Dakwah Komunitas Strategi Baru Menembus Belantara Dakwah (Habis) - Potret Kita | Ini Beda

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

30 Mei 2022

Dakwah Komunitas Strategi Baru Menembus Belantara Dakwah (Habis)

Oleh Dr. Suhardin, S Ag., M Pd.

Materi Seminar Nasional dan Bedah Buku Anak Panah Sang Pencerah Dakwah Merambah 3T 

di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Medan 31 Mei 2022 

DAKWAH komunitas adalah sebuah konsep dan strategi dakwah yang disusun sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan komunitas yang menjadi objek dakwahnya. Misalnya, untuk di kalangan masyarakat kelas menengah-atas yang secara ekonomi mapan dan memiliki latar pendidikan yang relatif tinggi, kebutuhan mereka akan identitas sosial-keagamaan berbeda dengan kelompok kelas menengah-bawah.

Pemahaman dan intepretasi kelas-menegah terhadap konsep-konsep dasar keagamaan Islam yang menjadi pegangan mereka juga berbeda. Boleh jadi kelas menengah lebih kosmopolit, dan melihat fungsi agama sebagai pendorong untuk melakukan amal kebajikan dalam ranah sosial, ekonomi dan politik yang lebih luas.


Sementara itu, di kalangan kelompok masyarakat kelas menengah-bawah, keberislaman menjadi bagian dari upaya meningkatkan spirit dan ethos kerja guna memperbaiki taraf hidup. Bagi kelompok marjinal, Islam menjadi sarana perjuangan untuk mendapatkan kembali hak-hak mereka sebagai warga negara yang telah diabaikan oleh negara. 


Model Dakwah Pencerahan Berbasis Komunitas  yang dikembangkan Muhammadiyah harus dimaknai sebagai bentuk dakwah yang fleksibel dan dinamis, yang tidak hanya menyampaikan pesan pesan keagamaan melainkan juga disertai aktivisme yang bersifat praksis, dengan prinsip: (1) kemampuan menerjemahkan pesan dan misi dakwah secara relevan yang membawa pencerahan dalam kehidupan komunitas yang menjadi sasaran dakwah;


(2) kemampuan memahami dan memetakan komunitas secara lengkap; (3) kemampuan untuk mengorganisasi/memobilisasi; (4) kemampuan beinteraksi dan berkomuniasi sesuai dengan karakteristik komunitas; (5) kemampuan memetakan dan mengidentifikasi kebutuhan komunitas; (6) kemampuan untuk membangkitkan solidaritas; dan (7) kemampuan mengembangkan proses pecerahan yang membebaskan, memberdayakan, dan memajukan kehidupan yang bermakna sesuai dengan nilai-nilai luhur ajaran Islam yang membawa kemajuan.


Beberapa komunitas sosial yag telah digarap oleh aktifis dakwah Muhammadiyah, pertama, dakwah di tengah eks Pekerja Seksual di Kecataman Krembangan. Muhammadiyah telah mampu mengentaskan kegiatan komersialisasi seksual. Para esk pekerja komersial seksual diberikan pekerjaan, diberikan pelatihan dagang dan dilakukan kajian yang tetap satu kali dua minggu.


Kedua, komunitas LGBT (Lesbian Gay Biseksual dan Transgender) di Kabupaten Pasuruan, memberikan tempat untuk melakukan curhatan, pendekatan konsultas dan konsling, membuat saudara yang tengah tergelincir kembali ke jalan yang benar. Ketiga, komunitas anak punk dilakukan di Kabupaten Demak, memberikan tempat dan fasiltas persyarikatan kepada saudara yang tengah mengalami dis orientasi kehidupan, pencarian jatidiri yang susah ditemukannya, Muhammadiyah menemukan jati diri dan mengantarkan hidayah, sehingga mereka dapat pulih dan kembali dalam kehidupan yang normal.


Mereka diberikan hak sipil kenegaraan, diberikan akses pekerjaan dan diikutkan sebagai jamaah Muhammadiyah dalam kajian yang dilakukan. Keempat, para pecandu nartkotika dan psikotropika diberikan pendampingan, pembinaan dan rehabilitas, sehingga dapat dientaskan dan kembali dalam kehidupan normal. Kelima, pembinaan anak jalanan yang tergabung dalam komunitas anak kuburan, diberikan bea siswa, santunan dan pendampingan dalam melakukan pendidikan, sehingga mereka dapat sejajar dengan anak-anak yang berasal dari keluarga menengah atas.


Keenam, pembinaan qoryah tayyibah dari komunitas pemulung, kajian rutin dan pembinaan keluarga sakinah serta pendampingan dalam perjuangan hak-hak sipil mereka. Ketujuh, pendidikan di lapas anak (lembaga Pembinaan Kemasyaratan Anak), pendampingan pendidikan dan advokasi.  


Gerakan Dakwah pencerahan berbasis komunitas langkah strategis yang perlu digarap dengan basis sistem dan manajemen. Gerakan selama ini dilakukan baru dalam bentuk sporadis berbasis personal dan kedekatan secara komunal. Belum bersinergi secara sistematis antara pelaksanaan kegiatan dengan sumber pendanaan dan relawan.


Sumber pendanaan perlu dipikirkan dalam bentuk pembiayaan rutinitas dan honorarium relawan. Relawan perlu pengembangan dan pelatihan untuk peningkatan kapasitas dan profesionalitas. Sehingga penyelenggaraan kegiatan tersebut menjadi unit amal usaha persyarikatan, sebagaimana layaknya AUMA (Amal Usaha Muhammadiyah dan Aisyah) yang ada dan maju sekarang.


Ini merupakan belantara dakwah Muhammadiyah yang menantang dan menanti untuk mengantarkan aktifis ke gerbang jannatun naim. Menarik dan membawa umat yang tengah dilanda peruntungan tersebut menjadi umat yang beruntung sebagai basis ummat dakwah. 

Perwujudan dakwah komunitas, bagian dari strategi dan pendekatan yang dilakukan untuk membumikan risalah agar tetap menjadi hidayah bagi manusia. Pola dan metode yang dilakukan tetap dalam koridor; pertama, hikmah, kebijakan yang bersumber dari pendalam pengetahuan tentang sesuatu, sehingga dakwah dilakukan dengan lentur, tanpa benturan dan resistensi yang signifikan.


Kedua, mauizotil hasanah, pendidikan yang baik, pendekatan dan strategi yang efektif agar terjalin komunikasi yang efektif dan komunikatif serta berjalan secara berkesinambungan. Ketiga, wajadilhum billati ihya ahsan, berdiskusi, pengembangan ide, berinprofisasi dan kreasi yang baik untuk terciptanya kerahmatan yang nyata di tengah kehidupan masyarakat.  

Pendekatan yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan perkembangan. Millenial yang sudah berada pada dua alam, maya dan nyata, mengalami proses disrubsi, rasionalisasi, pragmatisasi, dan spiritualisasi serta religiusitas. Spectrum pergaulan tanpa batas geografis, menembus penjuru dunia timur barat, utara selatan, pesan-pesan tersampaikan secara mondialis, globalis, universalis. Dakwah haruslah di arahkan kepada universalitas dan kesemestaan pada objek dan segementasi tertentu yang dikaita dengan kebutuhan dan kepentingannya.(*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad