Lebih Dekat dengan Gunung Marapi - Potret Kita | Ini Beda

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

13 Januari 2023

Lebih Dekat dengan Gunung Marapi

TANAH DATAR, potretkita.net - Gunung Marapi di Kabupaten Tanah Datar dan Agam, Provinsi Sumatera Barat, kini sedang menjadi trending topic, seiring dengan erupsinya beberapa hari belakangan.


    BACA JUGA 


Bagaimana sih Gunung Marapi itu? Mari kita berkenalan lebih dekat, mengambil referensi pada laman resmi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geolog (PVMBG) pada Badan Geologi; vsi.esdm.go.id.


Gunung Marapi adalah nama populer di masyarakat Minangkabau. Gunung ini memiliki ketinggian 2.891 meter di atas permukaan laut (mdpl) dengan lima kawah, yakni Kaldera Bancah (A), Kapundan Tuo (B), Kabun Bungo (C), Kapundan Bongso (D), dan Kawah Verbeek atau Kapunan Tengah (D4).


Cara mencapai puncak Marapi ada tiga jalu yang digunakan, yaitu Pariangan dari arah tenggara, Sungai Puar dari arah Barat Laut, dan Kotobaru dari arah selatan.


Karakter letusan Gunung Marapi berupa letusan secara eksplosif maupun efusif dengan masa istirahat rata-rata 4 tahun. Kegiatannya tidak selalu terjadi pada kawah yang sama, tetapi bergerak membentuk garis lurus dengan arah timur-baratdaya antara Kawah Tuo hingga Kawah Bongsu.


Sejak awal tahun 1987. letusannya bersifat eksplosif dan sumber letusannya hanya berpusat di Kawah Verbeek. Letusan disertai suara gemuruh, abu, pasir, lapili dan kadang-kadang juga diikuti oleh lontaran material pijar dan bom vulkanik (Rasyid, 1990).


Berdasarkan peta geologi, produk erupsi Gunung Marapi adalah aliran lava, aliran piroklastik (awan panas) sebagai hasil dari guguran lava, serta batuan jatuhan piroklastik yang lebih dominan.


Secara stratigrafi Gunung Marapi terdiri dari enam sumber erupsi, yaitu empat erupsi pusat dan dua erupsi samping. Erupsi pusat terdiri dari: Kawah Bancah yang menghasilkan jatuhan piroklastik, lava dan guguran lava;


Kawah Tuo yang menghasilkan endapan jatuhan piroklastik, aliran piroklastik dan lava; Kebun Bungo yang menghasilkan endapan jatuhan piroklastik, aliran piroklastik dan lava; Kawah Bongsu yang menghasilkan jatuhan piroklastik dan aliran lava. Erupsi samping yaitu Kerucut Sikumpar dan Maar Kayutanduk yang menghasilkan endapan Freatik.


Struktur yang dijumpai pada Gunung Marapi adalah berupa Sesar Besar Sumatra (Sesar Semangko), Sesar Normal, Sesar Oblique serta gawir-gawir sesar yang membentuk perbukitan yang curam dan terjal.


Menurut sejarah, pertumbuhan Gunung Marapi melelui beberapa tahapan, dimulai dengan pembentukan tubuh Gunung Marapi tua yang di bangun oleh satuan batuan yang erupsinya terpusat dari Kawah Buncah. Pada fase kedua, titik erupsinya berpindah serta membentuk Kerucut Sikumpar.


Pada fase ketiga, pusat erupsi kembali ke titik semula serta menghasilkan lava dan jatuhan piroklastik. Pada fase ke empat diantaranya adalah pembentukan Kawah Tuo, dimana terjadi tiga kali erupsi, satu diantaranya adalah erupsi besar.


Pada fase kelima adalah pembentukan kompleks kawah Kebun Bungo, dimana kawah tersebut terbentuk titik-titik erupsi kecil lainnya, yaitu kepundan A, B, dan C, yg mengekibatkan pembentukan morfologi yang terbuka kearah barat daya.


Fase keenam terjadi perpindahan pusat erupsi yang membentuk Maar Kayu Tanduk. Fase Ketujuh adalah pembentukan kawah Bongsu dan kawah Verbeek, dimana kawah Verbeek berada di dalam Kawah Bongsu. Erupsi-erupsi terakhir kembali lagi ke kawah Tuo dan Kawah Verbeek secara bergantian.


Dalam usaha Mitigasi Bencana Gunungapi dilakukan pemantauan visual dan kegempaan, secara menerus yang berhubungan dengan gejala vulkanik Gunung Marapi.


Pengamatan visual dipantau secara menerus dari Pos Pengamatan Gunung Marapi yang meliputi pengamatan tinggi, warna, tekanan asap abu letusan dan arah penyebarannya. Hembusan asap kawah Gunung Marapi berwarna putih sedang hingga tebal, tinggi 50-150 meter.


Pemantauan gempa dilakukan dengan memasang tig) unit seismometer secara permanen. Semua sinyal gempa dikirim ke pos pengamatan di Bukittinggi dengan menggunakan radio telemetri.


Semua data kegempaan direkam secara digital dengan menggunakan Datamark LS-3000, untuk sinyal gempa yang datang stasiun Batupalano juga direkam secara analog dengan perekam gempa tipe PS-2.


Pos Pengamatan Gunung Marapi di Bukittinggi juga berfungsi sebagai "Pos Regional Center". Yang menerima juga kegempaan dari Gunung Tandikat dan Gunung Talang.(vsi.esdm.go.id)


 BERIKUTNYA: 

Kawasan Rawan Bencana Gunung Marapi


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad