Kenapa Kita Harus Bermuhammadiyah? - Potret Kita | Ini Beda

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

15 Januari 2023

Kenapa Kita Harus Bermuhammadiyah?

Oleh H. Talkisman Tanjung

(Pimpinan Muhammadiyah di Cabang Batahan, Mandailing Natal)


OPINI, potretkita.net - Bila dilihat secara idiologis, paling tidak ada dua alasan, kenapa kita harus bermuhammadiyah, yaitu:


1. Karena Muhammadiyah itu senantiasa mengajak kita untuk berittiba' kepada Rasulullah SAW. Sesuai dengan namanya "muhammad" + "ya nisbah" yang berarti menisbahkan diri kepada Muhammad SAW. Perintah untuk berittiba' kepada Nabi Muhammad SAW tersebut dinukilkan oleh Allah SWT di dalam Al-Quran, Surat Ali Imran ayat 31 dan 32, yang artinya :


"Viralkanlah hai Muhammad : jika ada kalian mencintai Allah, maka berittiba'lah (ikutilah) kepadaku, niscaya Allah akan membalas cinta kalian, dan Allah akan mengampuni dosa dosa kalian, sesungguhnya Allah maha pengampun dan maha penyayang. 


Viralkanlah hai muhammad : Ta'atlah kepada Allah dan Rasul, jika kalian berpaling, maka sesungguhnya Allah SWT tidak mencintai orang orang yang ingkar (kafir)".


Ketika kita mengikuti Rasul, maka kita akan menjadi pengikut Muhammad SAW, yang dalam bahasa Arabnya : محمدية (pengikut Muhammad). Dengan demikian ayat 31 tersebut menyatakan dengan tegas bahwa, jika kalian benar benar mencintai Allah, maka hendaklah kalian menjadi Muhammadiyah (menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW).

 

Namun jika kalian tidak mau menjadi Muhammadiyah, artinya berpaling, konsekwensi logisnya Allah SWT tidak akan pernah mencintai kalian (yang pada waktu  tidak mau itu disitilahkan oleh Al-Quran dengan kosa kata "kafir"). 

 

Sebagaimana diketahui bahwa Allah SWT itu senantiasa akan memberikan sesustu yang lebih dari apa yang dilakukan hamba ini, disa'at kita hanya mencintai Allah, maka Allah tidak aejedar nembalas cinta kita, tetapi Allah juga akan memberikan keampunan atas dosa-dosa kita. 


Kemudian alasan kedua, kenapa kita harus bermuhammadiyah ? Jawabannya adalah karena muhammadiyah merupakan bentuk nyata dari perintah Allah agar mendirikan organisasi (امة) untuk menyelenggarakan sebuah agenda besar yang tidak mungkin bisa dilaksanakan secara individual.


Hal itu dinukilkan oleh Allah didalam Surat Ali Imran ayat 104, artinya : "Dan dirikanlah di tengah komunitas kalian sebuah organisasi (ummah) yang relatif terorganisir, dengan mengemban tugas (menjalankan program) yaitu ; mengajak semua oranh untuk masuk kedalam Islam, setelah itu perintahkan kepada mereka untuk melaksanakan syari'at Islam, dan larang (cegah)mereka dari kemungkaran, kema'shiyatan. Sehingga kalian menjadi pemenang". 


Jadi bentuk ril dari perintah Allah di dalam ayat ini adalah mendirikan sebuah organisasi yang terorganisir, memiliki program kerja yang sifatnya universal dan holistik, menggunakan berbagai metode yang mengedepankan kebijaksanaan, sistematis dan tuntas. Jika semua itu terwujud, maka Allah SWT pasti memberikan kemenangan kepada kita.


Di dalam Sabdanya Rasululullah SAW memberikan solusi dan tahapan dalm mencegah/melarang kemungkaran diatas dunia ini, yaitu :


1. Dengan "tangan"(بيده). Tangan dalam konteks hadits ini diterjemahkan berupa kekuasaan, kekayaan, pengaruh, kharisma, ilmu dan sebagainya. 


2. Namun jika semua itu tidak kita miliki, Rasulullah SAW memberikan tahapan dibawahnya yaitu dengan " lisan "(بالسان), yakni dengan pendekatan komunikasi yang apik, dengan media sosial yang santun dan berakhlaq, dan sebagainya. Tetapi jika dengan tahapan kedua ini juga tidak kita miliki atau tidak kita kuasai, maka ada tahapan yang ketiga yaitu : "dengan hati"(فبقلبه), yaitu dengan hati.


Maksudnya, hati kita harus dikondisikan benar-benar dalam kondisi yang membenci dan tidak menyikai berbagai kemungkaran tersebut, artinya ada upaya aktif untuk membencinya yakni dengan menjauhi kemungkaran yang ada. Akan tetapi kata Rasulullah tahapan yang ketiga ini adalah yang paling rendah dan menunjukkan rendahnya iman kita sehingga tidak bisa bereaksi terhadap kemungkaran-kemungkaran yang selalu dipertontonkan dihadapan kita.  


Dengan demikian posisi اضعاف الاءيمان itu masih bisa selamat, karena masih dalam konteks metode yang ditawari okeh Rasulullah SAW. Yang menjadi petsoalan adalah justru pada sa'at ini posisi kita ummat Islam tidak menggunakan metode-metode yang dibetikan Rasulullah SAW, bahkan dengan metode yang ketiga pun tidak, yaitu dengan membenci berbagai kemungkaran, dan malah masa bodoh atau membiarkan kemungkaran itu eksis di dunia maya dan nyata.


Na'uudzubillah. Itulah sebabnya kondisi ummat Islam tetap dalam kondisi lemah dan terhina, wallaahu a'lam.***

ARTIKEL lainnya dari Talkisman Muhammadiyah Cerahkan Bangsa dan Semesta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad