Korban Gempa Cianjur Berbondong-bondong ke Batalyon Rider - Potret Kita | Ini Beda

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

08 Desember 2022

Korban Gempa Cianjur Berbondong-bondong ke Batalyon Rider

CIANJUR, potretkita.net - Ribuan warga Kabupaten Ciajur, termasuk yang bermukim di pedesaan, berbondong-bondong mendatangi Batalyon Rider 300 Cianjur.


Sejak pukul 05.00 WIB, Kamis (8/12), mereka sudah bertolak dari desa. Banyak di antaranya yang menggunakan jasa angkutan kota.

PRESIDEN MENINJAU RUMAH CONTOH TAHAN GEMPA.(setkab.go.d.

Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, Ph.D. dalam rilisnya pada laman resmi bnpb.go.id, menginformasikan, ada sekitar empat ribu warga terdampak gempak bumi Magnitudo 5,6 itu menerima bantuan dari Presiden RI Joko Widodo, yang prosesi penyerahannya dilakukan di markas tentara itu.


Warga yang sejak pagi bertolak dari kediaman masing-masing, setibanya di markas Batalyon Rider 300, langsung merapatkan barisan dan masuk antrian dengan tertib menuju kawasan di belakang kompleks. Antrean tampak teratur mengular dari halaman depan hingga memasuki area belakang kompleks.


Ihwal kehadiran warga terdampak itu adalah untuk menghadiri undangan khusus dari Presiden Joko Widodo, yang dilaksanakan di Markas Batalyon Rider 300. Presiden menyerahkan bantuan berupa dana stimulan kepada warga pemilik rumah yang mengalami kerusakan akibat gempabumi, maupun yang menjadi korban jiwa.


Kepala Desa Ciherang, Kecamatan Pacet, Acep Haryadi mengatakan, bantuan dana stimulan itu merupakan wujud respon cepat tanggap Presiden kepada warga terdampak. Acep mengatakan, sejak diguncang gempabumi, Presiden sudah tiga kali mengunjungi Cianjur memberikan harapan pasti. “Ini luar biasa. Ini adalah wujud gerak cepat Presiden. Presiden sudah tiga kali ke sini,” jelas Acep.


Desa Ciherang, menurut Acep, merupakan wilayah yang terdampak gempabumi cukup parah. Ada delapan warga Acep yang menjadi korban gempabumi. Dari hasil verifikasi, ada sebanyak 2.979 rumah rusak di Desa Ciherang. “Korbannya delapan orang. Rusak ada 2.979 rumah. Yang 1.003 rusak berat, kemudian 895 rusak sedang dan 1.081 rusak ringan,” jelas Acep.


Selain penyerahan Dana Stimulan, Presiden Joko Widodo yang akan didampingi oleh Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto juga diagendakan meninjau pembangunan contoh Rumah Tahan Gempa, mengunjungi SD Negeri 1 Sukamaju untuk meninjau kerusakan dan menyerahkan bantuan.


Presiden menyampaikan harapan, seiring dengan direalisasikannya dana stimulan itu, agar warga bisa segera memulai pembangunan rumahnya dengan pembersihan puing-puing bangunan.


“Titipan saya agar pembangunannya segera dimulai, rumah-rumah yang runtuh segera dibersihkan dari puing-puing. Batu batanya yang bisa dipakai dibersihkan dipakai lagi. Kayunya yang bisa dipakai juga agar bisa dipakai lagi,” ungkap Presiden, sebagaimana dirilis laman setkab.go.id.


Pada penyerahan bantuan tahap pertama tersebut, diserahkan sekitar 8.100 bantuan bagi warga yang rumahnya rusak akibat gempa. Presiden mengatakan bahwa pemerintah akan menambah nilai bantuan bagi warga berdasarkan tingkat kerusakan rumahnya masing-masing menjadi Rp60 juta, Rp30 juta, dan Rp15 juta.


“Tadi malam hitung-hitung lagi, tadi pagi saya sudah juga menyampaikan ke Menteri Keuangan, ada uang atau tidak? Ternyata ada sedikit sehingga saya putuskan yang Rp50 juta akan menjadi Rp60 juta, yang Rp25 juta akan menjadi Rp30 juta, yang Rp10 juta akan menjadi Rp15 juta,” ujarnya.


Presiden menjelaskan, uang bantuan tersebut nantinya bisa diambil oleh warga secara bertahap, tidak secara sekaligus. Mekanisme tersebut dilakukan agar uang bantuan betul-betul bisa dimanfaatkan masyarakat 100 persen untuk pembangunan rumahnya dan bukan digunakan untuk kepentingan lainnya.


“Pengalaman kita di provinsi yang lain, diberikan semua, diambil semua, tidak jadi barang, tidak jadi rumah. Ada yang justru jadi sepeda motor. Oleh sebab itu jangan kejadian itu di Cugenang, di Cianjur. Uang yang sudah diberikan agar 100 persen dipakai untuk perbaikan rumah yang kita miliki,” jelasnya.


CONTOH

Selain menyerahkan bantuan secara simbolis, dalam agenda kunjungan di Cianjur itu, presiden juga meninjau rumah contoh tahan gempa di Yonif Raider 300, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat, pada Kamis (08/12/2022).


Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto menjelaskan bahwa rumah contoh tersebut merupakan salah satu skema untuk perbaikan rumah warga terdampak gempa Cianjur.


“Ada dua skema, yang pertama kalau memang yang punya rumah itu mampu dia bisa mengerjakan sendiri dan didampingi supaya rumah yang diperbaiki tetap tahan gempa. Yang kedua, kalau ingin menyerahkan kepada pemerintah nanti ada TNI dan pihak ketiga, ada rumah contoh, beberapa rumah contoh sudah dibangun dan nanti yang akan dilihat Bapak Presiden di Yonif 300 Raider,” ujar Kepala BNPB dalam keterangan terpisah.


Rumah contoh tahan gempa tersebut memiliki spesifikasi berupa pondasi lajur batu kali dengan struktur baja CNP dibungkus mortar. Dindingnya menggunakan bata ringan yang diaci serta dicat. Kusen dan rangka atapnya memakai baja ringan.


Sebelumnya, rumah tersebut pernah dibangun sebagai hunian tetap tahan gempa di Kabupaten Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan.


Kepala BNPB menjelaskan bahwa pencairan bantuan bagi perbaikan rumah warga yang rusak akibat gempa diperkirakan akan terbagi dalam lima tahap. Ia pun berharap seluruh rumah warga sudah selesai diperbaiki pada Juni-Juli 2023.


“Kami perkirakan sampai lima tahap ini, secara terus-menerus kita akan data sampai betul-betul by name by address jelas. Ini anggarannya akan terus kita ajukan ke Kementerian Keuangan untuk diberikan ke masyarakat. BNPB sudah membuat timeline pelaksanaan rehab rumah terdampak ini, khususnya untuk masyarakat. Harapan kami di Juni atau Juli 2023 ini semuanya sudah selesai diperbaiki,” jelas Suharyanto.


Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam peninjauan tersebut yaitu Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Kepala BNPB Suharyanto, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Dwikorita Karnawati, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, dan Bupati Cianjur Herman Suherman. (*/mus)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad