JAKARTA, POTRETKITA.net - Dua rangkaian gempa signifikan yang terjadi Ahad (11/9) pagi ini, dipicu aktivitas subduksi lempenfg di zona Megathrusr Mentawai-Siberut.
Plt. Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dr. Daryono menjelaskan, dengan mekanisme sumber pergeseran naik, maka pembangkit gempa Siberut Mag.6,2 adalah aktivitas subduksi lempeng (megathrust).
Dampak guncangan di Sagulubeg Siberut Barat mencapai IV-V MM. Hingga saat ini blm ada laporan kerusakan.
Guncangannya di Siberut Utara terasa pada skala V MMI, yaitu getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan barang besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.
Guncangan IV-V MMI dirasakan di Sagulubeg, Siberut Barat, Sikabaluan, dan Tua Pejat. Pada guncangan skala IV MMI pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela danpintu berderik dan dinding berbunyi.
Masyarakat Padang, Padang Panjang, Painan, dan Pasaman Barat merasakan gempa ini pada III-IV MMI. Guncangan gempa III MMI merupakan getaran yang dirasakan nyata dalam rumah, dan terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.
Sebelumnya diberitakan, gempa pertama terjadi pada pukul 06.10 WIB dengan magnitudo 6,1. Lokasinya berada pada koordinat 1,18 derakat Lintang Selatan (LS); 98,53 derajat Bujur Timur (BT), berjarak 147 kilometer barat laut Kepulauan Mentawai, pada kedalaman sepuluh kilometer.
Sedangkan gempa kedua terjadi pada pukul 06.24 WIB dengan magnitudo 5,4. Koordinatnya berada pada 1,25 LS; 98,49 BT, 146 kilometer barat laut Kepulauan Mentawai pada kedalaman sebelas kilometer.(mus)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar