Pesona Tugu Fotokopi dan Legenda Kubangan Kerbau Bertanduk Emas - Potret Kita | Ini Beda

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

27 Januari 2022

Pesona Tugu Fotokopi dan Legenda Kubangan Kerbau Bertanduk Emas

TANAH DATAR, POTRETKITA.net -- Talago Biru yang bermula dari kubangan dan tempat pemandian kerbau bertanduk emas, menjadi pesona tersendiri di Nagari Atar, Kecamatan Padang Gantiang. Tugu fotokopi pun menambah pesona nagari yang dipeluk perbukitan itu.


Atar memang sudah lama dikenal sebagai nagarinya pemilik bisnis sukses bidang fotokopi, di Tanah Datar. Mayoritas perantaunya adalah pelaku usaha bidang duplikasi dokumen tersebut. Tapi tidak fotokopi saja, nagari yang dipagari perbukitan itu juga memendam berbagai potensi bernilai ekonomi tinggi, salah satunya adalah Talago Biru yang dalam legenda bermula dari kubangan kerbau bertanduk emas. Telaga itu bila dikelola dengan baik, diyakini akan berkembang menjadi destinasi wisata menarik.


‘’Pesona alamnya sangat indah. Potensi wisatanya masih perlu dikembangkan secara baik dan profesional. Mari kita mulai dari Talago Biru,’’ ujar Wakil Bupati Tanah Datar Richi Aprian, saat berkunjung ke situ dalam rangka menyerahkan beberapa unit sarana pendukung operasional kepariwisataan, seperti sepeda air, sepeda tandem, dan mobil mainan.


Sarana pendukung wisata Talago Biru itu, berasal dari Badan Usaha Milik Nagari (Bumnag) setempat, dan pemanfaatannya diserahkan kepada Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis). Dengan adanya kelengkapan fasilitas ini, sebut wabup, pengunjung bisa berkeliling telaga. Ini akan menambah khazanah Talago Biru. Kelolah dengan baik. Pemerintah nagari juga harus bisa menjaga kebersihan, keamanan, dan ketertibannya.


Walinagari Halyu Pardi mengatakan, pihaknya akan berupaya membenahi Talago Biru dalam rangka mendukung program Satu Nagari Satu Iven. Dibutuhkan investasi yang cukup, katanya, agar Talago Biru dapat dikelola dengan maksimal.


Legenda


Talago Biru yang terletak di Jorong Taratak VIII itu memiliki legenda tersendiri di tengah-tengah masyarakat Atar. Keunikannya, terletak di puncak perbukitan yang diselingi tanaman karet. Airnya tidak pernah kering, meskipun di musim kemarau. Air dari telaga, dimanfaatkan masyarakat untuk mengairi lahan pertanian.


‘’Talago Biru sebagai sarana memperoleh informasi tanda-tanda adanya wabah penyakit yang akan melanda. Di hari-hari biasa, warna airnya adalah biru, dan terlihat sedikit agak keruh sehabis hujan lebat. Kalau warna airnya sudah agak kemerah-merahan, itu tandanya akan ada wabah penyakit,’’ sebut seorang warga.


Bila tanda-tanda wabah itu muncul, biasanya masyarakat akan melakukan berbagai tindakan antisipatif, sehingga wabah tidak meluas. Jenis penyakit yang timbul dari tanda-tanda perubahan warna air itu, berupa sakit perut atau sakit mata.


Sisi unik lainnya dari Talago Biru itu adalah legenda proses terjadinya yang hingga kini masih diceritakan dari mulut ke mulut. Berdasarkan cerita dari nenek moyang yang diwariskan secara turun temurun, Talago Biru merupakan tempat kubangan dan pemandian seekor kerbau bertanduk emas.

 

Lantaran tidak pernah kering, kerbau bertanduk emas itu secara rutin berkubang dan berendam di sini. Kalau badannya sudah segar, baru dia pergi mencari makanan ke daerah-daerah lain. Kalau Talago Biru dikemas jadi objek wisata modern, tentu legenda kerbau bertanduk emas bisa menjadi salah satu daya tarik, yang menyebabkan orang mengharuskan diri untuk mampir ke sini, bila mereka melakukan lawatan ke Tanah Datar.


Nagari Atar itu terletak di jalan Lintas Sumatera. Tidak ada tanda-tanda khusus di kiri kanan jalan, ketika Anda sudah berada di Atar. Tapi, sebuah tugu fotokopi terlihat mencolok di perbukitan. Letaknya sebelah kanan, kalau Anda datang dari arah Barusangkar menuju Sitangkai.


Tugu fotokopi yang di kompleknya  juga terdapat gedung pertemuan dan kantor walinagari, berperan pula sebagai monumen yang menjadi sarana informasi, bahwa anak nagari Atar dikenal sebagai orang yang sukses dalam mengembangkan jaringan bisnis fotokopi di Indonesia, terutama di kawasan Jakarta, Jawa Barat dan Sumatra Barat.(Musriadi Musanif)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad