AGAM, potretkita.net - Muhammadiyah Daerah Kabupaten Agam, Sabtu (25/2/2023), menggelar Musyawarah Daerah (Musyda) ke-14 bertempat di Aula Rumah Bupati Kabupaten Agam, di Lubukbasung.
Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sumbar Buya Dr. Bakhtiar, M.Ag. dalam pengarahannya menyampaikan, Musyda adalah merupakan pintu gerbang untuk melakukan evaluasi untuk bergerak lebih maju lagi. Muhammadiyah di Kabupaten Agam ke depan, katanya, harus bergerak terus mengejar ketertinggalan ini.
Menurutnya, ada empat hal yang menjadi prioritas PWM Sumbar ke depan, yaitu:
1. Penguatan ideologi dan kepemimpinan serta konsolidasi organisasi.
2. Penguatan ekonomi persyarikatan, dengan memaksimalkan aset-aset Muhammadiyah, baik aset yang bergerak maupun yang tidak bergerak
3. Memajukan lembaga pendidikan Muhammadiyah yang jumlahnya cukup banyak
4. Memperkuat peran politik Muhammadiyah dengan mendorong dan mendukung kader-kader Muhammadiyah yang akan maju menjadi legeslatif dan eksekutif.
PWM Sumbar hadir pada musyda itu hampir full team. Selain ketua, juga hadir Sekretaris Drs. H. Apris, MM, Bendahara Muhammad Najmi, bebera Wakil Ketua: Yosmeri Yusuf, Marhadi Efendi, Ismail Novel, serta Sekretaris Majlis MPK SDI Jon Misfar.
Selain itu hadir pula Ketua Pimwil Tapak Suci Putra Muhammadiyah Sumbar Ustad Jel Fathullahserta beberapa undangan lainnya.
Sementara itu, Ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Sumbar Dr. Syuraini, dalam arahannya pada Musyda Aisyiyah yang pelaksanaannya bersamaan degan Muhammadiyah menegaskan, Pendiri Muhammadiyah KH. Ahmad Dahlan telah berjasa mengangkat harkat dan martabat kaum perempuan Indonesia, sehingga mendapat posisi yg mulia dan terhormat.
Menurutnya, hal tersebut tercermin dari gerakan dan kiprah dengan melalui misi yang dijalankan oleh Aisyiyah sebagai organisasi otonom Muhammadiyah.
Lebih lanjut dikatakan, oleh sebab itu semua pimpin dan kader Aisyiyah di Kabupaten Agam harus dapat meneruskan gerak dan langkah mulia tersebut melalui program-program yang akan dirumuskan dalam Musyda ini.
Selanjutnya dikatakan, bahwa dalam memilih pimpinan haruslah sesuai dengan aturan, jangan sampai keluar dari ketentuan yang ada.
"Kader Pimpinan tidak boleh menolak dan tidak boleh meminta. Karena pimpinan itu amanah, kalau menolak berarti menolak amanah, itu bukan tipe kader Muhammadiyah. Kalau memintak berarti memintak amanah, dalam Muhammadiyah memintak jadi pimpinan tidak terpuji," katanya.(apris)
BERITA TERKAIT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar