LAMPUNG, potretkita.net - Keluar dari kapal ferry usai menyeberang dari Pelabuhan Merak di Pulau Jawa, Anda akan berada ujun Sumatera. Ada ribuan kilometer jalan nasional dan tol yang tersuguh di depan mata.
JALINBAR.(gosumatra.blogspot.com) |
BACA JUGA
- Sapi-sapi di Jalan Lintas Barat Sumatera
- Sejak Kapan Bus ALS Masuk Ujung Gading?
- Simpul Macet Liburan itu Bernama Padang Panjang
- Rute Asyik Saat One Way Diberlakukan
- Padangsidimpuan Bermula dari Benteng Paderi
Ya, itulah tiga ruas Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) yang merupakan jalan nasinal, yaitu Jalan Lintas Tengah (Jalinteng), Jalan Lintas Timur (Jalintim), dan Jalan Lintas Barat (Jalinbar), plus Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).
JTTS sepanjang 367,43 kilometer dari Bakauheni-Betung (Sumatra Selatan) kini sudah bisa dlintasi dengan nyaman. Rencananya, JTTS itu akan membentang dari Lampung hingga Kota Banda Aceh sepanjang 2.765 km terbagi dalam 24 ruas jalan.
Sementara itu, Jalinbar panjangnya mencapai 2.562 km, Jalinteng 2.338 km, dan Jalintim 3.019 km. Ketiga ruas jalan itu, kondisinya saat ini sudah banyak yang mulus dan nyaman untuk dilintasi.
Ketiga ruas Jalinsum itu memiliki karakteristiknya masing-masing dengan pemandangan alam yang indah. Misalnya, Jalinteng dan Jalintim banyak didominasi pemandangan perbukitan hijau dari Pegunungan Bukit Barisan serta melintasi perkebunan kelapa sawit.
Pengalaman tak kalah menarik ditawarkan oleh Jalinbar, ruas yang telah dibangun sejak tahun 1965 lampau. Kendati tidak seramai Jalintim dan Jalinteng, ruas Jalinbar menyuguhkan pemandangan alam lebih komplit bak surga tersembunyi.
Bukan saja melewati perbukitan hijau, tebing persawahan, dan kebun kelapa sawit, Jalinbar juga melintasi daerah berudara sejuk, tebing-tebing berbatu, hutan belantara serta kawasan pesisir barat Sumatra.
Pesisir barat ini langsung berhadapan dengan Samudra Hindia yang terkenal berombak besar, airnya berwarna biru toska, dan pantai pasir putihnya nan memukau. Kita tak perlu bersusah payah untuk menjangkaunya karena semua pemandangan alam itu tersaji tepat di depan mata kita.
Pada beberapa sisi jalan seperti di Kota Krui, Kabupaten Pesisir Barat, di perbatasan Bengkulu dengan Lampung, atau Kabupaten Muko-Muko yang berada pada batas Sumatera Barat dan Bengkulu, pemandangan pantai berombak besar justru tepat ada di sisi kiri kendaraan kita saat melaju di Jalinbar, sekitar 3-4 meter jaraknya antara bibir pantai dan tepi jalan.
Pada permukaan pantai yang sedikit landai dan cukup luas serta mudah dimasuki kendaraan, kita dapat parkir dan beristirahat sejenak sembari menikmati suasana damai tepi pantai bersama keluarga. Bisa jadi, saat itu hanya kita saja yang berhenti dan pantai serasa menjadi milik kita sekeluarga.
Di sejumlah titik garis pantai yang bersinggungan dengan Jalinbar, para pengendara tak jarang berhenti untuk sekadar beristirahat di tepi pantai. Kalau bosan dengan suasana pantai, kita juga dapat memilih rehat di sejumlah kedai yang bersisian dengan kawasan persawahan atau perbukitan hijau.
Jalinbar melewati Lampung, Bengkulu, Sumatra Barat, Sumatra Utara, dan Aceh yang banyak terdapat objek wisata pantai, pegunungan, dan danau.
Jalan ini relatif lebih sepi dilalui kendaraan terutama truk dan bus antarkota karena selain jarak tempuhnya terlalu jauh ke pusat kota, juga banyak diwarnai kelokan, tanjakan, dan turunan.
Bayangkan saja, saking jarangnya kendaraan melintas, terkadang dalam 10-20 menit berkendara barulah kita bersua kendaraan lain. Sepanjang perjalanan pun, kita hanya sesekali melewati kawasan perkampungan dan akan semakin ramai ketika melintasi sebuah kota kecil.
Jalinbar ini lebarnya rata-rata tujuh meter dan terkadang sedikit menyempit ketika menembus hutan di kawasan Taman Nasional Bukit Barisan. Namun demikian, di saat musim mudik, Jalinbar menjadi ruas alternatif para pemudik di Sumatra untuk menghindari kemacetan di Jalintim dan Jalinteng.
Sebelum merasakan bertualang menjelajah dan merasakan eksostisme Jalinbar, kita wajib memperhatikan kendaraan agar dalam kondisi siap tempur supaya tidak mogok di tengah jalan.
Tidak mudah menemukan bengkel di ruas Jalinbar, terutama ketika jauh dari perkampungan. Karena itu, jangan lupa membawa peralatan standar mekanik ringan serta senter dan jas hujan.
Usahakan untuk berkendara di pagi hingga sore hari saja dan ketika malam menjelang, segeralah beristirahat atau mencari penginapan di kota terdekat, jika tempat tujuan akhir kita masih sangat jauh.
Saat musim mudik tiba, sejumlah lokasi seperti kantor polisi, rumah ibadah, dan SPBU menyiapkan lokasi khusus bagi para pemudik untuk beristirahat di malam hari selain tentunya bermalam di penginapan.(indonesia.go.id/Anton Setiawan; ed. mus)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar