Kompleks Candi Muaro Jambi Terluas di Asia Tenggara - Potret Kita | Ini Beda

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

11 Desember 2022

Kompleks Candi Muaro Jambi Terluas di Asia Tenggara

MUARO JAMBI, potretkita.net - Kompleks Candi Muaro Jambi terluas di Asia Tenggara. Arealnya mencapai 3.981 hektar. Ini 20 kali lebih luas dibanding Candi Borobudur atau Candi Angkor Wat di Kamboja.

JAMBIPROV.GO.ID

Melihat potensinya yang begitu besar, terutama dalan kaitannya dengan pengembangan pariwisata berbasis budaya, Komisi X DPR mendorong agar program restorasi peninggalan kepurbakalaan di candi ini bisa segera direalisasikan.


Wakil Ketua Komisi X DPR RI Abdul Fikri Faqih mengatakan, untuk melakukan restorasi, sebenarnya telah ada kesepakatan antara pemerintah pusat dan daerah pada September 2021. Kini tinggal lagi bagaimana merealisasikannya.


“Percandian Muaro Jambi ini merupakan kompleks percandian agama Buddha terluas di Asia Tenggara. Menurut catatan Komisi X, (luas) Candi Muaro Jambi ini 20 kali lebih besar dibanding Candi Borobudur dan kompleks Candi Angkor Wat di Kamboja," katanya.


Menurut Faqih, ini menunjukkan dari sisi kualitas dan keindahan, Candi Muaro Jambi tidak kalah. Untuk itu, ujarnya, sangat layak kompleks Candi Muaro Jambi ini direvitalisasi atau direstorasi.


Saat melakukan Kunjungan Kerja Spesifik Komisi X DPR RI ke kompleks Candi Muaro Jambi, Provinsi Jambi, Jumat (9/12/2022), Faqih menegaskan, dibutuhkan keseriusan pemerintah dalam mengembangkan cagar budaya terutama dari sisi perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatannya.


Ia juga menekankan pentingnya sinergisitas dan koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah untuk mewujudkan Candi Muaro Jambi menjadi lestari, di samping itu juga dapat memberikan manfaat untuk kepentingan masyarakat di antaranya dalam konteks pendidikan serta ekonomi.


Oleh karena itu, imbuhnya, penting adanya kajian terkait keberadaan Badan Pengelola Kawasan Cagar Budaya yang belum termaktub di dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya. 


“Penyakit (permasalahan, red) kita ini kan banyak ditemukan kurangnya koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah, maka penting untuk dikaji dan direalisasikan keberadaan Badan Pengelola Kawasan Cagar Budaya dalam UU Nomor 11 Tahun 2010, agar nantinya pemerintah pusat dan daerah dapat bekerja dengan sinkron," katanya sebagaimana dikutip dari DPR.go.id, yang diakses pada Ahad (11/12) sore.


Di samping itu, katanya lagi, juga penting adanya narasi-narasi dari pakar budaya dan arkeolog yang dibekali kurikulum yang pas. untuk kepentingan wisata cagar budaya, sebagai penunjuk jalan bagi wisatawan yang nantinya datang ke Candi Muaro Jambi ini.


Sekretaris Daerah Kabupaten Muaro Jambi Budhi Hartono mengatakan, Candi Muaro Jambi merupakan kebanggan dari masyarakat Muaro Jambi, dikarenakan merupakan destinasi wisata yang paling dekat dengan Kota Jambi.


“Kami selama ini bekerja sama dengan Balai Pelestarian Kebudayaan untuk bersama-sama mengembangkan candi ini dan banyak persoalan-persoalan sebenarnya yang kami hadapi karena memang keterbatasan kami dalam penganggaran kami untuk mengembangkan pariwisata ini," tuturnya.


Pada Rapat Kerja Komisi X DPR bersama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) RI pada 11 November 2022 lalu, melaporkan proses pendataan cagar budaya pada Desember 2021 terdapat 100.281 objek cagar budaya, 52 ribu objek yang telah diverifikasi, 4900 objek telah ditetapkan sebagai cagar budaya, dan 179 objek merupakan cagar budaya nasional. Kemudian di tahun 2022 ditargetkan 8344 objek cagar budaya yang akan dilestarikan dengan anggaran Rp293.665.000.000. 


Kunjungan Kerja Spesifik Komisi X DPR ke Muaro Jambi juga diikuti sejumlah Anggota Komisi X DPR lain di antaranya, Vanda Sarundajang dan Adriana Dondokambey dari F-PDI Perjuangan), Muhammad Nur Purnamasiri (F-Golkar), Tina Nur Alam (F-NasDem), Bisri Romly dan An'im Falachuddin Mahrus dari F-PKB, Mustafa Kamal (F-PKS), serta Zainuddin Maliki dari Fraksi PAN.


Pada laman resmi jambiprov.go.id diperoleh informasi, Kompleks Percandian Muaro Jambi di dalamnya tersimpan lebih dari 80 reruntuhan candi, dan sisa-sisa permukiman kuno dalam rentang abad IX-XV Masehi.


Meskipun belum sepopuler candi lain di Pulau Jawa, situs purbakala yang diyakini juga sebagai salah satu pusat pengembangan agama Buddha di masa kejayaan Kerajaan Sriwijaya ini, merupakan aset yang dapat dimanfaatkan di bidang ilmu pengetahuan, kebudayaan, pariwisata, sosial, agama, dan ekonomi.


Situs purbakala ini membentang dari barat ke timur di tepian Sungai Batanghari sepanjang 7,5 kilometer. Kompleks percandian ini dapat ditempuh melalui darat dan sungai dengan jarak dari Kota Jambi sejauh 30 Km.


Dari sekitar 80 reruntuhan candi yang sudah diketahui, yang oleh masyarakat setempat disebut menapo, baru sebagian kecil yang sudah dipugar. Berdasarkan sisa-sisa reruntuhan yang ada, sebuah bangunan menggunakan batu merah.


Candi-candi yang sudah dibangun dan bisa dikunjungi wisatawan adalah Candi Vando Astano, Candi Gumpung, Candi Tinggi, Candi Kembar Batu, Candi Gedong 1, Candi Gedong 2, dan kolam Talaga Rajo. Juga terdapat Kanal-Kanal Tua yang mengelilingi komplek Percandian ini. Lokasinya tersebar di Desa Muaro Jambi, Kemingking Dalam, dan Danau Lamo.


Pemprov Jambi telah menyusun master plan pengembangan situs candi Muaro Jambi dan berikut Design Engineering (DED) detail, untuk menentukan Restorasi Pengembangan Situs tersebut sebesar lebih kurang Rp12 triliun.(*/mus)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad