House of Basiba Persembahan Busana Islami dari Diniyyah Puteri - Potret Kita | Ini Beda

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

16 April 2022

House of Basiba Persembahan Busana Islami dari Diniyyah Puteri

PADANG PANJANG, POTRETKITA.net - Baju kuruang basiba merupakan warisan budaya tak benda dari Minangkabau. Selain dinilai sarat filosofi adat, busana jenis ini juga anggun, cantik, dan nyaman dikenakan untuk berbagai kegiatan, baik formal maupun nonformal.

Pendiri Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang Rahmah El-Yunusiyyah, sejak awal telah menjadikan baju kuruang basiba sebagai pakaian resmi, dipadupadankan dengan lilik dan kodek. Hingga kini, busana formal itu tetap jadi pakaian resmi para santri, baik untuk busana sekolah maupun keseharian.


Guna menggali kembali filosofis yang terkandung dalam baju kuruang basiba, sekaligus melestarikan dengan cara mensosialisasikan kepada generasi milenial, Sabtu (16/4) di Aula Zainuddin Labay dilaksanakan talkshow Baju Kuruang Basiba, sebagai bagian dari kegiatan nasional Festival Matrilineal yang berlangsung hingga 2023 nanti, sekaligus Grand Opening Sabiekah: House of Basiba.


Pimpinan Perguruan Diniyyah Puteri Fauziah Fauzan El-Muhammady menjelaskan, untuk mendalami makna dan filosofis yang terkandung dalam baju kuruang basiba, pada talkshow itu dihadirkan Ketua Bundo Kanduang Provinsi Sumbar Prof. Puti Reno Raudha Thaib, Pakar Antropologi Unand Dr. Sri Seryawarti, Anggota DPD Hj. Emma Yohana, Komisaris Utama PT Paragon Technology and Innovation yang memproduksi Wardah Cosmetics Dr. Nurhayati Subakat, dan Brand Ambassador Sabiekah Nada Sikkah.


Bundo Rauda menjelaskan, dalam keseharian masyarakat Minangkabau, kaum perempuannya mengenakan busana dalam bentuk baju kuruang basiba. Busana ini, jelasnya, terbagi ke dalam tiga jenis sesuai kondisi penggunaan, yakni pakaian adat, pakaian pengantin, dan pakaian keseharian,


Prinsip utama yang dianut, tegasnya, baju basiba merupakan aplikasi dari ajaran Islam tentang berbusana yang secara tegas menyebut, busana perempuan tidak boleh menyerupai pakaian lak-laki, wajib menutup aurat, tidak terbuat dari bahan yang kainnya jarang-jarang, dan tidak sempit.


‘’Pakaian adalah jendela kecil untuk melihat Minangkabau secara utuh. Acuan pakaian di Minang ini adalah tuntunan ajaran Islam, karena kita menganut filosofis Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK). Itu artinya, Minangkabau adalah Islam,’’ tegasnya.

Fauziah Fauzan saat memandu acara talkshow.
Seiring dengan perkembangan zaman, kini busana-busana yang disebut modern sudah menjangkau keseharian masyarakat Minangkabau, terutama di kalangan perempuan. Sayangnya, kata dia, banyak tampilan busana yang dikenakan itu tak lagi sejalan dengan tuntunan adat dan agama yang dianut.


Penyimpangan pola berbusana yang paling memprihatinkan  kita saat ini, sebut Bundo, karena tidak sejalan lagi dengan tuntuntan adat Minangkabau dan ajaran Islam. Penyimpangan itu, menurutnya, paling banyak ditemukan pada busana yang dikenakan pengantin dan pakaian keseharian.


“Modifikasi diperbolehkan, tapi prinsip-prinsip utamanya tidak boleh boleh melanggar syariat, terutama pada prinsip menutup aurat, tidak tipis, tidak sempit, dan tidak melanggar makna yang dikandung, misalnya dalam hal penempatan sibanya yang harus lurus,” jelasnya,


Kepala Bidang Warisan Budaya dan Bahasa Minangkabau pada Dinas Kebudayaan Provinsi Sumbar Aprimas, dan Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Sumbar Hj. Harneli ‘Umi’ Mahyeldi, memberi apresiasi kepada Diniyyah Puteri karena telah mempelopori usaha-usaha melestarikan baju kuruang basiba. 


“Kita berkewajiban melestarikan baju kuruang basiba, karena hal itu merupakan bagian dari adat dan budaya Minangkabau. Kami sangat mengapresiasi Diniyyah Puteri, karena sejak dahulu, konsisten menjadikan baju basiba sebagai pakaian resmi di sekolah dan busana keseharian,’’ sebut Umi.


Sementara Aprimas menegaskan, baju kuruang basiba sudah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda Indonesia dari Sumatera Barat.


Untuk itu, ucapnya, kini menjadi kewajiban dari semua elemen masyarakat Minang untuk melestarikannya, menggali segala makna dan filosofis yang terkandung dalam baju kuruang basiba, dan memperkenalkannya kepada semua pihak, baik dalam skala Sumbar maupun nasional dan internasional.


“Terima kasih kepada Perguruan Diniyyah Puteri yang telah mempelopori usaha-usaha melestarikan baju kuruang basiba. Pemprov Sumbar juga sudah menjadikan pakaian tradisional sebagai busana resmi, khusus kalangan ASN perempuannya menggunakan baju kuruang basiba pada hari yang telah ditentukan,” ucapnya.

Pengguntingan pita sebelum memasuki Sabiekah The House of Basiba.

SABIEKAH

Usai menggelar talkshow, kegiatan dilanjutkan dengan peresmian Toko Baju Basiba Sabiekah, di Jalan Soekarno Hatta No, 98 Kelurahan Bukitsurungan. Baju basiba yang dijual di galeri itu merupakan produksi dari unit usaha Perguruan Diniyyah Puteri.


Grand Opening Sabiekah: The House of Basiba itu, ditandai dengan pengguntingan pita di pintu masuk store (toko) oleh Umi Harneli, didampingi Bundo Prof. Puti Reno Raudha Thaib, Pimpinan Diniyyah Puteri Fauziah Fauzan El-Muhammadiy, dan Anggota DPD RI Hj. Emmy Yohana.


Fauziah menjelaskan, untuk mensosialisasikan keberadaan House of Basiba, pihaknya juga telah menetapkan artis lagu-lagu islami Nada Sikkah sebagai Duta Sabiekah atau Brand Ambassador Sabiekah.


“Sabiekah artinya sedekah emas. Dengan demikian, kita berharap, kehadiran store khusus busana basiba ini, mampu memberikan sedekah umas dalam usaha melestarikan baju kuruang basiba. Selaku produsen, Diniyyah Puteri tak ingin baju basiba hanya sebagai pakaian adat, tapi juga jadi busana keseharian generasi muda milenial,’’ sebutnya.


Ibu Zizi, sapaan akrab Fauziah Fauzan, optimis, kehadiran Sabiekah: House of Basiba di Kota Padang Panjang, akan mampu mempopulerkan, mentradisikan, dan melestarikan baju kuruang basiba di kalangan anak-anak dan remaja. Baju kuruang basiba produksi Diniyyah Puteri, sebutnya, selain nyaman dipakai, juga terlihat indah dan islami.


Bukan hanya untuk kepentingan pakaian formal generasi muda perempuan milenial, seperti ke sekolah dan kegiatan keseharian, Sabiekah juga menyiapkan desain bagi kalangan perempuan yang bekerja di lapangan, seperti teknisi, labor, industri, dan lain-lain.


Sabiekah juga menyediakan produk busana islami, baik untuk kaum laki-laki maupun perempuan. Ada jilbab, lilik, rok muslimah, dan baju koko.(*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad