PADANGPANJANG, POTRETKITA.net - Sebanyak 120 orang santri Pesantren Muhammadiyah Kauman latihan ilmu falak. Narasumbernya adalah Dr. Firdaus, dekan Fakultas Agam Islam UM Sumbar. Ilmu Falak memiliki banyak manfaat praktis.
Dr. Firdaus saat jadi narasumber Ilmu Falak di Kauman. |
"Banyak manfaat yang bisa didapatkan ketika santri menguasai ilmu falak tersebut. Tidak hanya sebagai penentu masuknya Ramadhan dan Idul Fitri, tetapi juga penentuan waktu sholat bisa dihitung dengan perhitungan ilmu falak atau ilmu hisab ini, dan juga mengetahui posisi arah kiblat sendiri," katanya.
Pelatihan ini, ujarnya, para peserta juga diharap dapat memahami teknik menentukan arah kiblat, berdasarkan Ilmu Falak. Pondok Pesantren, katanya, memiliki tanggungjawab memperkenalkan serta mengajarkan tentang ilmu Falak dari ilmu dasar dasarnya kepada santri, harapannya agar ke depannya akan lahir ulama-ulama yang tidak hanya mahir dalam dakwah tapi juga ahli ilmu falak , sehingga keberadaan ilmu falak ini tidak punah dan bisa berkembang. Ilmu falak ini dianggap sebagai ilmu yang cukup rumit karena itu perlu adanya penambahan wawasan mengenai keilmu falakan.
“Oleh karena itu dengan adanya pelatihan ini diharapkan para peserta tertarik dan dapat memahami serta bermanfaat dan bisa dikembangkan di masyarakat”, imbuhnya.
Kemudian dikuatkan juga bahwa dalam Muhammadiyah dalam penentuan waktu sholat, Ramadhan, dua hari raya selalu menggunakan sistem Hisab dengan metode hisab wujud al-hilal, yakni metode menetapkan awal bulan baru yang menegaskan bahwa bulan Qamariah baru dimulai apabila telah terpenuhi tiga parameter: telah terjadi konjungsi atau ijtimak, ijtimak itu terjadi sebelum matahari terbenam, dan pada saat matahari terbenam bulan berada di atas ufuk.
"Hal ini berdasarkan firman Allah dalam semangat Alquran adalah menggunakan hisab. Hal ini ada dalam ayat “Matahari dan bulan beredar menurut perhitungan” (QS 55:5). Ayat ini bukan sekedar menginformasikan bahwa matahari dan bulan beredar dengan hukum yang pasti sehingga dapat dihitung atau diprediksi, tetapi juga dorongan untuk menghitungnya karena banyak kegunaannya. Dalam QS Yunus (10) ayat 5 disebutkan bahwa kegunaannya untuk mengetahui bilangan tahun dan perhitungan waktu," jelasnya.
Kegiatan yang dilaksanakan di aula Buya HAMKA tersebut menghadirkan Dr. Firdaus, M.A. Dalam pemaparannya Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Sumatra Barat ini menjelaskan bahwa dalam ilmu falak atau hisab sendiri tidak sekedar menghitung kapan Ramadhan datang, kapan Idul Fitri datang tapi juga yang tidak kalah pentingnya adalah mengetahui arah kiblat yang benar.
"Ada fenomena di masyarakat dimana ada ketidak fahaman mengenai arah kiblat, hal ini terjadi karena beberapa hal misalnya karena kurangnya pemahaman tentang praktek ilmu falak terutama penentuan arah kiblat serta kurangnya pemahaman penggunaan kompas atau alat– alat lain untuk menentukan arah kiblat. Selain itu terkadang penggunaan alat pengukuran seperti kompas tidak diperhatikan akurasinya”, jelasnya
Diikuti oleh sekitar 120 orang santri ini berlangsung empat jam. Diakhir kegiatan santri diminta untuk mencoba mencari hitungan penentuan waktu sholat lalu disesuaikan dengan waktu yang telah ada di kalender.(mus)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar