Al-Quran bukan saja untuk umat Islam, tetapi juga untuk segenap manusia, karena ajaran yang dikandung Al-Quran adalah universalitas
Oleh DR. Suhardin, S.Ag.M.Pd.
Dosen Universrtas Ibnu Chaldun (UIC) Jakarta
OPINI, potretkita.net - Manusia, secara umum memiliki kecendrungan untuk senantiasa merugi dalam kehidupan, karena ia lebih mengedepankan hal-hal yang terkait dengan kehidupan dunia semata, kepentingan diri dan keluarga, jauh dari nuansa keimanan dan amal kebajikan.
Manusia, secara naluriah jika merasakan dirinya mampu, kuat dan berkuasa, mulai menyombongkan diri, merasakan bahwa keberhasilan yang didapatkan adalah karena ia semata, mulai mengurangi peran keilahian dalam kehidupan.
Manusia tatkala menikmati kehidupan dunia, asyik dan bersenang-senang, hal ini terus menerus dilakukan sampai batas ajal menjemputnya.
Allah SWT Maha Mengetahui segala hal yang ada, baik yang paling besar maupun yang paling halus, sehingga dengan kasih sayang Allah SWT terhadap makhluk ciptaan-Nya ini, Alllah SWT memberikan tuntunan, kepada hamba-Nya agar kembali selamat ke hadapan-Nya kelak dengan menurun Dinnul Islam.
Islam dibawa oleh para Nabi dan Rasul, semenjak nabi Adam AS sampai nabi Muhammad SAW. Islam memberikan panduan kepada manusia dalam bentuk hubungan manusia dengan Allah SWT yang dibingkai dalam konstruksi Aqidah. Mengatur tata hubungan yang harmonis antara manusia dengan khalik dan hubungan manusia dengan segenap makhluk ciptaan dalam konstruksi Akhlaq.
Formasi kegiatan rutinitas yang sudah diformat sedemikian rupa, durasi waktu yang ditetapkan dalam bentuk Ibadah. Dan kegiatan transaksional manusia yang berbasis keadilan, kesetaraan, dan transparansi yang dinamakan dengan muamalat.
Panduan ini memberikan keselamatan kepada segenap ciptaan Allah SWT untuk tetap dan pasti dalam menjalankan kehidupan, mendapatkan hak-hak dirinya, berjalan sesuai dengan kadar diri yang sudah ditetapkan Allah terhadap diri dan jenisnya masing-masing.
Kekuatan jenis makhluk tertentu tidak boleh melakukan dominasi dan eksploitasi terhadap jenis yang lain. Dominasi manusia tidak boleh dengan semena-mena dapat mengeksploitasi jenis makhluk yang lain, flora dan fauna, karena semua makhluk yang diciptakan Allah SWT telah memiliki fungsionalisasi dalam kelangsungan kehidupan secara berkelanjutan.
Dominasi manusia terhadap sumber alam yang lain, mengakibatkan keterputusan dan ketidak seimbangan alam, yang dapat berakibat dalam beberapa hal, seperti terjadinya aneka macam bencana alam; banjir, longsor, badai, hujan es, halilintar, dan angina puting beliung.
Justru itu, manusia dituntun dan diberikan pedoman yang lengkap dalam menjalankan kehidupan di alam fana ini dengan sedemikian rupa agar dapat selamat dalam kehidupan dunia dan selamat dalam perjumpaan kelak dengan Allah SWT.
Dengan kasih dan sayangnya Allah SWT terhadap manusia, dikirimlah Nabi dan Rasul, diturunkan kitab untuk dibaca dan dipelajari agar manusia mendapatkan petunjuk yang benar dalam mengarungi bahtera kehidupan di dunia yang sangat relatif singkat ini.
Allah menurunkan Al-Quran pada bulan Ramadhan: “Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Quran, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang bathil)”. (Qs (2) Al-Baqarah: 185)
Al-Quran bukan saja untuk umat Islam, tetapi juga untuk segenap manusia, karena ajaran yang dikandung Al-Quran adalah universalitas, terkait dengan ilmu pengetahuan, terkait dengan keyakinan terhadap Tuhan, terkait dengan peribadatan yang juga berdampak terhadap kelangsungan kehidupan manusia.
Juga dengan regulasi dan arbitrasi hubungan antar manusia dalam melakukan trasaksi memenuhi kebutuhannya, terkait dengan norma, etika, dan moralitas diri manusia dalam menjalankan kehidupan, dan mengatur secara rinci formasi ritual manusia dalam berhubungan dengan penciptanya.
Al-Quran adalah sumber utama ilmu pengetahuan, informasi Al-Quran perlu dikembangkan dalam kehidupan nyata, sehingga ia menjadi hukum dan prinsip serta teori.
Berbagai informasi Al-Quran perlu dijadikan inspirasi dalam kajian keilmuan, sehingga ia dapat dikonstruksi secara empirik menjadi variabel yang dapat dikembangkan menjadi kerangka teoritik, kerangka teoritik diformulasi menjadi hipotesis, pada akhirnya menjadi temuan ilmu pengetahuan yang bersumber dari ayat qauliyah, bukan hanya ayat kauniyah, yang empirik dan anti terhadap wahyu ilahi.
Pesan Allah SWT : “wabayyinaati minal huda wal furqan” penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dengan yang bathil).
Terang bahwa Al-Quran dapat memberi penjelasan yang lebih komplite dan terarah secara lurus sampai kepada hakikat kebenaran, jika manusia telah dikarunia hidayah, berupa keimanan dan diikat dalam simpula aqidah Islam dan dirajut dalam rajutan keislaman.
Orang seperti ini akan memiliki keyakinan yang lurus terhadap hal-hal yang bersifat masa depan di luar kehidupan dunia. Kehidupan masa depan akhirat, tidak dipersepsikannya sebagai sebuah fiksi dan imajinasi, tetapi diyakini sebagai bentuk keberlanjutan kehidupan manusia menuju sang pencipta Allah SWT.
Islam adalah wujud dari kasih sayang Allah SWT terhadap hambanya, agar ia memiliki pedoman, panduan dan tuntunan dalam menjalan kehidupan agar selamat di dalam kehidupan dunia ini dan selamat berjumpa dengan Allah SWT yang maha kuasa dan maha bijaksana.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar