PADANG, potretkita.net - Salah seorang tokoh muda asal Kabupaten Tanah Datar; Nasrul A, tampil menjadi narasumber pada Pengkajian Ramadhan 1444 H, diikuti jajaran pimpinan Muhammadiyah se-Sumatera Barat, Sabtu-Ahad (8-9/4), di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Jln. Sawahan Padang.
Nasrul menyebut, tema pengkajian ini adalah Aktualisasi Risalah Islam Berkemajuan dalam Persyarikatan dan Masyarakat Sumbar. "Pengajian ini sesuai dengan arahan, ketua dan sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sumbar 2022-2027," katanya.
Tujuannya, kata Nasrul, supaya setiap majelis, lembaga dan biro semakin bergairah dengan berbagai program aktivitas masing masing.
Dalam pemaparannya, Nasrul selaku ketua Majelis Pendidikan Kader dan Sumber Daya Insani (MPK-SDI) PWM Sumbar itu, mengajak seluruh jajaran Muhammadiyah agar terus membangun dan menggerakan sinergisitas dalam pemantapan ideologi, serta menjalin terus hubungan kelembagaan.
Menurut Nasrul, pandangan Islam berkemajuan yang dipopulerkan selama ini, menjadi bagian dari karakter keislaman Muhammadiyah, bukanlah jargon dan istilah retoris. Gagasan berkemajuan, sebutnya, dapat dilacak dari spirit para pendahulu Muhammadiyah yang mengidamkan Islam sebagai agama yang berkemajuan.
Dengan pengajian pimpinan ini, jelasnya, diharap bisa diperoleh pemahaman yang menyeluruh dan transformatif, tentang Risalah Islam Berkemajuan sebagai pedoman kehidupan dalam persyarikatan, umat dan bangsa.
Lalu, imbuhnya, dipahami bagaimana meningkatnya silaturahim dan konsolidasi ideologi dalam menyikapi dinamika sosial dalam Persyarikatan, keumatan dan kebangsaan.
Kemudian, jelasnya, berkembangnya wawasan pimpinan dalam lingkungan Muhammadiyah Sumbar, tentang Risalah Islam Berkemajuan untuk menghadapi dinamika Persyarikatan, keumatan, kebangsaan dan kesemestaan.
“Muhammadiyah memandang dan meyakini, Islam merupakan agama yang mengandung nilai-nilai kemajuan, untuk mewujudkan kehidupan umat manusia yang tercerahkan. Islam berkemajuan menyemai benih kebenaran, kebaikan, kedamaian, keadilan, kemaslahatan, kemakmuran, dan keutamaan hidup secara dinamis bagi seluruh umat manusia,” ujarnya.
Mengutip Tanfidz Muktamar Muhammadiyah Satu Abad Tahun 2010 tentang Pandangan Islam yang Berkemajuan, Nasrul menyatakan, gagasan ini terus menggelinding dan mendapat peneguhan, sekaligus penegasan ketika Muhammadiyah menggelar Muktamar ke-47 di Makassar pada 2015.
Menurutnya, secara spesifik muktamar itu mengangkat tema Gerakan Pencerahan untuk Indonesia yang Berkemajuan. Islam berkemajuan, katanya, beriringan dengan tujuan dan cita-cita dari berdirinya negara Indonesia.
“Cita- cita bangsa ini adalah memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagaimana tertuang di Pembukaan UUD 45 adalah hal yang juga dicita-citakan oleh Islam berkemajuan,” jelasnya.
Secara formula, jelasnya lagi, sebagai kelanjutan dari gagasan yang mempunyai mata rantai pemikiran yang utuh, Muhammadiyah merumuskan apa yang disebut dengan Risalah Islam Berkemajuan(RIB), sebagai gagasan yang utuh dibahas dan diputuskan dalam Muktamar Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Surakarta.
“Islam Berkemajuan merupakan suatu pandangan keagamaan (religious view), pandangan keislaman(Islamic view), perspektif keagamaan (religious perspective), yakni perspektif Keislaman (Islamic perspective) dalam kerangka pemikiran paradigmatik bagi Muhammadiyah,” jelasnya.
Sebagai rumusan ideologis, menurut bakal calon anggota DPRD Sumbar itu, RIB diformulasikan secara sistemik dan sistematik, berfungsi sebagai landasan normatif dan pembingkai seluruh alam pikiran, sehingga memiliki daya perekat, peneguhan, dan penguatan internal.
Di pihak lain, tambahnya, manhaj, dan ideologi berfungsi sebagai jangkar gerak dan dinamika Persyarikatan dalam melakukan konstruksi dan pencerahan seluruh dimensi kehidupan. (MUSRIADI MUSANIF)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar