Terong Melemah Hingga 30 Persen - Potret Kita | Ini Beda

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

12 Februari 2022

Terong Melemah Hingga 30 Persen

PADANG PANJANG, POTRETKITA.net -- Nilai jual berbagai komoditas di Pasar Padang Panjang berfluktuatif sepanjang Pekan II Februari 2022. Hanya harga terong yang melemah hingga 30 persen dari sebelumnya.



Kabag Perekonomian Setdako Padang Panjang, Provinsi Sumatera Barat, Putra Dewangga, selaku sekretaris Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) menjelaskan, mayoritas fluktuasi harga berada di bawah 25 persen. Hanya terung yang menurun hingga 30 persen dari sebelumnya Rp10 ribu/kg menjadi Rp7.000/kg.


Selain itu, terdapat tiga komoditi yang mengalami fluktuasi antara 15 persen-25 pesen, yaitu cabai rawit yang turun sebesar 20,53 persen (dari Rp47.500/kg menjadi Rp37.750/kg), cabai merah naik sebesar 17,19 persen (dari Rp32 ribu/kg menjadi Rp37.500/kg), dan bawang merah yang naik sebesar 16,67 persen (dari Rp30 ribu/kg menjadi Rp35 ribu/kg).

 

“Kenaikan harga yang cukup besar terjadi pada cabai merah dan bawang merah. Ini mulai menjadi perhatian ke depannya, karena jika kenaikan tersebut berlanjut, maka dapat mempengaruhi daya beli masyarakat menjelang memasuki bulan Ramadhan pada awal April 2022,” tuturnya, sebagaimana dikutip dari siaran Dinas Kominfo Kota Padang Panjang.


Terkhusus untuk minyak goreng, Putra menyampaikan, pihaknya kembali melakukan pemantauan harga minyak goreng bersubsidi langsung ke lima minimarket/swalayan yang ada di Kota Padang Panjang.


Dari hasil pemantauan tersebut, pada minimarket AB Mart hanya tersedia satu merek minyak goreng premium dengan harga yang masih di atas HET (harga eceran tertinggi) dari Permendag No 6 Tahun 2022. Yaitu, Sari Murni dengan harga Rp 16.500/liter. Di Paris Swalayan, saat ini tersedia satu minyak goreng biasa bersubsidi merek Salvaco dengan harga Rp 14 ribu/liter.


Lalu, pada minimarket Arena, masih belum tersedia minyak goreng, baik bersubsidi maupun nonsubsidi karena stok habis. Sedangkan di minimarket Dilaraft Mart dan Azzura Mart, belum tersedia minyak goreng bersubsidi dari pemerintah, baik yang biasa maupun premium.


Dari hasil koordinasi dengan Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha, Kecil dan Menengah (Disperdakop UKM), sebut Putra, pada Pasar Pusat Padang Panjang di pagi hari hanya terdapat dua pedagang yang menjual minyak goreng sesuai dengan HET dan sekitar pukul 14.00 WIB sudah. “Mayoritas pedagang masih menjual minyak goreng dengan harga nonsubsidi dengan alasan untuk menghabiskan stok lama,” katanya.


TPID Kota Padang Panjang sudah melaporkan perkembangan kondisi minyak goreng di Kota Padang Panjang kepada TPID Sumatera Barat secara rutin dan meminta untuk mengadakan rapat khusus di tingkat provinsi untuk mencarikan solusi agar minyak goreng yang beredar di pasaran adalah minyak goreng bersubsidi dengan HET sesuai Permendag.


Putra berharap, kiranya persoalan ini dapat dibicarakan dalam rapat koordinasi pusat dan daerah TPID pada 14-15 Februari mendatang yang akan diselenggarakan secara daring dan dipimpin langsung oleh Presiden Joko Widodo.(*/mus)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad