TANAH DATAR, potretkita.net - Bila dibanding dengan tahun 2022 yang berada pada posisi 21,5 persen, angka kasus stunting turun menjadi 18,9 pada awal 2023 ini. Stunting merupakan kasus kurang gizi pada balita yang berdampak terhadap pertumbuhan fisiknya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Datar Yesrita Zedrianis menjelaskan, informasi terjadinya penurunan angka kasus stunting itu didapat berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI).
"Turunnya kasus stunting tersebut tidak terlepas dari kerja keras semua pihak yang telah peduli terhadap penanganan stunting, serta juga tidak terlepas dari meningkatnya kesadaran orang tua dalam memberikan asupan gizi seimbang pada balita dan ibu hamil," ujarnya.
Alhamdulillah, tambahnya, hasil Survei SSGI ayang dikeluarkan pada Januari beberapa waktu lalu angka kasus stunting di Tanah Datar menurun dari 21,5 persen menjadi 18,9 persen.
Yesrita juga menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua unsur yang telah bekerjasama dalam penurunan stunting. "Terimakasih, ini tidak terlepas dari kerjasama kita. Sehingga kasus stunting bisa kita turunkan," ucapnya.
Menurutnya, di dalam upaya penurunan kasus stunting Pemkab Tanah Datar telah membentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) pada tahun 2022 yang dikukuhkan langsung oleh bupati Tanah Datar.
Pemkab Tanah Datar juga menjalin kerjasama dengan Badan Amil Zakat (BAZNas), baik berupa bantuan makanan dalam pemenuhan gizi maupun dengan menjadi bapak asuh.
Pendekatan intensif lainnya, kata dia, juga dilakukan Dinas Kesehatan Tanah Datar melalui puskesmas di masing-masing kecamatan seperti sosialisasi ke sekolah-sekolah berupa aksi bergizi di sekolah, serta mengimbau dan menjadwalkan konsumsi tablet tambah darah untuk remaja putri.
Terkait target penurunan angka penurunan pada 2024, ia optimis target penurunan angka tersebut tercapai 14 persen pada tahun 2024.(kominfotd; ed. mus)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar