SUNGAIPENUH, POTRETKITA.net - Karirnya menanjak begitu mulai terjun langsung ke masyarakat. Berbagai jabatan pun pernah dipercayakan kepadanya. Dia dosen, dia juga birokrat. Pada setiap kesempatan, dengan bangga dia menyebut pernah diasuh di panti asuhan.
Wazirman bersama keluarga usai wisuda S.3 |
“Jangan malu menjadi anak panti,“ katanya. Dia adalah Wazirman. Hingga kini masih sering datang dan bercengkrama dengan anak-anak asuh di Panti Asuhan Putra Aisyiyah Kota Sungaipenuh, Provinsi Jambi, tempat dia menjalani pengasuhan sejak kecil.
“Saya ini masih senang disebut anak panti. Anak panti itu, Insya Allah bisa. Bisa sukses dan maju seperti halnya anak-anak lain yang masih lengkap dan tinggal bersama orang tua mereka. Kuncinya adalah optimis dan belajar dengan tekun,” kata Dr. Wazirman, S.Ag. MM., sosok tokoh muda Kerinci dan Sungaipenuh yang low profil ini.
Wazirman lahir di Sebukar pada 15 Mei 1978, dan tercatat sebagai alumni Panti Asuhan Aisyiyah Sungaipenuh Kerinci yang sekarang bernama Panti Asuhan Putra Aisyiyah Kota Sungaipenuh. Dari tahun 1990 hingga 1998, dia adalah salah satu alumni panti asuhan yang sudah sukses. Sukses pendidikan, sukses karir, dan kaya pengalaman sebagai aktivis sejak muda remaja.
Kehidupan di panti asuhan, baginya adalah suasana yang sangat menyenangkan, menggembirakan, mengharukan, dan penuh kenangan. Di Panti asuhan dia bisa menamatkan sekolah di MTSN Model Sungaipenuh, MAN 2 Sungaipenuh, kemudian melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
BACA PULA : Anak Panti Asuhan itu Kini Bergelar Doktor
Bedah Disertasi Irman : Nilai-nilai Budaya Minangkabau Ada dalam SRA
Banyak bimbingan, pendidikan, dan pengalaman yang didapat selama menjadi anak asuh panti asuhan. Selain diberi kesempatan sekolah formal hingga tamat MAN, juga dibimbing dengan pelajaran agama, disiplin, membaca Alquran, latihan berpidato, olahraga, seni budaya, berorganisasi, kepemimpinan dan sikap mandiri.
Wazirman merasa bangga karena di panti, ia diasuh dan dimbing langsung oleh orang-orang hebat seperti Mami Hj. Fatimah Djamaliah Karim, Ayahanda Buya KH. Djanan Thaib Bakri, H. Hasyimi, BA dan para tokoh Muhammadiyah–Aisyiyah yang masih hidup zaman remajanya.
Setamat MAN 2 Sungaipenuh tahun 1996, dia melanjutkan kuliah di STAIN Kerinci Jurusan Syariah kosentrasi Ekonomi Islam dan tamat tahun 2001. Selama jadi mahasiswa, aktif di organisasi intra kampus dan ekstra kampus seperti di KNPI, IMKI, Pramuka dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kerinci.
Berbekal pendidikan dan pengalaman yang didapatkan semenjak remaja hingga aktivis, mahasiswa serta kemampuan berkomunikasi dan jaringan, tahun 2003 mendaftar sebagai anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU), dan berhasil duduk sebagai anggota KPU Kabupaten Kerinci periode 2003-2008, dan Ketua KPU Kota Sungaipenuh 2008-2011.
Purna dari tugas sebagai komisioner KPU, Wazirman berkiprah menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) di Pemko Sungaipenuh, dan sudah menduduki berbagai jabatan di BKPSDM, Disporabudpar, Kesbangpol, Bappeda dan Kominfo Kota Sungaipenuh. Wazirman juga menjadi dosen di Program Pascasarjana STIE KBP Padang dari tahun 2020 hingga sekarang.
Di sela-sela kesibukan dan rutinitas bertugas di pemerintahan, Wazirman terus memanfaatkan peluang untuk menambah pengalaman dan jenjang pendidikannya. Hingga saat ini gelar S2 di bidang magister manajemen (MM) telah diperolehnya dari Universitas Surapati Jakarta tahun 2005, dan S3 dengan gelar doktor bidang ekonomi manajemen ditamatkannya di Univeritas Jambi tahun 2020 yang lalu.
Dari pernikahannya dengan Emizola, S.Sy. MM yang juga PNS di Pemkot Sungaipenuh, mereka sudah dikaruniai tiga orang putri bernama Diyen Janeta (12), santri Pondok Pesantren An Nahl Jambi, Derin Anindhita (8) murid kelas 3 SD Islam Almadani Sungaipenuh, dan Daisha Fatimatuzahra yang berusia dua tahun.
Menurut Wazirman, segala apa yang telah didapatkannya semuanya adalah karunia dan rahmat Allah. Dia sangat bersyukur, panti asuhan sudah memberikan andil yang cukup besar sekali dalam menempa dirinya. Begitu juga dengan Persyarikatan Muhammadiyah sebagai pemilik amal usaha panti asuhan, begitu sangat besar artinya bagi Wazirman, sehingga dia bertekad untuk tetap membesarkan Muhammadiyah dengan membesarkan amal usaha yang telah berjasa besar buat dirinya tersebut.
Untuk membuktikan semua itu, Wazirman mengelola Panti Asuhan Muhammadiyah Cabang Sebukar yang sudah berdiri delapan tahun yang lalu, dengan 28 orang anak asuh non asrama. Selain itu, di Panti Asuhan Putra Aisyiyah Kota Sungaipenuh, Wazirman masih tercatat sebagai salah seorang anggota pengurus juga, sehingga di tengah-tengah kesibukan sebagai PNS di Pemkot Sungaipenuh, Wazirman masih bisa memberikan pengabdiannya pada panti asuhan ini.(KASMAN BURHAN)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar