Dai Bisa Frustasi tanpa Kecerdasan Sosial - Potret Kita | Ini Beda

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

09 Juni 2022

Dai Bisa Frustasi tanpa Kecerdasan Sosial

BUKITTINGGI, POTRETKITA.net - Dosen IAIN Bukittinggi H. Irwandi Nashir mengingatkan, selain harus menguasai materi yang akan disampaikan di hadapan jemaah, para dai juga harus memiliki berbagai keterampilan dan kecerdasan sosial. 

“Kesuksesan dalam dakwah sebagai upaya membuat perbaikan yang dilakukan oleh para dai dan penggerak ormas Islam, berbanding lurus dengan kecerdasan sosial yang mereka miliki.  Tanpa cerdas sosial, para dai bisa frustasi dalam berdakwah, yang berakibat melemah dan berhentinya aktivitas dakwah. Bahkan, kegiatan dakwah bisa menimbulkan masalah,” ujarnya kemarin, di Bukittinggi.

 


Irwandi menyebut, penekanan kepada para dari itu disampaikannya saat menjadi narasumber Kajian Bulanan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Bukittinggi. Kita tahu, sebutnya, selain berperan sebagai dai di mimbar dan podium, umumnya anggota dan pimpinan Muhammadiyah itu adalah dai di berbagai lini kehidupan.

 


Menyadari akan hal itu, sebutnya, kajian tentang segala sesuatu terkait dengan dakwah dan dai menjadi penting dan menarik, sehingga warga Muhammadiyah Kota Bukittinggi benar-benar bisa berperan sebagai pendakwah handal dan terampil, agar materi dakwah yang disampaikan dapat dicerna dengan baik oleh para audiens.

 


Menurutnya, para dai adalah ujian untuk orang yang diajaknya, termasuk bagi keluarganya sekalipun. Rasulullah  SAW, kata Irwandi, adalah ujian bagi umat manusia dari dulu hingga kini untuk menguji keimanan mereka.  Kita dapat mencermati kandungan Alquran Surah al-Furqan ayat 20 yang menyebut, nabi dan rasul adalah ujian bagi umatnya.

 


Dalam konteks yang lebih luas, tegasnya, kita menjadi ujian bagi sebagian manusia lainnya," terangnya pada kegiatan yang dilaksanakan, Ahad (5/6), di Masjid Al Huda, Jorong Baruah Nagari Padang Tarok, Kabupaten Agam.

 


“Agar sukses menghadapi ujian sosial itu, Alquran mengajarkan prinsip-prinsip penting yang dapat diimplementasikan dalam berbagai konteks. Prinsip-prinsip itu perlu digali, dipahami, dan diwujudkan dalam tindakan," katanya.

 


Paling tidak, sebut anggota PDM Kota Payakumbuh itu, ada tiga prinsip penting agar sukses sosial dapat diraih. Pertama, balas keburukan dengan kebaikan. Ini prinsip penting yang butuh perjuangan mewujudkannya.

 


Menurutnya, prinsip ini ada dapat dirujuk kepada Alquran seperti diabadikan dalam Surah Fush-Shilat ayat 34.  "Prinsip ini dapat diwujudkan jika setiap pribadi  punya kebiasan selalu bergerak secara proaktif untuk kebaikan dan selalu berorientasi pada tujuan akhir, yaitu mengajak kepada kemaslahatan," terangnya.

 


Prinsip kedua, lanjutnya, adalah memahami sebelum dipahami. Banyak hal yang harus dipahami oleh para dai dan pengurus Ormas Islam sebelum bisa dipahami oleh masyarakat.

 


"Karenanya, Rasulullah SAW mengingatkan agar  mendatangi manusia dengan cara yang mereka sukai untuk didatangi. Strategi untuk mengenalkan terlebih dahulu sebelum memberi beban dan bertahap dalam pembebanan adalah bentuk dari memahami orang lain yang diajarkan Islam agar kita bisa dipahami oleh orang lain," imbuhnya.

 


Prinsip ketiga, terang nya, yang tak kalah pentingnya adalah selalu bersinergi. "Untuk sebuah kemajuan, kita mesti mampu bersinergi dengan siapa saja selama di atas jalan kebaikan dan ketaqwaan," ungkapnya.

 


Irwandi menyatakan, pentingnya sinergi dalam dakwah mendapat disebut secara khusus dalam Alquran, tepatnya dalam surah Ash-Shaf, ayat 4," pungkasnya.(mus)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad