Kharyah Thayyibah - Potret Kita | Ini Beda

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

18 Maret 2022

Kharyah Thayyibah

BLITAR, POTRETKITA.net - Aisyiyah organisasi perempuan mitra utama Muhammadiyah dalam menggerakkan  dinamika ummat Islam lebih fokus kepada pembinaan keluarga sakinah dan pencerahan, pemberdayaan dan pelatihan perempuan menjadi ibu tangguh yang di bawah telapak kaki nya terhampar sorga. 

Keluarga sakinah melahirkan kampung thayyibah, kampung yang sejahtera, bahagia aman, makmur Sentosa. Kampung thayyibah ini melahirkan kota yang aman, makmur sejahtera dan sentosa juga. Melahirkan kan negara baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur (negara yang aman makmur di bawah ampunan Allah SWT). 


Masyarakat bangsa kita ada yang mendapat kan akses kesejahteraan, hidupnya lebih baik, sejahtera makmur dan sentosa tetapi memang belum tentu bahagia, karena kebahagiaan itu relative. Tetapi sangat banyak yang belum mendapatkan akses terhadap kesejahteraan, sehingga kehidupan nya berada pada garis kemiskinan bahkan ada yang berada di bawah garis kemiskinan. Hal ini bisa kita bahas lebih rinci dan meluas dalam kajian khusus. 


Aisyiyah yang bersinergi dengan Lembaga Dakwah Khusus dan Nasyiatul Aisyiah membina dan memberdayakan masyarakat yang tergabung dalam komunitas pemulung di pinggiran sungai. Mereka hidup di bawah standar hidup sehat dan standar hidup minimal. Penghasilan mereka bersumber dari pendapatan mulung barang bekas untuk dikumpul dan dijual kepada pengumpul. 


Nasib pemungut tentu tidak sama dengan pengumpul. Pemungut hanya menjual jauh lebih rendah dari pengumpul. Yang banyak mendapat kan uang tentu pengumpul. Mereka telah memiliki investasi. Sementara pemungut hanya berpenghasilan jauh di bawah standar kehidupan minimal. 


Komunitas inilah yang dibimbing oleh Aisyiyah, Lembaga Dakwah Khusus dan Nasyiatul Aisyiah, dengan melakukan kajian rutin yang terprogram dan terstruktur rapi terutama bimbingan tauhid, penertiban ibadah dan pembinaan keluarga sakinah mawaddah wa rahmah. 


Banyak permasalahan sosial, banyak phatologi sosial yang ditemukan. Dari tokoh komunitas yang ditemui menyampaikan bahwa banyak yang melakukan kumpul kebo, tidak nikah, tapi hidup layak orang suami istri dan telah punya anak. Tentu bapak ibunya tidak punya KK anaknya tidak punya akte. Jelas ini menimbulkan permasalahan dalam administrasi kependudukan. 


Belum lagi himpitan ekonomi dan sosial budaya yang dialami komunitas tersebut. Mereka hidup dalam rumah yang sangat sempit sekali (RSSS). Bapak, Ibu beberapa orang anak hidup dalam ruang dia kali tiga sehingga perlu istirahat dengan antrian. 


Lembaga Dakwah khusus, Aisyiah dan Nasyiatu Aisyiah berusaha melakukan pendampingan agar mereka terjaga ibadah, tetap dalam rumah keislaman, diberi kan modal, diberi kan bimbingan manajemen keuangan keluarga, manajemen usaha, dan bimbingan pelayanan administrasi kependudukan, agar mereka mendapat kan akses bantuan pemerintah.(SUHARDIN)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad