Lebih 75 Kali Gempa Susulan Mengguncang Larantuka - Potret Kita | Ini Beda

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

14 Desember 2021

Lebih 75 Kali Gempa Susulan Mengguncang Larantuka

 


LARANTUKA, POTRETKITA.net - Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami pada Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dr. Daryono menjelaskan, gempa susulan setelah gempa utama Magnitudo 7,4 hingga pukul 16.40 WIB tercatat 75 dengan magnitudo bervariasi.


Menurutnya, pada lokasi sumber gempa Laut Flores itu sebenarnya jarang terjadi gempa, berdasarkan data seismisitas regional daerah tersebut. ''Ini mengingatkan kita semua, ternyata masih ada gempa kuat yang dipicu oleh gempa yang sumbernya belum dikenali,'' tulis Daryono pada akun twitter pribadinya.


Dijelaskan, dengan memperhatikan mekanisme sumber yang berupa sesar geser, maka gempa ini tidak dipicu sesar naik Flores.


Sebagaimana diberirakan, gempa dengan magnitudo (M)7,4 mengguncang wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Selasa (14/12), pukul 12.20 waktu setempat atau 10.20 WIB. Masyarakat di beberapa kabupaten merasakan guncangan kuat gempa tersebut. Parameter gempa berada pada 112 km barat laut Kota Larantuka, NTT, dengan kedalaman 10 km. 


Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB memantau kondisi pascagempa melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) beberapa wilayah. Guncangan kuat dirasakan warga Flores Timur. Mereka panik hingga berhamburan keluar rumah. Selain di Flores Timur, guncangan kuat juga dirasakan warga Sikka, Lembata dam Manggarai. Kondisi masyarakat di Lembata sempat panik meskipun kondisi saat ini sudah kondusif.


Menurut situs bnpb.go.id/berita, data dampak sementara di NTT, satu warga mengalami luka-luka di Kabupaten Manggarai. Warga sudah mendapatkan pertolongan oleh petugas di lapangan.


Guncangan gempa M7,4 dirasakan juga masyarakat di Kota Makassar dan Kabupaten Selayar, Provinsi Sulawesi Selatan. Menurut informasi BPBD Kabupaten Selayar, terdapat kerusakan gedung sekolah namun pihak BPBD masih melakukan pendataan di lokasi terdampak. 


BMKG sempatkan mengeluarkan peringatan dini potensi tsunami berdasarkan pemodelan di beberapa wilayah NTT, yaitu Flores Timur, bagian Utara, Pulau Sikka, Sikka bagian utara dan Pulau Lembata. Status peringatan adalah ‘Waspada’ yang merujuk pada pemerintah provinsi, kabupaten dan kota yang berada pada status ini diharapkan untuk memperhatikan dan segera mengarahkan masyarakat untuk menjauhi pantai dan tepian sungai. BMKG menginformasikan estimasi tiba tsunami dengan waktu berbeda pada wilayah-wilayah tersebut. 


BMKG merilis bahwa gempa yang terjadi merupakan gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar aktif di Laut Flores. Di sampingi itu, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser atau strike slip.


Parameter lain dengan skala MMI atau modified mercally intensity, BMKG merilis guncangan gempa bumi dirasakan di wilayah Ruteng, Labuan Bajo, Larantuka, Maumere, Adonara dan Lembata III – IV MMI, sedangkan Tambolaka, Waikabubak dan Waingapu III MMI. Gempa susulan tercatat hingga pukul 11.40 WIB menunjukkan adanya 15 aktivitas gempa susulan dengan maksimum M5,6.


Daryono menjelaskan, pada 29 Desember 1820 kawasan itu pernag diguncang gempa hebat dengan magnitudo 7,5. Peristiwa itu memicu terjadinya tsunami dari Flores hingg Sulawesi Selatan. Di Bulukumba, korban meninggal mencapai 500 orang. Titik pusat gempa waktu itu, tidak jauh dari pusat gempa yang terjadi pada Selasa (14/12/2021) siang.


''Tsunami sudah terjadi lebih dari 22 kali sejak tahun 1800 di busur Kepulauan Sunda Kecil, meliputi Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Jika kita ambil rata-ratanya, setiap sebelas tahun terjadi satu kali tsunami di wilayah ini,'' jelasnya.(mus)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad