104 Tahun Masjid Jamik Sungaijambu Merangkai Kekhusyukan Ibadah Umat - Potret Kita | Ini Beda

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

07 April 2022

104 Tahun Masjid Jamik Sungaijambu Merangkai Kekhusyukan Ibadah Umat

TANAH DATAR, POTRETKITA.net – Kabut menyungkupi hampir seluruh negeri. Udara dingin kian menusuk tulang, seiring perjalanan waktu. Bergantinya siang dan malam.

foto wikimedia.org

Angin malam pun bertiup kencang. Kendati demikian, kondisi alam itu tidak menyurut langkah warga menuju masjid, menunaikan ibadah kepada Allah dengan penuh kekhusyukan.


Begitulah yang terjadi sejak 1918 silam. Satu abad lebih empat tahun. Sampai kini. Masyarakat Jorong Sungaijambu, Nagari Sungaijambu, Kecamatan Pariangan, secara turun-temurun senantiasa setia memakmurkan Masjid Jamik yang terletak di kawasan pemukiman.


Posisi geografis nagari itu memang beda dari kebanyakan nagari di Luak Nan Tuo. Terletak di ketinggian Gunung Marapi. Wajar, bila suhu di salah satu nagari tertua di Minangkabau tersebut terasa sejuk, kendati sesekali terasa amat dingin. Kampung tua itu kerap tersungkup kabut.


Alam tidak menjadi alasan bagi warga untuk tidak ke masjid. Selain menunaikan shalat wajib lima waktu, shalat jumat, dan belajar mengaji, masjid tersebut sarat dengan kegiatan keumatan. Sejak dulu hingga kini.


Pengurus Masjid Setrial Dt. Tan Kali bercerita, sejak 1918 hingga saat ini, masjid tersebut telah mengalami beberapa kali rehabilitasi dan renovasi. Kendati kini sudah terlihat megah dan menjadi destinasi para penghobi fotografi, namun pengurus terus berupaya menyempurnakan bangunan fisik masjid, sejalan dengan usaha-usaha memakmurkannya.


‘’Sebenarnya masjid ini sudah berdiri sebelum 1918. Sampai dengan tahun 1936 bangunannya masih sederhana dengan menggunakan atap ijuk. Tapi kemudian oleh masyarakat direhab menjadi semi permanen dan bertahan hingga 1988. Lalu direhab lagi jadi permanen pada 1988 itu yang bertahan sampai dengan tahun 2019. Kini sudah megah, tapi kita terus mengupayakan renovasi,’’ jelas Dt. Tan Kali.


Di masjid inilah warga merangkai kekhusyukan dalam menghambakan diri kepada Yang Maha Kuasa. Di masjid ini pula beragam kegiatan keumatan diselenggarakan.  Sedikitnya tercatat 15 kegiatan strategis, di luar ibadah wajib shalat berjamaah, Shalat Jumat, dan shalat id yang terkait erat dengan agenda memakmurkan masjid.


Kegiatan itu adalah memberi santunan dua kali setahun kepada anak-anak yatim sejak 1975, menjadi Unit Pengumpul Zakat (UPZ) sekaligus mendistribusikan kepada yang berhak menerima, menyelenggarakan ibadah qurban yang pada Idul Adha tahun kemarin mencapai 20 ekor sapi, dan mengelola perpustakaan masjid sejak 2010. Perpustakaan masjid itu, pada 2013 silam berhasil meraih Juara I Perpustakaan Masjid Terbaik Tingkat Provinsi Sumatera Barat.


Kegiatan lain adalah menyelenggarakan Pondok Belajar Alquran sejak 2010, mengelola Balai Kesehatan Masjid, menjadi tuan rumah kegiatan BKMT sejak 2003 yang hingga kini sudah terselenggara sebanyak tujuh kali. ‘’Kegiatan BKMT yang baru saja diselenggarakan di sini merupakan putaran 572,’’ jelasnya.


Masjid ini juga mengelola Taman Kanak-kanak (TK) sejak 1959, melaksanakan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), kegiatan tabligh rutin berbentuk wirid mingguan, wirid subuh, dan tadarus. Seterusnya, mengelola Lembaga Didikan Subuh sejak 2004, remaja masjid, kegiatan sosial, koperasi, dan pendidikan lainnya.


Kesungguhan pengurus yang didukung masyarakat, baik yang bermukim di kampung halaman maupun perantauan, menghantarkan masjid ini meraih banyak prestasi.


Selain terbaik dalam pengelolaan perpustakaan, sederetan prestasi juga pernah diraih, yakni juara I Masjid Teladan Tingkat Kabupaten Tanah Datar Tahun 2011, Juara I Masjid Teladan Tingkat Provinsi Sumatera Barat (2012), dan Juara I Masjid Paripurna Berwawasan Lingkungan pada tahun 2012 di tingkat provinsi dan nasional.


‘’Masjid Jamik yang megah ini memang sudah berhasil menjadi pusat kegiatan umat. Tidak menutup kemungkinan, masjid ini dikembangkan sebagai destinasi wisata dakwah,’’ komentar Kepala Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan (Baperlitbang) Kabupaten Tanah Datar Dr. Alfian Jamrah, Rabu (6/4/2022) malam, saat mengunjungi masjid tersebut.


Wakil Bupati Tanah Datar Richi Aprian pun mengakui, prestasi yang diraih masjid itu, seharusnya menjadi contoh bagi masjid-masjid lainnya di daerah berjuluk Luak Nan Tuo tersebut. Saat menjadi sekretaris Ikatan Keluarga Rao-rao Jakarta, Richi menyebut, sudah menjadikan masjid ini sebagai referensi.


‘’Pengurus Masjid Rao-rao sudah pernah kami tugaskan melakukan studi banding ke sini. Banyak hal yang bisa dipetik. Referensi yang diperoleh dari Masjid Jamik Sungaijambu, banyak yang dirujuk dalam mengelola masjid di Rao-rao hingga saat ini,’’ katanya.


Kendati sudah merangkai berbagai prestasi, namun wabup meminta agar apa yang telah dicapai selama ini bisa dipertahankan, dan terus ditingkatkan di masa-masa mendatang. Wabup juga meminta masjid tetap buka 24 jam, tapi dengan agenda dan kegiatan yang jelas.


‘’Jangan sekadar buka 24 jam saja, nanti malah kotak infak yang hilang. Rumuskanlah kegiatan-kegiatan positif, mengikutsertakan semua elemen yang ada di tengah-tengah masyarakat,’’ tuturnya.(musriadi musanif)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad