayanan kesehatan di Karachi, selama 14-30 hari atau tergantung kondisi," kata Portito.


BACA JUGA 

Bantuan Senilai Satu Juta Dolar AS Diberangkatkan ke Pakistan

Korban Meninggal Gempa Besar Afghanistan Hampir Seribu Orang

1.500-an Orang Meninggal di Afghanistan


Menurutnya, keunikan EMT Muhammadiyah International ini, semua anggota delegasi adalah perempuan, dan ada ketua LLHPB PW Aisyiyah Aceh yang ikut serta yaitu dr. Aslinar Sp.A M Biomed. Tim ini dipimpin oleh dr. Eva Delsi Djohar Sp.EM dari RS PKU Gombong, selain itu juga didukung dua perawat RS Islam Jakarta Pondok Kopi dan satu perawat dari RS PKU Aisyiyah Boyolali.


Sebelum tim kesehatan yang dipimpin Eva bertolak, Muhammadiyah juga sudah aktif memberikan bantuan kemanusiaan di Pakistan melalui Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Pakistan, bekerjasama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia Islamabad, dan Diaspora Indonesia di Pakistan.


Berita yang disiarkan republika.co.id menyebut, PBB memperkirakan akibat banjir di Pakistan itu akan memicu bencana kemanusiaan, dalam hal ini adalah krisis pangan serius. Sekitar 5,7 juta orang korban banjir terancam masalah kesehatan dan pangan.


Otoritas Manajemen Bencana Nasional Pakistan melaporkan, banjir yang dipicu oleh hujan muson sangat lebat telah menewaskan 1.695 orang. Hujan juga merusak lebih dari 2 juta rumah dan membuat ratusan ribu orang mengungsi, yang sekarang tinggal di tenda atau rumah darurat.


Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) melaporkan, banjir diperkirakan akan memperburuk kerawanan pangan di Pakistan. OCHA mengatakan 5,7 juta orang di daerah yang terkena banjir akan menghadapi krisis pangan antara September dan November.


Menurut WHO, sebelum banjir 16 persen dari populasi Pakistan berada dalam kerawanan pangan sedang atau parah. Namun, pemerintah Pakistan menegaskan, tidak ada kekhawatiran segera tentang persediaan makanan, karena stok gandum cukup untuk bertahan sampai panen berikutnya dan pemerintah mengimpor lebih banyak gandum.


Wabah penyakit yang ditularkan melalui air dan penyakit lainnya, menurut laporan itu, meningkat di Provinsi Sindh dan Baluchistan barat daya. Banjir telah menyebabkan kerusakan paling parah di provinsi tersebut sejak pertengahan Juni.


Secara keseluruhan 18 dari 22 distrik di Sindh, ketinggian air banjir telah surut setidaknya 34 persen. Sementara di beberapa distrik banjir telah surut hingga 78 persen. Pemerintah Pakistan mengatakan, kerugian ekonomi akibat banjir mencapai sekitar 30 miliar dolar AS. Banjir menghanyutkan ribuan kilometer jalan, menghancurkan 440 jembatan, dan mengganggu lalu lintas kereta api.(*/mus)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad