Duka Mendalam untuk Keluarga Sepakbola Indonesia - Potret Kita | Ini Beda

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

02 Oktober 2022

Duka Mendalam untuk Keluarga Sepakbola Indonesia


JAKARTA, POTRETKITA.netKomisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), menyampaikan duka mendalam atas peristiwa 129 orang meninggal dunia dan 180 orang dalam perawatan intensif.

 

“Kita berbelasungkawa. Selain yang sudah terdata, tidak menutup kemungkinan korban akan terus bertambah, pasca pelaksanaan pertandingan Liga 1 antara Arema FC versus Persebaya yang berlangsung malam tadi,” kata Komisioner KPAI Dr. Jasra Putra, M.Pd, Ahad (2/10), di Jakarta.

 

Beredarnya foto, video tentang situasi anak-anak di tengah lautan massa tak terkendali, bersama orang tua mereka, ada yang digandeng, digendong, dengan paparan pemukulan, kekerasan, teriakan teriakan, perihnya asap gas air mata, massa yang panik, melawan arus massa demi mencari selamat.

 

Namun ternyata, ujarnya, peristiwa itu tidak hanya terjadi, di stadion tapi juga di luar stadion. Dalam rangka mencari akses menyelamatkan diri. Tentunya pasca kejadian tersebut, sebut Jasra, akan membawa dampak kejiwaan yang berat bagi anak.

 

“Apalagi bila disertai peristiwa terpisah dengan orang tua, kehilangan orang tua, atau kehilangan saudaranya. KPAI berharap semua fokus pada pelayanan korban yang maksimal, baik yang masih hidup maupun telah meninggal,” ujar Jasra yang membidang Divisi Pengawasan, Monitoring, dan Evaluasi (Wasmonev) KPAI itu.

 

Menurutnya, lembaga layanan yang tersedia, bisa jemput bola, untuk menolong situasi anak  dan keluarga, yang masih perawatan, agar segera bisa di dampingi dan direspon baik, dalam rangka mengurangi hal yang lebih buruk dihadapi anak.

 

Tokoh muda asal Pasaman Barat itu menegaskan, panitia dapat memberikan data kepada para petugas yang merespon situasi darurat disana, agar bisa dirintis pusat informasi crisis center dalam penelusuran pencarian korban dan data keluarga, menerima laporan keluarga korban, menerima anak-anak yang mungkin terpisah dari keluarga, anak anak yang ditinggal ortu karena meninggal.

 

“Sepakbola adalah tontonan keluarga, untuk itu penting menghadirkan sepakbola yang ramah anak. Karena anak masuk di acara dengan sebutan supporter, tentu ada perlakuan khusus, seperti edukasi, mitigasi dan pengurangan resiko bagi orang tua yang membawa anak di stadion,” jelasnya.

 

 

Tentu mereka tidak siap, kata Jasra, jika tiba-tiba harus berhadapan dengan gas air mata dan kekerasan. Lain hal dengan mereka yang biasa berdemonstrasi, menurutnya, tentu telah mempersiapkan diri ketika banyak gas air mata.

 

Bagi KPAI, saat ini mari bergerak dengan maksimal untuk para korban, sepakbola adalah keluarga, tontonan keluarga, jiwa keluarga, sehingga dalam peristiwa ini, kekeluargaan dalam sepakbola jangan hilang, saatnya terpanggil sebagai keluarga sepakbola, membantu para korban dan mengurangi beban penderitaan.(mus)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad