Kekerasan Terhadap Anak Jangan jadi Warisan - Potret Kita | Ini Beda

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

20 Juli 2022

Kekerasan Terhadap Anak Jangan jadi Warisan

JAKARTA, POTRETKITA.net - Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Dr. Jasra Putra mengingatkan semua pihak, agar jangan menjadikan kekerasan sebagai warisan, khususnya terhadap anak-anak.




Jasra mengutarakan hal, terkait dengan masih terjadinya kekerasan fisik dan verbal terhadap anak, termasuk yang dilakukan supporter klub sepakbola. Bila hal itu terus terjadi, menurutnya, dikhawatirkan akan mengganggu proses tumbuh kembang anak.


"Stop kekerasan. Mari bersama-sama kita hapus kekerasan terhadap anak, karena mereka berada pada masa tumbuh kembang, dan masih membutuhkan dukungan para orangtua. Anak adalah makhluk yang masih perlu dibimbing dan diarahkan dalam fisiknya yang mudah dikuasai, dalam pemahamannya yang mudah dibelokkan, dalam emosionalnya yang memiliki energi besar, yang dapat dilampiaskan penuh resiko dan tanpa anak tahu itu dapat mengacam dirinya, untuk itu butuh generasi sepakbola muda yang membutuhkan perlindungan agar kondusif menjemput cita-citanya," katanya. 


Jasra menyebut, tidak pada tempatnya mewariskan kekerasan, karena seharusnya setiap anak dalam kondisi apapun orangtuanya, memiliki harapan yang sama untuk tumbuh dan berkembang lebih baik, bukan di tempat kan dalam situasi yang buruk, seperti stigma. Juga mendapatkan informasi yang layak, yang memberi motivasi tumbuh kembang prestasinya. Bukan menjadi ajang dendam antar generasi supporter, yang tentu sangat tidak diinginkan buat iklim sepakbola kita ke depan.


Tokoh muda asal Pasaman Barat itu mengajak, mari membalikkan momentum ini menjadi harapan anak-anak pecinta sepakbola Indonesia. Apalagi tanggal 23 Juli menjadi Hari Anak Nasional, yang menjadi momentum semua supporter untuk mendukung perlindungan anak Indonesia termasuk di dunia sepakbola. 


Supporter olahraga Indonesia, imbuhnya, adalah supporter terbesar di banding olahraga apapun, kepadanya tentu kita berharap besar penyelenggaraan perlindungan anak semakin maju terutama untuk anak anak yang sedang mengejar mimpinya menjadi pemain sepakbola. Mereka punya hak yang sama di Hari Anak Nasional ini untuk di beri harapan para supporter sepakbola mewujudkan mimpinya.


"Untuk diketahui, Presiden Republik Indonesia baru menandatangani Strategi Nasional Penghapusan Kekerasan Terhadap Anak pada Peraturan Presiden Nomor 101 Tahun 2022 pada 15 Juli 2022 yang diharapkan jadi kado terindah anak Indonesia bebas dari kekerasan. Yang di dalamnya mensyaratkan peran aktif kita semua, yang salah satu strateginya mensyaratkan pada pasal 4 point b tentang mengatasi faktor sosial budaya yang membenarkan digunakannya kekerasan, serta memperkuat nilai dan norma yang mendukung perlindungan dari segala bentuk Kekerasan terhadap Anak," sebutnya.


Menurut Jasra, kekerasan yang dimaksud dalam aturan ini adalah Setiap perbuatan terhadap Anak yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan fisik, psikis, seksual dan atau penelantaran, termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum.


BACA JUGASepakbola Indonesia Diharap Jauh dari Kekerasan


Artinya, kata dia, mari kesempatan jelang Hari Anak Nasional kita kembali komitmen bersama dalam Gerakan Mengurangi Ancaman di Sekitar Anak.  Agar ia dapat menjadi pecinta sepakbola sejati yang berjuang untuk kita semua.(mus)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad