Nilai Jual Tomat akan Naik dalam Bentuk Produk Olahan - Potret Kita | Ini Beda

Post Top Ad

Post Top Ad

18 April 2022

Nilai Jual Tomat akan Naik dalam Bentuk Produk Olahan

TANAH DATAR, POTRETKITA.net - Wakil Bupati Tanah Datar Richi Aprian berharap, para petani tidak hanya menjual tomat dalam bentuk buah yang sudah matang, tetapi harus dijadikan produk olahan, sehingga nilai jualnya menjadi lebih tinggi.

tomat
Demikian dikatakan Richi, sebagaimana dikutip dari penyiaran Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan (Prokopim) Setdakab Tanah Datar, Ahad (17/4), menanggapi bantuan mesin produksi saos tomat yang diterima Kelompok Wanita Tani (KWT) Tomat Mawaddah, Kecamatan Salimpaung.


Bantuan itu merupakan bagian dari realisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang disalurkan melalui perbankan milik pemerintah, dan diserahkan pada momen grand opening Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia di Bukittinggi, medio pekan kemarin, yang dihadiri Wakil Presiden RI H, Ma'ruf Amin.


Richi mengatakan, diterimanya bantuan dalam bentuk KUR itu merupakan rahmat yang harus disyukuri. Pasalnya, kata dia, dengan adanya mesin pengolah tomat menjadi saus, maka nilai jualnya akan semakin meningkat, sehingga dapat mendorong terjadinya percepatan peningkatan kesejahteraan petani.


Menurut wabup, KWT Tomat Mawaddah, selain menerima bantuan satu unit mesin produksi saos tomat, juga mendapat kucuran dana KUR sebesar Rp225 juta. ‘’Produksi tomat di Salimpaung sangat banyak. Dengan adanya bantuan mesin pengolah itu, tentu nilai jualnya semakin tinggi,” katanya.


Wabup pun berharap, bantuan mesin dan dana KUR itu bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya, sehingga dapat pula membantu petani, terutama ketika produksi melimpah dan nilai jual jadi rendah. Kini, katanya, petani tak perlu khawatir lagi meningkatkan produksi, karena tidak lagi akan membusuk ketika produksi melimpah, tetapi sudah dapat diolah menjadi saus tomat.


Saat bertemu Dekan Fakultas Pertanian Universitas Andalas Dr. Feri Arlius, beberapa waktu lalu di Padang, wabup juga menyampaikan, perlu usaha konkret menolong petani, karena nilai jual tomat kerap jatuh ke tingkat terendah dan amat merugikan petani.


“Harga jual sering jatuh ke titik terendah. Hanya Rp1.000/kg. Tomat adalah salah satu komoditas andalan para petani kita. Tapi masalahnya, harga di tingkat petani kerap jatuh ketika panen raya. Pemkab sedang berupaya mencari dukungan dan pembiayaan membangun pabrik saos tomat, sebagai salah satu solusi yang paling cepat dalam mengatasi keluhan petani,” katanya waktu itu,


Menurutnya, selain bertanam tomat, para petani di Tanah Datar juga mengembangkan berbagai tanaman sayur-mayur dan hortikultura, terutama di daerah-daerah yang berada di kawasan Gunung Singgalang, Marapi, dan Sago, Sedangkan untuk kawasan selain itu, menurut Richi, para petani mengembangkan padi, palawija, dan jagung.


Richi menegaskan, lebih 70 persen warga Luak Nan Tuo menggantungkan kehidupan mereka dari bidang usaha pertanian. Itu pulalah sebabnya, kata dia, pemerintah daerah menjadikan sektor pertanian sebagai salah satu program unggulan.


Saat ini, imbuhnya, Kabupaten Tanah Datar juga sedang berupaya mengembangkan berbagai jenis tanaman varietas lokal unggul, seperti bawang merah dengan nama sumbu marapi, cabe merah, kopi, kulit manis, dan padi sawah.(musriadi musanif)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad