TANAH DATAR, potretkita.net - Masyarakat Nagari Koto Tuo, Kecamatan Sungai Tarab, memiliki tradisi khusus setiap akan memasuki Bulan Ramadhan. Namanya bararak sunek rosu. Anak-anak yang akan dikhitan, terlebih dahulu menjalani tradisi tersebut. Mereka bararak atau pawai.
Pada kegiatan bararak sunek rosu, Rabu (22/3), Bupati Tanah Datar Eka Putra turut hadir dan memberi sambutan. "Kegiatan bararak sunatan massal, sebagai bentuk tradisi masyarakat yang patut dilestarikan, dimana melambangkan kekompakan masyarakat, dan mempererat silaturahmi antara sesama masyarakat yang ada di ranah dan di rantau. Bahkan induak bako dan anak pisang ikut mengantarkan anaknya untuk bararak," katanya.
Menurut bupati, kegiatan ini diharapkan akan dapat mengembalikan kearifan lokal tentang adat dan tradisi salingka nagari. Kegiatan ini, ujarnya, patut dimasukkan ke program unggulan daerah Satu Nagari Satu Event. Tujuannya sebagai usaha melestarikan adat budaya dan tradisi yang ada di nagari.
Sunatan, ujar Eka, adalah perintah agama yang wajib dilaksanakan oleh setiap anak laki-laki. Untuk itu, dia mengucapkan selamat kepada anak-anak yang akan di sunat, dan berharap semoga dengan telah disunat dapat meningkatkan ibadah dan ketaqwaannya kepada Allah.
Ketua Kerapatan Adat Nagari (KAN) Koto Tuo A. Dt. Tanbasa menjelaskan, masyarakatnya memiliki tradisi adat yang kental sebelum menyambut Bulan Ramadhan, yaitu tradisi sunatan masal yang diawali dengan bararak (pawai).
Kegiatan tersebut, katanya, merupakan tradisi yang turun-temurun dari dahulunya, selalu dilaksanakan masyarakat Nagari Koto Tuo. Ada perantau yang pulang untuk melaksanakan sunatan atau khitanan di kampung halaman, yang didasari kebersamaan dan kekompakan.
Sementara itu, Walinagari Yusri mengafakan, sampaikan pelaksanaan sunatan masal ini selalu dilaksanakan sebelum Bulan Ramadhan, diawali dengan bararak sembari bersilaturahmi, dengan menyambangi penghuni di rumah masing-masing.
"Bararak sunatan masal sudah tradisi di Nagari Koto Tuo, sesuai dengan kebiasaan adat salingka nagari, turun ka bumi, naik ka bukik, tanpa membedakan yang kaya dan yang miskin, seluruhnya di sambangi," ungkapnya.
Yusri tambahkan, untuk peserta tahun ini, diikuti 31 anak, baik yang berada di kampung dan di rantau yang dilaksanakan bararak. Untuk pelaksanaan khitanan sesuai jadwal masing-masing.(prokopim/ed. mus)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar