CIANJUR, potretkita.net - Mengidentifikasi jenazah yang telah rusak dan tertimbun berhari-hari, bukanlah pekerjaan mudah, seperti pada -enanganan bencana gempa Cianjur yang terjadi pada Senin (21/11) yang lalu, masih berlanjut hingga Sabtu (10/12).
TRIBRATANEWS.POLRI.GO.ID |
Pada Sabtu, tim Tim Disaster Victim Identification (DVI) berhasil mengidentifikasi dua jenazah lagi, sehingga total menjadi 157 orang. Kedua jenazah tersebut berhasil teridentifikasi melalui tes DNA dan catatan medis yang dibawa masing-masing ahli waris.
Salah satu proses penanganan yang masih dilakukan, hingga saat ini ialah identifikasi korban meninggal dunia yang dilakukan oleh Tim Identifikasi Korban Bencana, yang lebih dikenal dengan Disaster Victim Identification (DVI) Polri.
Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB Raditya Jati mengatakan, tim DVI menjadi bagian dari pendataan korban yang dikeluarkan oleh Posko Tanggap Darurat Gempa Cianjur. "Data korban yg dikeluarkan oleh data center di posko salah satunya dari DVI yang ada di RSUD Sayang Cianjur ini," kata Raditya saat menyambangi Pos DVI di RSUD Sayang, Cianjur, Jawa Barat, Sabtu (10/12).
Menurutnya, penanganan gempa Cianjur ini diharapkan dapat menjadi pembelajaran. Pembelajaran dari Cianjur, ujarnya, sebagai salah satu mekanisme terintegrasi dari sisi data yang akan disampaikan kepada publik. Ke depannya, imbuh Radit, diharapkan kolaborasi lebih intens dengan tim DVI terutama dalam proses respon tanggap darurat.
Pada kesempatan yang sama, Dokter Puspa Yuwi yang menjadi salah satu personil tim DVI Polda Jawa Barat berujar, DVI melakukan pendataan berdasarkan adanya laporan kehilangan dari keluarga maupun kerabat.
"Pos ante mortem yang menerima pelaporan orang hilang, dengan menggali sebanyak mungkin ciri-ciri fisik ketika hidup dan mengumpulkan bukti identitas orang yang dilaporkan hilang tersebut serta mengambil sampel DNA keluarga," ujar Puspa, sebagaimana dirilis laman resmi BNPB.go.id.
Sementara itu Dokter Ihsan Wahyudi selaku Dokter Forensik yang bertugas menangani identifikasi jenazah menjelaskan, setelah pos ante mortem selanjutnya pos post mortem yang salah satu tugasnya melakukan pencocokan data dari jenazah yang ditemukan dengan data-data orang yang dilaporkan hilang.
"Menerima korban atau jenazah dan melakukan pemeriksaaan secara detail dan identifikasi, kemudian melakukan pengambilan sampel DNA, hingga pemulasaran sesuai permintaan keluarga," ungkap Dokter Ihsan, sebagaimana disiarkan Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, Ph.D.
Tribratanews.polri.go.id memberitakan pula, Kepala Urusan Kedokteran Forensik Bidang Kedokteran Kesehatan Polda Jabar, Kompol. dr. M. Ihsan Wahyudi menjelaskan terkait dua jenazah di Rumah Sakit Umum Daerah Sayang Cianjur yang berhasil teridentifikasi tim DVI.
"Dua jenazah yang berhasil teridentifikasi tersebut, yaitu atas nama Nenah, 60 tahun, dan Nengsih, 40 tahun, keduanya merupakan warga asal Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang," jelasnya.
Wahyudi mengatakan, tim DVI hingga saat ini masih melakukan upaya untuk mengidentifikasi sejumlah jenazah korban gempa Cianjur. Tercatat, jumlah korban meninggal dunia sebanyak 334 orang. "Karena itu kami meminta bagi masyarakat yang merasa kehilangan anggota keluarganya untuk segera melapor ke Posko Pengaduan Orang Hilang di Bagian Forensik RSUD Sayang Cianjur dengan membawa catatan korban, seperti identitas diri dan catatan medis," ungkapnya.(*/mus)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar